prolog

119 49 25
                                    

Senja ini tepat di bawah naungan pohon besar kesayangannya, ia menarikan sebuah pena pink dengan hiasan kucing dengan warna serupa.

Bait demi bait dia menuangkan perasaan nya melalui tulisan yang hanya dia sendiri memahaminya.

Perasaan yang dangkal. penuh dengan emosi.

Jangan pergi, kata ku kala itu
"Kalau kau pergi aku akan benar-benar melepaskan mu"
Namun, dia kekeh untuk pergi meninggalkan luka
Serta ketidakpercayaan diri pada diriku
Aku benar-benar jatuh
Merosot ke titik paling rendah
Satu kaki ku mendapat cedera
Lalu, dengan tertatih aku berusaha melangkah
Menyibukkan diri sambil meringankan luka
Hingga..... kamu kembali datang
Menerbangkan ku lagi lebih tinggi kemudian pergi
Tanpa prediksi
Sekali lagi aku hilang kendali
Benar-benar jatuh tak mampu berdiri
Hidupku tak ada arah tuju
Lagi dan lagi aku kembali pada titik paling rendah
Memulai dari merangkak sampai perlahan bisa berlari
Dan saat itu, kamu datang lagi
Dengan versi yang katamu paling baik untuk memulai kisah baru
Dalam hening aku tertawa getir
Tak akan ku patahkan kaki ku lagi untuk yang ketiga kali hanya untuk kisah yang sama.

Setitik cahaya mulai meredup bersamaan dengan akhir kata yang tertuang.

Sakit.

Itu yang dia rasakan. Sesak serta tusukan tajam yang menohok.



      HAI HAIIIIII.........

     SEMOGA SUKA SAMA CERITA INI........

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAAA SENGKUU...

✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧
SEE YOUU PAYY☘️☘️☘️
              
           

Dibawah Naungan Senja {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang