temen kayy

231 9 5
                                    

Author kembali~~~~~~

Terlihat seorang remaja dengan tubuh mungil nya sedang tertidur sembari memeluk bantal guling kesayangannya.

Bahkan sangking nyenyak nya, suara
Zidan yang memanggilnya pun tidak di respon olehnya.

Zidan yang sudah lelah memanggil adiknya pun, masuk ke kamar adiknya dan terlihat kayy yang  masihkah nyenyak tidak terganggu.

"Huh..."

Zidan pun berjalan menghampiri ranjang kayy.

"Dek bangun dek, sekolah" Ucap zidan menggoyang badan kayy pelan.

"Uhh~ bentar lagi bang" Jawab kayy yang masih memejamkan matanya.

"Katanya hari ini ada ulangan?" Tanya zidan sembari memijit pelan telapak kaki adiknya.

"...." Tidak ada balasan dari kayy, bahkan kayy malah terlihat semakin nyaman tertidur.

Zidan menghela nafas pelan, adiknya sangat susah jika di bangunkan..

Zidan melihat ke arah jam dinding di kamar kayy, sudah menunjukan pukul 06.26

Zidan pun akhirnya memilih untuk langsung mengangkat kayy dan membawanya ke kamar mandi untuk membasuh muka adiknya.

Kayy yang di angkat bukannya terganggu, ia bahkan tidak terlihat terusik.

Masuk ke kamar mandi, zidan pun langsung membasuh muka kayy tampa membangunkan adiknya.

"Uwah!! abang~" Kayy terkaget.

"Makanya kalau di suruh bangun langsung bangun" Ucap zidan sembari terkekeh pelan melihat adiknya.

"Kayy gak mau sekolahhh!" Ucap kayy memberontak di gendongan zidan.

"No no no, harus sekolah" Jawab zidan memasuki lift.

"Gak mauu!" Ucap kayy lirih.

"Kenapa gak mau hm?" Tanya zidan melihat ke kayy sembari tersenyum kecil.

"Kayy gak punya temen" Gumam kayy pelan.

"Nanti kayy di ejek lagi, kayy gak mau bang" Lanjut kayy.

"Gak dong, kayy kan adeknya abang, jadi is't okay.." Jawab zidan menoel hidung kayy pelan.

"Tapi..."

"Sekolah ya?" Ucap zidan sabar menghadapi adiknya.

"Eum" Kayy pun mengangguk pelan.

"Pinter adek abang, yaudah sarapan aja dulu, habis sarapan baru ganti baju" Ucap zidan tepat lift sampai.

"Kenapa lama sekali?" Tanya arya yang sudah ada di meja makan, melihat zidan dan kayy di gendongannya.

"Kayy kebo" Jawab zidan mendudukkan kayy di kursi meja makan.

"Dihh, mana ada kayy kebo, abang aja yang gak bangunin kayy keras keras".

Jawab kayy dengan mulut yang sudah cemberut, bete tauk!.

"Udah udah, sarapan dulu" Ucap reza.

Mereka pun akhirnya sarapan bersama, hanya makan roti dan segelas susu saja, karena mereka sudah terbiasa sarapan hanya dengan susu dan roti.

Selesainya sarapan kayy langsung di suruh memakai pakaian nya oleh reza, dan di turuti oleh kayy yang langsung melaju ke kamarnya.

Di kamar kayy*

"Huhh, sebenarnya males banget tauk ke sekolah" Ucap kayy pada dirinya sendiri di cermin sembari mengancing bajunya.

"Tapi kalau kayy gk sekolah~ nanti jadi anak bodoh dong, ihh kayy gak mau" Lanjut kayy sembari mengambil tas nya setelah memasukkan buku pelajarannya.

Kayy pun berjalan ke arah cermin kembali, untuk memastikan sudah rapi atau belom.

"Tapi kayy gak punya temen di sekolah" Gumam kayy pelan sembari menatap dirinya di cermin.

"Au ah!"

Kayy pun keluar dari kamarnya, dan langsung menuju ke ruang utama.

"Kayy udah selesai bang" Ucap kayy.

"Oke, kita berangkat" Jawab zidan menghampiri kayy.

"Kayy hari ini abang gak bisa nganter jadi langsung sama zidan aja ya, soalnya abang lagi ada meeting" Ucap reza pada kayy.

"Eum okey, tapii... Minta many bang" Ucap kayy sembari menyodorkan tangannya dengan cengiran.

"Hahaha, iya iya" Reza pun mengeluarkan dua lembar uang merah dan memberikannya pada kayy.

Dan tentu saja di Terima baik oleh kayy.

"Makasih bang, kayy berangkat yaa, babayy" Ucap kayy.

Reza pun mengangguk lalu mencium pipi kayy sebelum pergi, begitu pula dengan Arya dan iyan.

Sedangkan zidan yang melihat itu pun melihat abang abangnya dengan tatapan berbeda.

Iyan yang sadar pun tersenyum jahil pada zidan.

"Zidan kenapa, mau di cium juga pipinya?" Tanya iyan mendekat pada zidan sembari memonyongkan mulutnya.

Zidan yang melihat  itu menatap tajam iyan.

"Diam sialan" Ucap zidan dengan sinis. Fiks bukan zidan :v

Sedangkan iyan yang memang sudah mengetahui nya hanya tertawa.

"Bang?" Kayy melihat zidan bingung.

Leo yang mendengar panggilan kayy pun langsung melihat ke kayy dengan tatapan lembutnya.

"Hm?"

Yapp, betul sekali every one,  leo itu nama kepribadian zidan, hehe :v
Memang si leo ini sering muncul tiba tiba juga, kagak tau kenapa author juga bingung.

"Ayo berangkat" Panggil kayy yang sudah berdiri di samping mobil.

"Of course baby" Jawab leo tersenyum.

Mereka pun berangkat ke kegiatan mereka masing masing.

Sesampainya di sekolah*

"Mau di antar ke kelas?" Tanya zidan pada kayy.

"Gak usah bang" Jawab kayy memberikan jempolnya.

"Beneran?" Tanya zidan kembali.

"Iya bangg, yaudah kayu ke kelas dulu yaa, nanti pas istirahat abang ke kelas kayy yak" Ucap kayy melambai pada zidan.

Sedangkan zidan yang mendengar itu pun mengangguk lalu tersenyum.

Di kelas kayy*

Kayy yang berada di depan pintu kelas lagi bimbang, mau masuk atau tidak? Aelah masuk aja lah.

Kayy pun masuk ke dalam kelas, tidak ada yang berbicara tentangnya, bahkan gak ada yang ngelirik.

Kayy pun duduk di bangku nya, di samping perempuan bernama alea, bisa di bilang alea ini cewek pling bar bar di kelas.

Kayy pun sedikit kaget, alea datang? Ia kira perempuan itu sudah pindah sekolah..

"Yo kayy, kemaren kemaren gimana?? Sorry yak aku sama saka gak dateng, soalnya bunda kita sakittt" Ucap alea pada kayy, lalu memeluk kayy.

"Kangen bangettt taukkk" Ucap alea nyengirr.

"Kayy jugaa, alea sama saka udah gak masuk 3 minggu, trus gak ngabarin kayy, kayy kira alea pindah tau" Jawab kayy senang, ia kira ia tidak akan ada teman.

Sebenarnya alea sudah dengar tentang kabar orang tua kayy yang meninggal, tapi alea gak mau nanya dulu soalnya dia gak mau ngingetin kesedihan kayy.

"Pokoknya kita harus sama sama terus di sekolah, soalnya alea kangenn" Ucap alea, agak gak nyambung.

Kayy gak ngerti, tapi ngangguk aja.



my posesif brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang