zidan dan saka

237 18 2
                                    

Met baca gess.....

Mobil melaju dengan kecepatan di atas rata rata, menyalip berbagai kendaraan.

Mobil di bawa oleh reza, menuju rumah sakit terdekat untuk memberikan perawatan lebih inti, pada zidan dan kayy.

Suasana hati reza cukup campur aduk saat ini, apalagi melihat zidan yang lukanya terlihat parah.

Dan kayy yang tak sadarkan diri.

Begitu pula dengan Arya dan iyan yang berada di samping zidan dan kayy.

"Bang hati hati" Ucap iyan lirih, melihat abangnya bawa mobil kayak mau cepet cepet lihat neraka..

"Hm"

"Sabar ya dek, dikit lagi" Gumam Arya sembari mengelus pucuk kepala kayy lembut.

Sesampainya di rumah sakit*

Rumah sakit cukup ramai dengan pasien dengan luka luka.

"Sus, di sini ada pasien cukup parah!" Teriak salah satu perawat melihat zidan dan kayy.

Zidan dan kayy pun di ruangan untuk di periksa.

"Untuk keluarga tunggu di sini" Ucap salah satu suster, lalu menutup pintu ruangan.

"Huhh" Arya menghela nafas, lalu duduk dengan pelan di kursi tunggu.

"Is't okay, don't woried.. Mereka kuat" Ucap teza tersenyum sembari menepuk bahu Arya pelan.

"Rasanya Arya tadi hampir sesak nafas pas denger adek kena runtuhan sekolah bang" Ucap Arya memijat keningnya pelan.

"Udah,, sekarang mereka udah aman" Jawab reza pelan.

Saat mereka sedang duduk terdengar suara orang berjalan cukup cepat.

Ternyata itu saka.

Saka ya? Kenapa dia bisa se deket itu sama zidan? Kenapa Reza bisa tau sama saka? Ehee nanti kalian tau sendiri.

"Zidan?" Tanya saka sedikit ngos-ngosan menatap reza dengan tatapan bertanya.

"Masih di dalam" Jawab reza.

Saka yang mendengar itu pun mengangguk mengerti.

"Alea di mana?" Tanya iyan, karena ia tau kalau Alea juga terluka.

"Alea lagi di rawat juga, kakinya terkilir" Jelas saka singkat.

Hening~

"Maaf" Ucap saka tiba tiba.

Semua atensi langsung melihat pada saka, menatap bingung. Apa maksudnya?

"Maaf karena tidak menjaga zidan dan kayy dengan baik" Lanjut saka sembari menunduk.

"Maaf juga-..." Ucapan saka terpotong karena Reza yang menepuk bahunya pelan.

"Bisa Kita bicara empat mata saka?!" Ucap reza bukan bertanya melainkan menyuruh saka untuk berbicara dengannya.

Saka pun mengangguk setuju dan mengikuti reza dari belakang.

Sedangkan iyan dan Arya hanya melihat mereka pergi.

Sesampainya di taman rumah sakit yang cukup sepi, reza berhenti di sana lalu duduk di salah satu kursi.

Saka pun ikut duduk berhadapan dengan reza.

"Ada apa? Tidak biasanya kamu seperti ini Saka" Tanya Reza to the point.

"Hanya melakukan tanggung jawab" Jawab Saka dengan muka datarnya.

Reza yang mendengar jawaban Saka pun mengernyitkan alisnya, tanggung jawab?.

"Apa yang kamu bicarakan, bisa kah berbicara dengan dewasa? Jangan bertele tele!" Ucap reza dengan tegas.

Berbeda?

Tentu saja, buat apa berbicara dengan lembut pada anak yang sangat di kenal baik di dunia bawah.

Tempat di mana penjualan ilegal terjadi.

Pembunuhan adalah hal yang sangat biasa.

Dan orang di depannya adalah orang yang selalu di panggil 'the king' karena apa?.

Bagi anak seumuran nya harusnya hanya belajar dan menghabiskan masa masa remaja bukan? Tapi tidak dengan Saka.

Yang di kenal sebagai bos transaksi penjualan tubuh manusia.

Dan orang yang berhati dingin...
Lalu orang yang se jahat itu malah terlihat seperti anak culun yang sangat patuh pada sekolah.

Cih, sungguh licik.

Tapi tidak apa bagi reza, karena ia tidak lebih baik dari Saka, mungkin lebih sangat buruk? Haha tidak apa..

Dan mengapa reza dan zidan sangat dekat? Sebenarnya tidak dekat.. Lebih ke Saka yang Terobsesi pada zidan..

Tentu itu sangat buruk, zidan bukan tipe anak yang mau di kekang, dan itu membuat Saka tertarik untuk menjadikan zidan temannya.

Apalagi zidan jika sudah mode leo, rasanya Saka merasa auranya sangat tajam, dan itu pengalaman yang buruk untuknya karena hampir melukai tubuh yang leo tempati.

"Hanya menjalankan tanggung jawab dari orang sangat kukenal baik" Jawab Saka dengan smirknya.

'Apa yang dia maksud?' batin reza.

"Tentu-.." Ucapan reza terpotong oleh teriakkan iyan yang memanggilnya.

"Abang! Dokter sudah keluar" Ucap iyan memanggil reza.

Reza yang mendengar itu bangun dari duduk nya.

"Kita lanjutkan nanti"

Reza pun berjalan ke arah ruangan adiknya berada.

"Gimana adek saya dok?" Tanya reza tak sabar.

"Adik anda kayy, baik baik saja dia pingsan karena sesak susahnya pasokan udara untuk bernafas, dan keadaan nya sekarang baik, hanya tinggal menunggu untuk siuman" Jelas dokter sambil tersenyum.

"Baiklah, lalu bagaimana dengan zidan dok?" Tanya reza, dengan Saka yang baru sampai.

"Untuk pasien bernama zidan cukup parah pada bagian tulang belakang nya, tulang leher patah, tulang rusuk yang sedikit menusuk di paru paru, kepala pasien juga bocor, membuat pasien cukup kekurangan darah tadi" Jelas dokter dengan lengkap.

"Tetapi semua sudah di obati, tinggal menunggu pasien sadar saja, yang mungkin cukup lama" Lanjut dokter tersebut menjelaskan.

Reza yang mendengar itu pun mengangguk paham, dan mengucapkan terimakasih pada dokter tersebut.

Setelah meminta untuk memindahkan zidan dan kayy ke ruangan VVIP.

Iyan dan Arya yang mendengar kabar tersebut langsung menebak kejadiannya.

Mereka yakin kalau zidan pasti melindungi kayy dari reruntuhan...










Okey guys, author yang baik dan tidak sombong ini ehe :v

Udah up, maapkan kalau gak nyambung yak man teman

Nanti kalau yang vote 10 author up~~

my posesif brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang