Part 15

45 3 0
                                    

POV Gading

Sungguh kedatangan Ratna membuat kehidupanku menjadi tidak tenang. Bagaimana bisa mama mengusulkan hal yang tak mungkin bisa aku lakukan. Menikah lagi? Apa mama tidak berfikir itu bisa merusak rumah tanggaku dengan Riana, itu akan melukai hatinya, sungguh ini benar-benar gila.

Dulu mama sangat menyukai Riana, apalagi Riana telah berkorban cukup banyak untuk mengikutiku ke Jakarta dan mengabdi sebagai istriku. Namun entah semenjak mama mengikuti acara arisan bersama teman-temannya, yang selalu bercerita tentang cucu-cucu mereka, mama jadi berubah pada Riana. Entah mama dirongrong rasa iri, atau hasutan entah dri siapa. Namun tiba-tiba ia mengusulkan untuk aku menikah lagi.

"Udah sepuluh tahun loh Ding, dan Riana belum hamil-hamil. Jangan-jangan istrimu itu memang tidak bisa punya anak"

Aku yang mendengar perkataaan mama, sontak memandangnya dengan pandangan tajam "Maa" Sentakku.

Kepalau menggeleng, Ya Tuhan , aku mencoba menghela nafas. Inilah hal yang paling tak ku suka. Mama mulai menghina Riana dan ia akan berkata tidak-tidak tentangnya. Mama tak pernah tahu bagaima Riana juga sangat ingin memiliki anak, berapa banyak usaha yang telah ia lakukan agar bisa mengandung. Namun memang Tuhan belum meberikan kami kepercayaan. Dan aku tak mempermasalahkannya juga.

"Aku ngga suka ya ma, mama bicara seperti itu" Ungkapku penuh kecewa.

"Belum hamil bukan berarti tidak bisa ma, tapi mungkin Tuhan masih ingin melihat usaha kami. Kami berduapun dinyatakan sehat dan Riana masih bisa mengandung, Namun jika sampai saat ini belum dikasih, kami akan terus berusaha"

Lirikan tak suka mama tunjukkan padaku karena ia kira aku membela Riana, namun aku tak peduli, bukankah ini sudah menjadi tugasku.

"Bela aja terus Riana, Kamu tuh udah kayak suami takut istri" Ucap mami menyindirku. Aku tahu ia tersinggung dengan kalimatku. Namun aku rasa tak ada yang salah dari apa yang aku katakan.

"Aku ngga takut dia Ma, namun ini sudah menjadi kewajibanku untuk membela istriku, Ia saat ini tanggung jawab yang langsung ku ambil dari ayahnya. Apalagi Riana sudah begitu banyak berkorban untukku"

"Alasan aja kami tuh. Bilang aja kamu itu cinta mati sama dia. Kamu takutkan ditinggal oleh Riana" Ejek mama. "Udahlah pokoknya mama tetap ingin kamu menikah lagi, nanti mama akan carikan calon yang mama tahu akan kamu suka" Ucap mami dengan senyum cerah.

Mendengar perkataan mama, aku mengerutkan kening. Apa maksudnya?. Sungguh tak ada wanita yang begitu istimewa lebih dari Riana.

"Pokoknya kamu tunggu saja, mami akan membawa perempuan itu ke rumah ini" Ucap mama yakin.

"Maaaa" sentakku reflek ketika mengetahui niat mama. Bagaimana bisa ia akan membawa perempuan lain ke rumah ini, sedangkan Masih ada Riana disini. Aku sungguh tidak mengerti Jalan fikiran mama, apa sedikitpun ia tak kasihan kepada Riana.

"Mama tahu Ding, sebelum dengan Riana, kamu dulu jatuh cinta pada Ratna kan" Ucap mami tersenyum puas melihatku diam membeku.

Bagaimana bisa mama mengetahui hal ini, padahal ku kiran tak ada yang mengetahuinya, apa wannita yang mama maksud adalah Ratna. Tidak Mungkin.

" Mama yakin kamu pasti akan sulit menolak, kamu harus mengikuti keinginan mama, atau kamu akan jadi anak durhaka" Ucap mama final. Tak memberikan waktu untuk menyanggah ucapannya. Sungguh aku tak menduga maama mengatahui hal itu. Bagaimana ini?,,, bagaimana dengan Riana nanti.

"Riana...." Ucapku lirih, rasanya aku telah menyakitinya, dan hatiku ikut tersakiti.

.

Jangan Lupa Like dan Comment ya, Thanksss.

.

.

Cinta Yang (Tak) TerbagiWhere stories live. Discover now