lapangan basket

24 13 8
                                    

Selamat membaca ^^

kamu indah sama seperti biasanya
Minik coklat nan teduh menenggelamkan ketingkat dasar permukaan
Aku mengaku, bahwa wajahmu menjadi sebuah candu
Terbitan sabit yang kamu ciptakan
Mengundang seribu sipu pada hatiku
Lantunan angin pun tak bisa menipu
Bahwa kehadiran mu menjadi ketenangan pada setiap waktu.

Dibawah pohon Rayana duduk sambil menarikan pena nya. Sesekali dia tersenyum dengan kata yang ia tuangkan.

"Lo selalu jadi pusat perhatian gue," gumamnya sambil tersenyum melirik kearah lapangan.

Tepat di seberang ia duduk sekelompok orang sedang memainkan sebuah bola. Di antaranya ada Bagaskara, si kembar Dyan dan Dilan, farzan, Tara, dan Aksa.

Saat pandangan Rayana terkunci pada sosok Aksa ia mengingat kejadian beberapa waktu lalu, dimana saat cowok itu membantu nya ketika dihukum untuk merapikan buku di perpustakaan. Dengan sigap cowok itu menolong nya.

Awalnya Rayana tidak mau ambil pusing tentang kejadian itu. Tapi, ia disadarkan oleh sebuah pesan yang dikirimkan untuk nya secara khusus, "Lo jangan begadang besok sekolah, kalau Lo sakit gue gak punya teman duduk di kelas." Oh my gosh!!....

Demi apa dia mengatakan itu? Entahlah intinya diperhatikan seperti itu membuat nya sedikit lebih alay pada biasanya.

"Apa gue berlebihan ya?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.

"Sudahlah mungkin itu hanya sebuah motivasi untuk ku sebagai teman kelas sekaligus teman duduk nya."

***

"Ray!!....."

Panggil seseorang dari jarak yang lumayan jauh. Rayana membalikkan badannya ternyata yang memanggil nya itu adalah Aksa.

"Aduh kenapa manggil gue sih? Kan gue jadi mikir Lo sengaja," gerutunya dalam hati.

"Ray,"

"Ha? iya kenapa?" Balas Rayana gugup.

"Lo yang tadi duduk di bawah pohon pinggir lapangan kan?"

"Iyaa gue, kenapa?"

"Gak sama dua curut Lo?" Tanya Aksa heran. Karena kan biasanya mereka jarang sekali terpisah waktu istirahat.

"Mereka lagi sibuk," jawab Rayana mulai melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Oh..."

Sudah.

Tidak ada lagi pembahasan diantara keduanya. Kenapa mereka jadi pendiam seperti ini?

"Lo mau ke kelas?" Tanya Aksa.

"Iya,"

"Kalau gitu gue duluan ya soalnya mau ganti baju dulu, Lo hati-hati."

Kalimat Aksa ditutup dengan sentuhan lembut pada pucuk kepala Rayana. Ya Tuhan demi apa? Fixs sih dia suka sama gue...

Sepanjang perjalanan menuju kelas tak habis-habisnya Rayana bergumam "fixs dia suka sama gue" pun menjadi perhatian orang yang dilaluinya.

Saat dibelokan menuju kelas tak sengaja ia menabrak bahu seseorang.

"Eh maaf gak sengaja," ujarnya.

Dibawah Naungan Senja {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang