Where is she?

19 3 2
                                    

Setelah beberapa jam mendiskusikan langkah berikutnya, tim Ineffable akhirnya mencapai kesepakatan. Mereka tahu bahwa langkah mereka harus hati-hati dan strategis, terutama mengingat profil publik Derick dan Navya yang sangat dikenal.

"Jadi, gimana strateginya?" tanya Aery, sambil menyilangkan tangan di dada.

Hazel menatap layar dengan serius. "Gini, kita harus bikin strategi yang menjaga nama baik Derick dan Navya tetap aman di mata publik. Kita nggak bisa asal serang atau bikin gerakan yang terlalu mencolok."

Derick mengangguk. "Iya, benar. Gue sebagai pengusaha dan Navya sebagai model terkenal, kita harus tetap low profile. Kalau nggak, publikasi buruk bisa menghancurkan reputasi kita dan misi ini."

Caramel, yang sejak tadi mencatat poin-poin penting, angkat bicara. "Oke, kita bagi tugas. Derick dan Navya tetap dalam peran mereka yang sekarang. Derick sebagai pengusaha yang sibuk dengan proyek-proyek barunya, dan Navya sebagai model yang lagi gencar promo."

Navya yang duduk di samping Derick tersenyum. "Gue bisa tetap update media sosial dengan kegiatan modeling gue. Itu bakal bikin gue tetap terlihat sibuk dan jauh dari kecurigaan."

"Betul, Navya. Tetap aktif di media sosial penting banget buat kamu," kata Bell sambil mengangguk setuju.

Derick melanjutkan, "Gue juga bisa pakai status gue sebagai pengusaha untuk akses informasi lebih banyak. Bisa jadi tameng buat kita juga."

"Berarti, kita yang lain harus lebih banyak bergerak di lapangan, sementara Derick dan Navya jadi support dari belakang," ujar Ver.

"Betul. Kita yang harus lebih aktif investigasi di lapangan," kata Aery.

Corry yang dari tadi mendengarkan dengan serius, nyeletuk lagi dengan aksen Sundanya yang khas. "Jadi gini, euy. Uing usul kita bikin dua tim. Satu tim buat investigasi, satu lagi buat backup dari jauh. Sok, siapa yang mau di lapangan?"

Hazel mengangkat tangan. "Gue pasti di lapangan. Gue bisa investigasi dan interogasi orang-orang yang kita curigai."

"Gue juga," tambah Bell. "Gue bisa bantu Hazel di lapangan."

Albert, yang sejak tadi terdiam setelah baku hantam dengan Lucc, akhirnya angkat bicara. "Gue tetap di base buat mantau dari sini. Gue bisa hack sistem mereka dan kasih info real-time buat tim di lapangan."

Derick menatap Albert dan tersenyum tipis. "Lucc juga bakal tetap di sini. Meski tengil, dia bisa bantu Albert."

Navya menambahkan, "Oke, berarti yang di lapangan Hazel dan Bell. Aery, Corry, kalian bisa mobile, jadi kalian bisa support mereka kalau perlu."

Corry tersenyum lebar. "Siap, Navya. Uing bisa ngurus transportasi sama logistik juga. Jadi gampang gerak."

"Perfect," kata Caramel. "Jadi, kita punya tim lapangan dan tim support. Derick dan Navya tetap jaga profil publik mereka, Albert dan Lucc di base untuk mantau dan hack sistem, sementara Corry dan Aery mobile untuk support."

Derick menghela napas lega. "Gue merasa lebih tenang dengan strategi ini. Kita bisa lanjut investigasi tanpa menarik perhatian terlalu banyak."

Navya mengangguk setuju. "Iya, ini cara terbaik buat kita tetap aman dan efektif."

Hazel memandang semua orang dengan serius. "Ingat, kita harus tetap hati-hati. Mereka pasti juga nggak tinggal diam. Kita harus selalu siap menghadapi apa pun."

"Setuju," kata Bell. "Kita harus tetap waspada dan selalu siap buat apa pun yang terjadi."

Dengan strategi baru yang lebih matang, tim Ineffable kini siap melangkah ke tahap berikutnya. Mereka tahu bahwa tantangan yang akan datang tidak mudah, tapi dengan kerja sama dan rencana yang solid, mereka yakin bisa menemukan Zela dan mengungkap kebenaran di balik semua ini.

INEFFABLE : Different to TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang