Kallias meninggalkanku sendirian.
Dia marah karena aku menjemputnya pulang dari pesta temannya, dia tidak minum alkohol dan sangat sadar saat aku datang tapi dia juga dengan sangat sadar dan santai mencium seseorang didepanku.
Aku memaksanya untuk pulang dan dia dengan terpaksa mengikuti ku karena merasa malu pada teman temannya, kami bertengkar hebat di dalam mobil, Kallias memang seperti ini aku tahu dia selalu mencintaiku tapi dia tidak pernah mau lepas dengan kehidupannya yang berwarna.
Aku tidak pernah memintanya untuk melepaskan teman temannya, tapi dia dengan kasarnya berkata bahwa aku seorang egois yang ingin menariknya ke dalam hidupku yang monoton dan tidak menyenangkan.
Karena terlalu muak, dia menurunkan ku di Jalan pegunungan seorang diri, aku yang sedang marah juga terpancing dan keluar dari mobil. Lalu Kallias pergi, aku berdiri sendirian di tepi jalan menunggunya menjemputku tapi dia tidak pernah kembali.
Seseorang membekap mulutku, menarikku ke dalam hutan dan menodongkan pisau yang di pegangnya ke arahku.
Aku di rampok. Pria itu meminta semua barang berharga yang aku punya lalu menusukku sebanyak 5 kali membuat darahku terciprat ke salju putih yang bersih.
Tubuhku terasa kaku, tangan dan kaki ku tidak mau bergerak, aku berbaring dengan tidak bertenaga di atas tumpukan salju yang menggigit kulit.
Aku memegang perutku yang tertusuk cukup dalam, sepertinya pendarahannya sedikit berhenti entah karena dinginnya musim dingin membekukan darahku atau karena apa aku juga tidak terlalu mengerti, aku ingin bergerak juga ingin meminta tolong tapi aku tidak punya tenaga.
Aku bertanya tanya dalam hati apakah Kallias mencemaskanku? Bagaimana perasaannya jika aku mati disini?
Anggap aku bodoh tapi aku tidak pernah benar benar berusaha untuk terus hidup karena aku menunggunya....
Keegoisan ku terus menerus menahanku, membuatku enggan bergerak karena jauh dalam hati aku hanya ingin diselamatkan olehnya, aku ingin dia berbalik, aku ingin dia meminta maaf, aku ingin dia menangis karena membuatku menjadi berantakan seperti ini.
Tapi sampai kehangatan terakhir ditubuhku menghilang Kallias tidak pernah datang.
Seolah dia tidak pernah peduli dengan aku yang dia tinggalkan sendirian di jalan pegunungan yang sepi dan gelap.
Aku terbaring bodoh di atas tumpukan salju yang berwarna merah akibat darahku sendiri, kepalaku mendongak menyaksikan bunga plum yang berwarna merah cerah sangat indah dan menarik di tengah musim dingin yang terbalut selimut putih salju.
Beberapa bunga plum terlepas dari pohonnya karena terbawa angin, entahlah mungkin angin juga sedikit iba melihatku jadi dia mengantarkan bunga bunga yang cantik itu ke dekat tubuhku yang terlalu kaku untuk bergerak.
Bunga plum kecil berwarna merah menghiasi salju sekitarku yang menjadi kotor karena darah, bahkan jika aku akan mati aku masih tidak tahan untuk mengatakan betapa indahnya bunga kecil itu di dalam hatiku.
"Yang ditinggalkan adalah yang paling menyedihkan" Aku pergi Kallias, setitik warna kusam sepertiku akhirnya pergi meninggalkan duniamu yang penuh warna dan kau harusnya baik baik saja dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
personne ne m'aime
Cerita PendekKallias mencintaiku, sangat mencintaiku. Tapi dia juga mencintai kehidupannya yang cemerlang, dia mencintai kebebasannya yang leluasa, dia juga mencintai kesenangannya yang penuh warna. Kallias mencintaiku tapi dia mencintai banyak hal dalam hidup...