2

4 0 0
                                    

" tidak semua keluarga pantas disebut sebagai
keluarga, Tidak semua rumah bisa menjadi tempat pulang "

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Saat sabiru tiba di depan pagar rumahnya. Ia membuka pagar rumahnya lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu rumahnya, sabiru membuka pintu rumahnya menampakkan suasana rumah yang sunyi.

" mama, iri pulang " teriak sabiru saat membuka pintu rumahnya

Tak ada satu pun orang yang menjawab teriakan sabiru. Ia heran mengapa rumahnya sangat sunyi tetapi kendaraan kedua orang tuanya terparkir rapih di halaman rumah. Tak mau ambil pusing sabiru melangkahkan kakinya menuju ke anak tangga di samping kamar orang tuanya.

Namun, tak sengaja sabiru mendengar suara dari dalam kamar orang tuanya itu, ia mendengar perdebatan orang tuanya walaupun hanya masalah sepele.

" mama itu kenapa susah sekali sih ngeluarin uang mama demi keluarga kita "

" mama bukannya gak mau ngeluarin, cuman kalau mama ngeluarin kita sama anak anak mau makan apa? "

" masa ayah semua sih yang harus pikirin, belum lagi ayah harus bayar listrik dan masih banyak lagi "

Begitu lah perdebatan diantara orang tua sabiru. Sabiru yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dengan kasar, ia melanjutkan langkah nya menuju kekamar untuk beristirahat.

Sabiru masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya, ia berjalan mengarahkan ke kasurnya lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur itu. Sambil menatap langit kamarnya. Ia menghela nafas nya dengan kasar.

" huffttt... Mereka selalu saja seperti itu " gumam sabiru sambil mengingat percakapan orang tuanya.

Tak butuh waktu lama, sabiru sudah terlelap tanpa mengganti seragam sekolahnya. Ia lebih memilih memasuki dunia alam bawah sadarnya. Sabiru tertidur hingga langit mengubah warnanya menjadi hitam dengan menampakkan cahaya bintangnya.

" kak, adekmu mana? " tanya zara, saat menyadari bahwa sabiru belum menampakkan dirinya sedaritadi.

" gak tau, palingan dia dikamar lagi tidur " jawab nara

" panggil gih, sekalian bangunin kalau dia tidur suruh makan malam "

Nara hanya menganggukkan kepalanya menandakan ia menuruti ucapan dari ibunya. Nara mulai menginjakkan kakinya ke arah anak tangga ia menaiki anak tangga itu untuk menuju ke arah kamar sabiru.

✿✿✿

Tokk...! Tokk...! Tokk...!

Suara ketukan pintu yang berasal dari kamar sabiru membuatnya terganggu akibat suara ketukan pintu. Ia perlahan membuka matanya dan ia perlahan mengerjapkan matanya seraya menelisik setiap ruangan dengan sedikit bantuan cahaya dari bulan.

Sabiru perlahan lahan menuruni kasurnya lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu dan membukanya, ia melihat kakaknya yang kini sedang berdiri di hadapannya.

" ganti baju sana, trus turun makan malam " ucap Nara, saat melihat pintu kamar adiknya terbuka.

" ia kak " jawab sabiru dengan suara khas orang yang baru saja bangun dari tidurnya

Setelah mendengar perkataan adiknya Nara langsung memutar badannya dan mengarahkan kakinya ke anak tangga yang ada di samping kamar sabiru.

Sabiru yang melihat kakaknya sudah pergi, ia langsung menutup pintu kamarnya dan mengganti seragam sekolahnya dengan piama kesayangannya itu. Sabiru keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga, ia berjalan mengarah ke meja makan.

" duduk nak, kita makan malam bersama "

" ia ma.. "

Sabiru duduk di meja makan, ia berhadapan dengan kakaknya. Mereka makan malam bersama penuh keheningan diantara mereka sampai sangat ayah membuka suara di sela sela keheningan tersebut.

" sabiru ayah ingin mendaftarkan kamu di tempat les kakakmu yang dulu, kamu mau kan? " ucap geotama di sela keheningan saat makan bersama

" yah iru gak mau les, iru lagi gak mau ketemu orang banyak, irul gak mau "

" kenapa gak mau, toh juga kamu cuman pergi belajar disana kalau soal teman itu belakangan aja "

Ibu dan kedua saudara sabiru hanya bisa diam tak berkutik, mereka hanya bisa melihat dan mendengar perbincangan sabiru dan sang ayah.

" sudahlah yah, mama iru sudah kenyang sudah tak berselera. Iru kekamar kalian lanjut makan saja " ucap sabiru meninggalkan meja makan dan makanannya yang belum habis

Geotama tak bersuara ia hanya diam melihat tingkah laku anak perempuan keduanya itu. Sabiru merasa kesal dengan mood yang kurang bagus semenjak pulang dari sekolah. Bukan karena diejek atau diusili oleh temannya di sekolah melainkan ia sangat kelelahan bertemu dengan teman temannya yang memiliki sosial baterai yang diluar batas bagi sabiru.

Ia berjalan menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya, ia mengunci pintu kamarnya agar tak ada yang dari salah satu keluarga nya masuk ke dalam kamar sabiru. Sabiru pun merebahkan tubuhnya di atas kasur dan berusaha menormalkan emosinya karena perkataan ayahnya tadi saat di meja makan.

" kapan ayah paham soal apa yang iru mau " lirih sabiru sambil menatap langit kamarnya

' ah lebih baik gue tidur buat sekolah besok ' batin sabiru

Ia lebih memilih tidur karena fikir nya dunia maya bisa membuat sabiru tenang dan bahagia ketimbang harus berada di dunia nyata dengan keadaan seperti ini, terkadang ia berfikir ia memiliki keluarga yang lengkap namun didalamnya keluarga itu hanya sebuah sebutan mereka menjalani kehidupan masing masing tak ada yang saling mengerti.

✿✿✿

Segini aja dulu, ya.
Besok lanjut update lagi hehehe...

Jangan lupa tinggalkan jejak :))

Maaf ya kalau semisal ceritanya agak sedikit gak nyambung soalnya aku baru mulai nulis cerita, heheheh :)

Maaf ya kalau ceritanya agak pendek soalnya lagi bingung alurnya mau di bagaimanain heheheh

Bagaimana kelanjutan hidup dari sabiru dan teman-temannya? Apakah sabiru akan menceritakan kisah hidupnya yang sebenarnya?

Kita tunggu di cerita berikutnya....

Friendship (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang