Kamu indah, sama seperti biasanya.
Datang lalu pergi bukanlah sesuatu yang baru
Menetap mencari singgah sebentar, namun pergi dalam waktu yang lama
Gelap menyelimuti. Tapi aku tak tau diri dengan menungguBerharap kehangatan datang lagi pada dirimu
Menyelimuti dan menenangkan harapan indah hari esok
Walaupun dengan sadar aku terlalu terbelenggu
Mengharap sesuatu yang sangat jauh dari jangkauan."Wow.. Lo suka berpuisi? Puitis juga ya" ucap Aksa yang entah dari mana datangnya.
"Lo udah gak sakit?" Tanya Aksa.
"Menurut Lo?" Jawab Rayana ketus sambil melempar batu kecil kearah danau.
"Judes amat sih. Oh iya, bikinin gue puisi dong?"
"Lo sakit? Kenapa jadi receh kaya gini, kesambet apaan?" Tanya Rayana tiba-tiba. Karena dia aneh saja, saat berdua seperti ini dia akan lebih banyak bicara. Dan saat disekolah justru menjadi introvert sekali, aneh.
"Yaa enggak, emang salah ya?"
"Enggak salah cuman aneh aja sih, Lo yang cuek dan introvert jadi sebanyak bacot ini kalau berdua sama gue,"
"Gue tanya sekali lagi, emang salah ya?" Ucap Aksa sambil melihat sepasang angsa yang mengapung ditengah dalamnya air danau.
"Enggak salah."
Setelah jawaban Rayana keduanya jadi terdiam. Tidak ada yang cocok bagi keduanya untuk memulai pembicaraan. Sama-sama ingin memulai tapi tidak tau dari mana.
"Lo udah lama suka main kesini?" Tanya Aksa membuka pembicaraan.
"Udah dari umur 10 tahun mungkin." Ucap Rayana singkat.
"Alasan Lo suka matahari terbenam kenapa?" Tanya Aksa lagi.
"Gak ada alasan buat kenapa gue suka. Mungkin karena ia indah dan menyimpan sejuta ketenangan, walaupun itu cuman sesaat."
"Kadang gue mikir, hidup menjadi sunset yang dicintai oleh semua orang hanya memiliki dua akhiran. Pergi atau tetap menunggu. Walaupun gue tau dalam setiap jawaban orang yang sangat mencintai momen senja itu pasti memilih untuk nunggu sampai dia datang lagi. Tapi apa dia ada berjanji untuk datang lagi di hari esok? Jika dia tidak muncul apa yang harus kami lakukan sebagai pencinta setianya?" Gumam Rayana sambil melirik kearah Aksa beberapa menit.
"Kepanjangan ya gue ngomong?" Ucap Rayana sambil terkekeh kecil.
Seketika Aksa terdiam dan mencerna semua ucapan Rayana. Sebegitu cinta dia dengan peristiwa alam itu? Dan menurut nya makna dari perkataan itu seperti orang yang sering kehilangan "Gak, gue cuman kagum aja Lo bisa berpikir seluas itu tentang senja."
"Gue pulang dulu, senja udah pergi. Gue duluan." Ucap Rayana lalu bangkit dari duduknya.
"Pulang bareng mau?" Tawar Aksa pada Rayana seketika. Tidak ada jejak penolakan dari sang empu dan Aksa berdiri lalu menyeimbangi langkah Rayana.
"Lo gak cape tiap hari jalan kaki ke danau?" Beo Aksa.
"Ngapain cape kan gue kesana juga punya tujuan dan ada yang harus gue temui," jawab Rayana.
"Maksud Lo senja?"
"Iya."
"Sesuka itu Lo sama senja?"
"Kalau gue balik nanya apa yang bikin Lo setiap pulang sekolah selalu mampir dan menyaksikan matahari terbenam secara langsung?" Tanya Rayana.
"Karena suka aja sih, kesannya kaya bikin tenang aja." Jawab Aksa. Tersadar dengan ucapannya, akhirnya ia mulai paham maksud Rayana.
"Nah begitu juga gue. Jadi jelaskan sekarang?" Ucap Rayana dan dijawab dengan anggukan paham dari Aksa.
Sesaat mereka tiba di persimpangan menuju perumahan Rayana, mereka berpisah arah.
"Gue kesana dan Lo pulang hati-hati." ucap Aksa pada Rayana."Iya Lo juga."
***
Pagi ini dikediaman keluarga Candara, Aksa dan kedua orang tuanya sedang melakukan
sarapan bersama."Gimana sekolah mu?" tanya Vio, ayah Aksa.
"Kamu udah punya teman kan nak," tanya Widi khawatir.
"Mama sama papa tenang aja, Aksa udah punya teman kok banyak malahan." Jawab Aksa menenangkan kekhawatiran sang ibu.
"Syukurlah, kamu sekolah yang benar jangan sampai bolos ataupun yang lain." Nasehat wanita kesayangan dua lelaki Candara itu.
"Siap ibu bos..." Ucap Aksa sambil hormat seperti komandan.
"Aksa udah selesai, Aksa berangkat ya ma, pa." Pamit Aksa pada kedua orang tuanya.
"Hati-hati ya sayang jangan ngebut." Teriak Widi dari ruang meja makan yang ditinggal oleh anak semata wayangnya.
Sekitar dua puluh menit Aksa menempuh perjalanan menuju sekolah dan dia tidak sengaja berpapasan diparkiran dengan Rayana yang juga baru diantar oleh supir pribadinya.
Entah dapat angin dan dorongan dari mana, Aksa justru menghampiri dan mengajak cewek itu ke kelas bersama. "Na..." Panggil Aksa. "Ayok ke kelas bareng," ajak cowok itu tiba-tiba.
Rayana yang diajak menautkan alisnya. "Lo ngak sakit kan? Lo salah makan?"
"Gak. Udah ayok bentar lagi bel masuk Lo mau telat?" Ucap Aksa mengalihkan pertanyaan Rayana.
Saat mereka berjalan beriringan, semua mata terfokus pada kedua sejoli itu. Terdengar ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah pasangan yang serasi, ada yang mengatakan bahwa mereka sakit hati melihat mereka berdua berjalan beriringan.
"Lo gak malu dilihatin banyak orang?" Tanya Aksa tiba-tiba sekali.
"Lo malu? Kalau Lo malu gue gak larang Lo buat jalan duluan." Ucap Rayana santai sambil fokus berjalan.
"Bukan gitu, cuman ya kasihan pengemar Lo aja."
"Gue bukan artis." Jawab Rayana dan segera memasuki kelas.
☘️🐾☘️
HAI HAIII........
KETEMU LAGI SAMA AKUHH....
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAAA....
ADA YANG TYPO TANDAIN YAA SENG......
✧◝(⁰▿⁰)◜✧SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA✧◝(⁰▿⁰)◜✧
SEE YOUU PAYY☘️☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Naungan Senja {ON GOING}
RomanceCerita ini murni dari pemikiran aku yaa!!! Semoga sukaa....