3

133 8 2
                                        

.1.6.24









.











.











.











.

Kurang lebih satu minggu Anna bekerja di sana, sedikit demi sedikit Anna mulai terbiasa dengan sikap ketus dan dingin milik Chris. Baginya itu mungkin cobaan orang yang sedang cari nafkah. Ada saja masalah yang ditimbulkan. Tapi bukan masalah yang terlalu serius. Ini hanya tentang sifat bos nya saja yang terlalu amat sombong. Anna hanya perlu memahami pria itu sedemikian rupa agar betah bekerja dan menghasilkan banyak uang.







Saat Anna sedang sibuk membuat makan siang di dapur. Dia dikejutkan oleh kehadiran sosok rupawan yang belum ia lihat sebelum nya.








"Haiiii..., apakah kamu pekerja baru di sini? Seperti nya kita belum pernah bertemu." sapa sosok itu mendekati Anna yang masih menumis daging sapi permintaan Chris.










"Eh.., Benar, tuan. Saya Anna, art baru." jawab Anna membalas sapaan ramah itu.






"Oh.., begitu. Berapa umur mu, Anna?" tanya orang itu lagi.






"Dua puluh empat tahun, tuan."








"Wow..., ternyata kita seumuran. Panggil aku Lino saja, tidak usah ada tuan nya. Anggap saja aku teman mu, kupikir Chris pasti memberitahu mu untuk menemani ku tinggal di sini." kata pria muda itu lagi.








Mendengar perkataan itu Anna sedikit tercengang. Pria muda tampan cenderung cantik ini ternyata kekasih yang dimaksud Chris. Pantas saja eh Chris terdengar begitu memuja saat mengatakan sesuatu tentang kekasih nya. Dia sosok seindah dan seramah ini. Orang mana yang tidak jatuh cinta dengan fisik dan batin rupawan seseorang. Lino sosok yang sempurna untuk dijadikan pasangan. Wajar jika Chris yang terlihat sombong dan dingin itu memuja orang seperti ini.








"Kamu seperti nya sibuk sekali. Mau aku bantu masak nya?" tawar Lino









"Tidak perlu tuan, eh Lino maksudnya. Ini sudah jadi tugas saya." tolak Anna sopan.







"Jangan formal begitu ah. Pakai aku kamu aja. Jarang - jarang aku bisa ngobrol dengan pekerja Chris yang orang lokal begini. Yang betah ya kamu di sini. Aku sering kesepian kalau Chris sibuk kerja." kata Lino lagi.







"Okay..., akan aku ingat." Anna berucap santai seperti permintaan Lino.






"Yaudah deh, kalau kamu gak mau aku bantu masak. Aku bantu siapin meja makan aja ya." ujar Lino menjauh dari meja dapur ke meja makan dan mulai menata piring dan gelas yang berjumlah tiga orang.






Sekitar sepuluh menitan kemudian, Chris terlihat masuk ruangan. Mengernyit heran melihat ada tiga set peralatan makan yang tersusun rapi di atas meja makan.







"Who is this all for, Anna?" tanya Chris bingung.

("Untuk siapa ini semua, Anna?")







"Itu....,"







"Chris..., aku pulang...!!"







Hamburan pelukan hangat menjadi jawaban mengapa ada tiga set alat makan di meja makan. Pasti Lino yang menata nya.







"Honey, when are you coming back? Why didn't you let me know? I can pick you up at the airport." tanya Chris mengelus sayang rambut halus Lino yang masih asyik mendusal di dada bidang Chris.


("Sayang, kapan kamu kembali? Mengapa tidak mengabari ku? Aku bisa menjemput mu di Bandara.")








Lino aja keliatan kek anak kecil dipelukan Chris. Apalagi Anna yang udah kek kurcaci kurang asupan gizi. Padahal Anna lihat, Lino itu juga termasuk tinggi badan nya. Tapi lihatlah itu, dia tenggelam dalam dekapan si pria bule. Chris benar-benar titan.







"Gak papa.., aku tahu kamu sibuk. Kak Sky bilang ada masalah kan di jaringan USA. Kamu pasti kerepotan kalau hanya mengurus ku." balas Lino pengertian.








Aduh.., Anna meleleh sendiri mendengar percakapan dua sejoli itu. Manis sekali, bikin iri saja. Gak kasihan apa pada orang jomblo macam Anna. Udah kesepian, banyak utang lagi. Meski bukan dia yang berbuat.








"By the way, why did you prepare three at the table? What for?" tanya Chris.

("Ngomong - ngomong, kenapa kamu menyiapkan tiga di meja? Untuk apa?")









"Untuk kita dan Anna." sahut Lino enteng.









"Anna? Why? She is....,"

("Anna? Mengapa? Dia adalah...,")







"Dia di sini untuk ku kan?"








"Yes.., she is for you. But..,"

("Ya..., dia untuk mu. Tapi....,")










"Jadi jangan protes...!!!" rengut nya dengan wajah mengemaskan.









"Alright.., do what you want." pasrah Chris dengan kekeras kepalaan Lino.

("Baiklah.., lakukan apa yang kamu inginkan.")








"Thank you, my bigman. I love you...," kata Lino kegirangan tak lupa membubuhkan ciuman singkat di bibir si pria Aussie-German itu.

("Terima kasih, pria besar ku. Aku mencintaimu.")










"Anna.., ayo kamu ikut kamu makan siang. Kamu pasti belum makan kan?" ajak Lino menarik lengan Anna yang sebenar nya hendak menjauh dari pasangan itu.









Anna takut dengan tatapan maut yang ditunjukkan Chris kepada nya. Apalagi pelototan Chris saat ini yang melihat pacar nya menggandeng tangan Anna. Rasanya badan Anna bisa saja berlubang dengan tatapan tajam itu.








"Tidak usah.., aku belum lapar, kok." tolak Anna cemas..







"Ayolah..., aku memaksa. Mau ya..., sini. Duduk di sini ya...," paksa Lino mendudukkan Anna di salah satu kursi meja makan.







Di saat Lino sedang heboh mengambilkan makan untuk nya, untuk Chris dan diri nya sendiri. Sempat Anna mendengar umpatan lirih Chris 'Fucking Bictch' yang seperti nya ditunjukkan kepada Anna. Anna hanya meringis mendengar itu semua. Lihatlah, ia tidak bisa menolak permintaan manis dari sosok seperti Lino. Anna lemah dengan makhluk imut. Salah Chris sendiri tidak bisa tegas dengan pacar nya untuk menolak. Dia tidak sepenuh nya salah Anna jika Lino terlihat menyukai nya bukan.






TBC

Illustrasi Marsel Lino

Panggilan				: LinoTinggi Badan	: 178 cmBerat Badan		: 62kgUmur						: 24 tahunKebangsaan		: Indonesia - Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Panggilan : Lino
Tinggi Badan : 178 cm
Berat Badan : 62kg
Umur : 24 tahun
Kebangsaan : Indonesia - Jepang

Mr. BANGH is Gone Down Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang