MOVE, MOVE!

41 2 21
                                    

Surabaya, Jawa Timur.
19.00

Seluruh makanan tersaji rapi di meja makan, hari ini cukup sibuk bagi mereka yang memasak makanan mereka di dapur kotor hari ini. Mulai dari ayam panggang dan sambal, serta nasi hangat, disajikan dengan tempe penyet dan lalapan segar.

“Weh weh wangi bener masakan adek gue.” Hazel turun dari tangga melingkar, berlari kecil menghampiri meja yang sudah tertata rapi.

“Aduh ndoro putri sudah bangun.” Aery mengejek Hazel yang seharian tidur, hanya dibalas senyum kecut oleh Hazel yang ikut duduk di meja makan berbentuk oval.

Caramel yang memakai celemek di kerahnya terkekeh. ia mulai membacakan doa bersama. mereka mulai makan dan tiba-tiba semuanya terasa hening hingga Caramel buka suara.

“Besok sore, tolong dandan yang rapi ya. pake gaun malam terbaik kalian.”
Caramel memotong keheningan, membuat semua mata melihat kearahnya yang sedang menyantap ayam panggangnya dengan hikmat.

"Pake kebaya kemaren mak?" juwii menyahut

"Muatamu, gak!" Hazel mengerlingkan matanya dengan kesal.

“Tumben? mau party kita?” Bell menyahut dari ujung meja. ia melahap timun segar itu dengan lahap, sesekali mencolekkan sambal di makanannya.

“Yeu bocil, pikirannya party mulu. tapi bakalan ngapain tumben?"

Thea menyahut dan mengelap mulutnya. ia selesai makan paling awal dibanding yang lainnya. Caramel hanya tersenyum tipis sembari melepaskan celemeknya. ia bertopang dagu sembari melihat kearah anak anaknya.

“Emak mau ngomong soal ini, emak juga kaget sebenarnya.”

Caramel membuk topik disambut dengan keheningan, yang membuatnya kembali melanjutkan kalimatnya dengan cukup serius.

“besok malam kita bakal ketemu orang yang udah bantu kita tinggal disini. dia bakal jadi, anggap saja salah satu kolega kita ya.”

“Loh, bukan Ver?” Bell cukup terkejut dengan kalimat Ver. jujur saja mereka semu cukup tertutup kepada semua orang, mereka tidak terllau welcome dengan orang baru atau bahkan partnership selain dari Ver yang merupakan pria yang cukup berjasa.

“Gue minta maaf sebelumnya, tapi gue sendiri perlu bantuan dia sebagai pelindung kita. dia bakal ngelindungin pergerakan bisnis kita, semoga. gue gamau kalian menjadi korban ambisi gue, gue juga mau ngelindungin kalian yang ikut andil.”

Keheningan kembali menguasai meja makan tersebut. seluruh anak diam menikmati makanan sembari mencerna apa yang baru saja Caramel katakan.

“Gue sebenarnya ga mau ngeiyain, tapi kalo emak udah bilang ya... bisa apa?”
Hazel hanya tersenyum lebar, berusaha mencairkan suasana yang cukup tegang. diikuti anggukan semua personil.

“Emak selalu ngasih kita yang terbaik. gak ada yang salah dari nyoba hal baru ya.” Bell menimpali diikuti dengan anggukan thea yang ikut setuju sementara juwii yang sedari tadi pikirannya kalut ikut angkat bicara.

“Tapi dia ga bakal mecah kita kan? gabakal misahin kita kan?” Aery yang hanya diam daritadi langsung kembali membuat keheningan, membuat seluruh anak overthingking tanpa ujung.

“Gaada yang perlu ditakutkan, gue pastikan dia atau siapapun gaakan bisa mecah kita. gaada yang salah kita mulai mencari kolega.”

Perkataan Caramel mampu membuat seluruh anak gadis itu cukup tenang dengan perkataannya.

===================================

Hari berganti, mereka cukup kisruh berbelanja tadi pagi diantarkan oleh Ver. Hari ini mereka memborong satu lemari dari barang branded. mulai dari dress hingga perhiasan mereka beli untuk acara malam ini.

INEFFABLE : Different to TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang