Perpisahan dan Dermaga

20 3 35
                                    

Pagi yang cerah di cottage, tetapi suasana terasa berat. Semua anggota tim Ineffable sedang bersiap untuk melanjutkan penyelidikan mereka ke pelabuhan, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Shunny dan Kartier. Namun, suasana mendadak berubah ketika Hazel memasuki ruang utama dengan wajah serius.

"Mak, gue harus ngomong sesuatu," kata Hazel, mengumpulkan semua orang.

Mereka semua beralih memperhatikan Hazel. Derick, Caramel, Aery, Bell, dan Thea menunggu dengan cemas.

"Ada apa, Hazel?" tanya Caramel dengan nada khawatir. ia langsung menarik caramel keluar dan menarik adik-adiknya. Thea, Aery, dan Bell yang kebingungan.

Hazel menghela napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Gue harus balik ke Bandung. Ada masalah keluarga yang mendesak. Bokap gue masuk rumah sakit, dan gue nggak bisa tinggal di sini lebih lama."

Semua orang terdiam, mencoba mencerna berita tersebut. Thea akhirnya memecah keheningan. "Hazel, kami ngerti kok. Keluarga selalu nomor satu. Tapi, lo yakin nggak bisa nunggu sampai kita selesai di pelabuhan?"

Hazel menggeleng pelan. "Nggak bisa, Thea. Gue harus ada di sana buat bokap. Gue nggak bisa fokus ke misi kalau pikiran gue ke tempat lain."

Caramel menepuk bahu Hazel dengan lembut. "Kami paham, Hazel. Keluarga lo butuh lo sekarang. Kita semua di sini ngerti dan dukung keputusan lo."

Aery yang biasanya tenang, tampak sedih. "Hazel, lo pasti bakal balik ke sini, kan? Kita nggak bisa bayangin tim ini tanpa lo."

Hazel tersenyum, meski matanya berkaca-kaca. "Gue nggak tahu kapan bisa balik, Aery. Tapi kalian harus lanjut tanpa gue. Kalian bisa kok, gue percaya."

Bell, yang biasanya pendiam dan hanya minum susu sambil ongkang-ongkang kaki menambahkan, "Kalau ada apa-apa, jangan ragu buat hubungi kita, Hazel. Kita selalu ada buat lo."

Navya, yang mendengarkan dari sudut ruangan, ikut merasa kehilangan. "Gue bakal kangen lo, Hazel. Lo bagian penting dari tim ini."

Hazel mengangguk. "Gue juga bakal kangen kalian semua. Tapi sekarang, gue harus fokus ke bokap dulu. Please, hati-hati dan selesaikan misi ini. Buat Zela."

Semua anggota tim memberikan pelukan hangat kepada Hazel sebelum ia berangkat. Suasana haru meliputi cottage saat mereka melepas salah satu anggota terbaik mereka.
Dengan langkah berat, Hazel memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil. Derick menghampiri Hazel sekali lagi sebelum ia berangkat.

"Lo yakin udah bawa semuanya?" tanya Derick.

Hazel mengangguk. "Udah, Derick. Thanks buat semuanya. Gue bakal tetap update sama kalian."

Derick tersenyum dan memberikan pelukan terakhir. "Stay safe, Hazel. Kita bakal lanjut misi ini dan cari Zela. Gue janji."

Dengan perasaan campur aduk, Hazel melambaikan tangan dan masuk ke mobil. Derick dan yang lain melihat Hazel pergi dengan perasaan sedih, namun penuh tekad untuk melanjutkan misi. Setelah Hazel pergi, suasana di cottage kembali tegang namun penuh semangat. Caramel mengumpulkan semua orang di ruang utama.

"Oke, guys. Kita harus lanjut tanpa Hazel. Tapi gue yakin kita bisa. Let's get ready untuk ke pelabuhan dan cari Zela," kata Caramel dengan suara tegas.

Aery, Bell, Thea, dan Navya mengangguk dengan serius, siap untuk melanjutkan misi mereka. Meski kehilangan Hazel, mereka tahu bahwa menemukan Zela adalah prioritas utama mereka.

===================================**Chapter: Kengerian di Dermaga Tua**

Caramel mengatur pembagian tugas dengan detail sebelum mereka berpencar. "Oke, guys, kita mulai dari sini. Dermaga ini besar dan kita nggak punya banyak waktu. Ingat, selalu waspada dan tetap berkomunikasi."

INEFFABLE : Different to TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang