8.

101 9 0
                                        

Sudah hari kelima dan Aria masih belum pulang, aku sudah mencarinya kemana mana tapi dia masih belum pulang, apakah dia sangat membenciku sampai meninggalkanku hampir gila seperti ini?

Aku tidak bisa...

Aku tidak bisa sedetikpun tanpa Aria, hatiku sakit dan kepalaku ingin pecah rasanya, aku hanya ingin dia pulang aku hanya ingin dia kembali sekarang.

Kallias menatap langit langit kamar dengan pandangan yang tidak jelas, kasur mahalnya yang biasa terasa nyaman kini semakin dingin tanpa alasan.

Saat Kallias lelah dengan teman temannya dia akan melamun melihat langit langit bersama Aria, saat itu terjadi Aria tidak pernah diam dia terus saja menceritakan hal hal kecil yang dia lakukan awalnya cerita Aria yang kekanak-kanakan mengganggunya tapi sekarang rasanya sangat sunyi tanpa celotehan Aria.

Ketukan di pintu kamarnya menyadarkan Kallias, pelayan memberitahu nya kalau ada seorang pria yang mencari Aria.

Seorang pria? Apakah orang itu yang membawa Aria? Apakah dia yang menyembunyikan Aria? Apa mungkin orang itu datang untuk mengambil barang barang Aria? Kallias merasa gelisah tanpa sebab pikirannya terus memunculkan kemungkinan kemungkinan bahwa Aria bisa saja meninggalkannya bersama orang yang datang saat ini.

Kallias turun kebawah dengan rasa penasaran, dia berkata pada dirinya sendiri Aria tidak akan meninggalkan nya Aria tidak akan pernah melakukan itu.

Duduk di sofa seorang pria dengan jas dokter sedang memandangi foto Aria dan Kallias, tatapannya melembut saat melihat Aria yang tersenyum bahagia di foto tampak sangat berbeda dari yang biasanya.

"Siapa kau? Kenapa mencari kekasihku?" Tanya Kallias langsung pada intinya.

"Kekasih ya... Lucu sekali mendengar itu darimu" Gumamnya cukup pelan tapi masih terdengar oleh Kallias.

"Apa maksudmu?" Kallias berusaha menahan emosinya karena mungkin saja orang di depannya tau dimana Aria.

"Aku Noah, bisa beritahu aku dimana Aria? Dia harusnya menemuiku kemarin tapi dia tidak datang" Kata Noah santai.

"Kenapa Aria harus bertemu denganmu?"

"Karena Aria membutuhkanku? Kami bertemu dua tahun yang lalu dia mengunjungi ku beberapa kali lalu dia datang sebulan sekali dan saat ini menjadi dua minggu sekali"

Satu pukulan keras mendarat di pipi kanan Noah, pemuda tampan itu sampai jatuh dibuatnya.

Kallias menarik kerah kemeja Noah dengan nafas yang tidak beraturan mukanya merah padam seolah dia sangat marah.

"Owhh, jadi selama aku pergi bermain dia juga bermain main denganmu ya? Apa yang sudah orang biasa itu lakukan saat kalian bertemu? Sudah kuduga, akhirnya dia tidak bisa tahan dan menjadi serakah, kau bisa mengambilnya jika kau mau aku tidak sudi bersama orang yang tidak layak sepertinya" Kallias melepas pemuda itu dengan kasar hingga Noah hampir terjatuh untuk yang kedua kalinya.

Noah hanya diam melihat Kallias yang sama sekali berbeda dari apa yang selalu Aria katakan. Katanya pemuda yang bernama Kallias itu sangat menyayangi nya sampai ingin tinggal bersamanya, katanya pemuda itu tidak akan pernah meninggalkan nya bahkan jika dia punya banyak mainan di luar sana, kata Aria pemuda itu selalu menerimanya apa adanya, tapi yang Noah liat sekarang sungguh mengecewakan.

Bagaimana bisa seseorang yang tidak mempercayaimu bisa disebut kekasih? Noah sesekali merasa iri setiap kali Aria bercerita tentang kekasihnya bahkan jika alasan Aria menemuinya adalah karena pemuda kaya yang bodoh itu, pasiennya akan selalu tersenyum manis saat menceritakan tentang pasangannya.

"Aku seorang dokter" Teriaknya pada Kallias yang berniat kembali ke kamarnya.

Langkah Kallias berhenti, menunggu kelanjutan dari kata kata seseorang yang mengaku sebagai dokter.

"Aku seorang dokter, dokter jiwa dan Aria adalah pasien ku"

Kallias membalikan badannya, menatap sosok itu dengan bingung.

"Aria mengalami depresi yang sangat parah, dua bulan lalu dia bilang dia tidak ingin meminun obatnya lagi dan berhenti menemuiku, aku kemari untuk mengecek keadaannya"

"Apa maksudmu?" Aria? Depresi? Tidak, tidak mungkin...

"Tentu saja kau tidak tahu, kau tidak pernah peduli dengannya" Noah melihat pemuda di depannya dengan sangat muak.

"Tidak, tidak mungkin Aria depresi. Aku memberikan segalanya, dia punya segalanya disini, ini pasti akal akalan Aria kan?" Kallias tidak percaya, tidak mungkin Aria menderita penyakit mental seperti itu.

"Segalanya? Itu terdengar lucu dari seseorang yang baru saja mengatakan bahwa Aria adalah orang yang tidak layak. Apa kau merasa kau sangat tinggi? Kau merasa Aria tidak layak jauh di dalam lubuk hatimu, bahkan jika kau mencoba menyembunyikan nya dengan baik Aria masih bisa tahu kalau kau sesekali ragu padanya"

"Tidak aku tidak bermaksud, aku kira kalian berdua berselingkuh atau semacamnya"

"Lalu kalau Aria tidur denganku memangnya kenapa? Bukankah kau sendiri yang bilang kalau ini hanya kesenangan? Kurasa Aria juga harus merasakan kesenangan yang kau rasakan kan? Mencium pria lain di depanmu, tidur dengan pria lain, bermain bersama teman temannya sampai larut malam, itu semua kesenangan yang kau katakan jadi menurutku tidak ada masalah jika Aria melakukannya"

"Aria tidak akan melakukan semua itu! Aria mencintai ku, dia tidak akan melakukannya"

Kallias sangat marah, jantungnya berdetak sangat cepat dan tidak karuan, dia merasa apa yang di katakan orang di depannya sangat tidak masuk akal.

Kallias merasa gelisah dan takut, dia takut karena ada sesuatu yang berbisik padanya dan mengatakan bahwa apa yang dibilang pemuda di depannya sangat akurat.

personne ne m'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang