-An imperfect story-
Fabian baru saja pulang dari luar,ia tidak pergi les karena ia sedang dalam kondisi suasana hati yang buruk. Ia tidak ingin membuat guru les nya merasa ia tak menghargai,lebih baik ia tidak datang daripada datang hanya untuk membawa masalah.
Fabian terkejut, ia dengan tiba-tiba di tampar. Memegang pipi kanan nya,Fabian menatap seseorang yang melakukannya.
"Apa kau tidak bisa tidak membuat saya marah?mengapa kau tidak pergi les?guru les mu bilang sudah beberapa kali kau tidak datang. Apa kau sudah cukup pintar untuk melawan saya?"tanya nya kesal
"Ibu,aku ada eskul dan pulang sore. Mood ku sedang tidak bagus,jadi ak-"
"Saya tidak menerima alasan apapun!!apa kau tahu?seandainya kau tidak ada hidup saya tidak akan menderita seperti ini,saya bisa melakukan apapun yang saya mau!!!"teriak nya dengan frustasi.
Wanita itu berteriak tak karuan sebelum akhirnya ia menangis, iya menangis. Pemandangan seperti ini lah yang selalu Bian lihat setiap saat ketika ibu nya dirumah, ia sungguh tidak tega.
"S-ssaya b-bbisa melakukan apapun...."racau nya
Bian membawa sang ibu kedalam pelukannya, mencoba untuk menenangkan. "Ini belum terlambat, ibu. Ibu masih bisa melakukannya, aku tidak apa."kata nya
"Andai kau tidak ada,mengapa kau harus lahir dari rahim ku?saya tidak ingin ini terjadi."
Bian mungkin sakit hati akan ucapan ibu nya,namun ia tak pernah marah akan hal itu.
-
"Nalendra,"panggil seseorang dan yang merasa terpanggil pun menoleh.
"Lo disini juga?beli buku apa?"tanya nya
"Iya,"jawab nya singkat
Nalendra seolah acuh,mengabaikan atensi Bian kepada nya. Entah karena memang sedang tidak ingin diganggu apa memang ia tak menyukai atensi nya.
"Ndra,gue..."
"Lain kali aja,yan. Kalo belum siap jangan dipaksa, gue gak minta lo buat ngomong."
Walaupun tangan Nalendra sibuk memilih-milih buku,tetapi ia tetap menyadari raut wajah Bian kepada nya. Tak peduli dengan itu,Nalendra melangkah pergi untuk membayar buku yang ia beli. Pada akhirnya Bian kembali bungkam,tidak mau mencoba menjelaskan.
Nalendra itu adalah tipe yang menjauhi sumber rasa sakitnya, akan berusaha untuk menjauh dan tak berinteraksi dengan sumber rasa sakit nya walaupun hanya sebentar.
"Ndra, gue butuh lo."ungkap nya ketika keduanya sama-sama sudah di luar toko.
Nalendra tetap tak menghentikan langkahnya, berjalan menjauh untuk segera meninggalkan area itu. Ia lelah,malas sekali hanya untuk bicara.
"Nalendra, gue minta maaf kalo gue pernah nyakitin lo."ungkap nya lagi
Berjalan mengikuti setiap langkah Nalendra, Bian tak mau menyia-nyia kan kesempatan. "Gue jahat,gue emang jahat sama lo. Gak seharusnya gue ngelakuin hal jahat kaya gitu ke lo,apalagi sampai bikin lo....kesakitan kaya gitu."ucap nya di akhiri dengan gumaman pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
An imperfect story || NI-KI ENHYPEN
FanfictionMenuai luka dari sebuah kesalahan yang bukan di perbuat oleh nya,menanggung rasa sakit di masa remaja nya tanpa ada kata berhenti. "Aku selalu takut berjalan sendiri di lautan manusia-manusia yang entah siapa selalu menghantui pikiran ku, mereka ke...