Ethan Daviandra Winston, Putra sulung sekaligus kakak laki laki Valerio yang merantau keluar negri untuk melanjutkan pendidikan nya kesenjangan yang lebih tinggi.
Didalam Novel Ethan hanya figuran dan hanya perkenalkan sebagai kakak laki laki Valerio yang berada di luar negri menempuh pendidikan nya. Hubungan keduanya juga tidak terlalu baik karena sifat pendiam dan datar bak tembok berjalan.
Tidak, kenyataannya hanya satu. Ethan yang tidak tau harus bagaimana memperlakukan seseorang bahkan dia kesulitan dalam hal komunikasi lebih banyak bertindak dari pada berbicara. Tidak tau bagaimana harus melakukan hal yang ia pikiran atu lebih tepat susah mengutarakan perasaan nya lewat perkataan bahkan tindakan. Salah satu sifat yang cocok dengan beberapa kepribadiannya adalah, tsundere.
Dalam keluarga Winston Ethan termasuk anak yang tertua dari sepupunya yang lain dan karena sikap nya yang mendukung membuatnya ditakuti oleh sepupu yang lain.
Dan seperti sekarang didepan matanya seseorang yang beberapa waktu ini berperang dingin dengan Deon di fakultas sedang menunduk ketakutan bersimpuh di bawah dengan sosok yang seharusnya sekarang ini tengah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Ethan yang telah mendengar semua kejadian si kampus memanggil Agler agar secepatnya berhadapan langsung dengannya. Sedangkan bagaimana bisa Deon dan Valerio ada di rumah keluarga Winston? Itu karena Valerio meminta agar Deon membawanya pulang untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal dan akan ia bawa ke rumah.
Sesampainya di rumah beginilah penampakan yang mereka lihat, suasana mencekam dari Ethan dan Agler yang terduduk di Sofa dengan tenang tetapi tidak dengan Feromon yang ia keluarkan.
Deon segera membawa Valerio pergi dari sana, sebelum pergi seperti nya Ethan sadar dan dan melirik sekilas bahkan tatapan matanya dengan Deon bertemu beberapa detik sebelum akhirnya Ethan memutuskannya kembali mengsidang sepupu nya ini.
***
Saat Deon dan Valerio sibuk mencari beberapa barang tiba-tiba suara Ketukan terdengar dari luar disusul suara seorang memanggil.
"Permisi, tuan saya hanya ingin menyampaikan bahwa anda berdua di panggil Tuan Ethan untuk menemuinya di ruangan" Ucap seorang pelayan pada keduanya.
Deon dan Valerio saling memandang seolah bertukar pikiran dengan apa yang sebenarnya akan disampaikan oleh sosok datar bernama Ethan.
Saat ini Deon dan Valerio tengah duduk di sofa berdampingan dengan Ethan duduk di sebrang mereka. Sudah terlewat 15 menit kecanggungan dan keheningan ini melanda sejak kedatangan Pasusu ke sini.
Deon menghela nafas kesal dan mengelus dada sabar lantaran kedua saudara ini seperti bingung harus memulai percakapan dari mana. Deon memilih diam karena ini mungkin menyangkut hubungan keluarga Valerio dan abangnya memberi kesempatan pada keduanya untuk berkomunikasi setelah sekian lama tidak berjumpa.
Tetapi sepertinya semua itu percuma saja melihat keterdiaman kedua saudara ini membuat nya geram. Karena lelah Deon pun akhirnya berinisiatif memulai percakapannya.
"Jadi, apa yang ingin abang bicarakan? " mendengar suara Deon kedua saudara itu tersentak kembali ke dunia nyata.
"... Ini" setelah menunggu Ethan berbicara akhirnya orang itu memberikan sebuah tote bag ke hadapan kami
Deon menatap bingung benda tersebut lalu menatap Ethan dan totebag itu secara bergantian. Sedangkan Valerio mengedipkan mata beberapa kali mencerna semua ini.
"Oke? Terima kasih" Deon mengambil totebag tersebut lalu melihat isi didalamnya yang teryata adalah sebuah kue.
Ethan berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju pintu berniat untuk segera pergi dari sana, tapi sebelum menggapai kenop pintu Ethan berbalik kebelakang melihat keduanya.
"Selamat... Atas pernikahan kalian, semoga kebahagiaan menyertai" setelah mengucapkan itu Ethan pergi meninggalkan Deon dan Valerio di ruangannya.
***
Sekarang ini Valerio duduk tenang dengan pandangan yang penasaran dengan kue di atau meja ruang tamu tepat berada didepannya.
Deon? Dia sedang sibuk mencari sesuatu di dapur sudah terhitung 10 menit lebih Valerio menatap kue itu terus menerus hingga akhirnya rasa penasarannya sudah tidak bisa ia tahan.
Melihat kue indah dengan uang berwarna merah di atasnya, Valerio rasa itu adalah kue berisi deretan uang dari dalam saat ditarik pemicu nya.
Valerio pun akhirnya menarik uang tersebut perlahan. Jejeran pertama uang merah dan biru masih tersusun rapi hingga jejeran baris ke 6 uang tersebut seketika berubah menjadi kondom berwarna merah dan biru.
Dari ekspresi kagum kini wajah Valerio menjadi terkejut, malu dan tercengang dengan semburat merah menghiasi wajahnya.
Tangan Valerio pun masih dengan keadaan menarik deretan kondom di kue tersebut. Sungguh apa yang sebenarnya dipikirkan oleh kakak sulungnya itu.
Gila berapa jejer sutra yang ia tarik ini. Valerio menatap tak percaya deretan kondom yang ia tarik ini jika dihitung panjangnya bisa mencapai 2 meter.
Saat Valerio kalut dengan pikirannya tanpa sadar Deon telah sampai beberapa menit lalu dan melihat sesuatu yang telah Valerio tarik dari kue pemberian Ethan.
'Aku padamu bang Ethan... ' Batin Deon dengan perasaan yang berbunga bunga.
"Aza..." Suara berat Deon menyentak Valerio yang sibuk dengan pikiran nya menatap Deon bergetar.
"It... Itu.... A-aku tidak... Bukan! Aku M-mau anu... Tidak maksudku-... " Valerio gelagapan tidak tau harus bagaimana ia menangani Deon yang melihatnya dikelilingi jejeran kondom yang telah ditarik.
Deon berjalan mendekat dengan madu serta minuman yang ia bawa dari dapur ditangannya lalu menaruhnya di meja dan berjalan mendekati Valerio yang tampak gugup.
'Deg
'Deg Deg
Jantung Valerio berdetak kencang Deon menatap nya dalam dengan tatapan penuh arti. Deon menggapai jejeran kondom yang melingkar ditubuh Valerio, sedangkan tangan satu nya menggapai pinggang ramping Valerio mempersempit jarak diantara keduanya. Deon mendekatkan wajahnya lalu berbisik
"Kakak mu memberikan hadiah yang luar biasa bukan kah kita harus menghargai barang pwmberian ini dengan memakainya dengan baik?" Suaranya yang berat dengan nafas dalam yang membuat Valerio meremang.
'Gulp
'Ah... Seperti nya Aku harus beristirahat beberapa hari di rumah meminta izin untuk tidak masuk kuliah' Valerio pasrah, hanya bisa berdoa semoga dia kuat.
TBC
Vote, komen, follow!.
⚠️❗Typo tandai❗ ⚠️
KAMU SEDANG MEMBACA
Helianthus Annuus
Romance"Jika kehilangan segalanya adalah takdir yang tak bisa ku hindari, maka kematian adalah jalan ninja ku. Dengan begitu takdir tidak bisa berbuat apa apa lagi karena diriku udah mokad" Melvin Melvin Memilih kematian sebagai akhir cerita hidupnya dan m...