Lembaran cerita yang usang

61 9 3
                                    

-An imperfect story-

"Nalendra, temen lo dateng. Lo gak pengen ketemu mereka, mereka udah dateng jauh-jauh kesini."

Javas terus menggedor pintu itu,walaupun pasti tak kan ada jawaban yang di dapat. Nalendra seolah tutup telinga, tidak mau mendengar apapun di luar sana.

"Nalendra, gue mohon keluar. Udah 5 hari lo diam di dalam kamar terus, apa lo gak capek?temen-temen kelas lo pasti kangen sama lo."

Omong kosong, tidak akan ada yang merindukan Nalendra di kelas nya. Siapa yang peduli ia hadir atau tidak, mungkin hanya pihak sekolah. Siapa yang mau berteman dengan anak pembunuh dan tidak jelas seperti nya.

Javas duduk di depan pintu kamar Nalendra, sudah 5 hari Nalendra tak keluar makan. Jangan kan keluar untuk sekedar menghirup udara segar, makan saja tak ia lakukan. Entah apa yang ada dalam pikiran Nalendra, namun Nalendra itu sangat mampu tidak makan selama berhari-hari.

"Gue terpaksa nyuruh mba Ina buat bohong, bilang kalo kita lagi pergi ndra. Lo tega sama gue,lo tega bikin gue khawatir. "

Mungkin Javas selama ini tampak acuh,namun nyatanya ia lah begitu peduli terhadap Nalendra.

"Galak nya gue,tapi gue sayang. Gue sayang sama lo ndra,gue selalu sayang sama lo."

Nalendra itu belum pernah benar-benar selesai dengan masa lalu nya,ia masih terus hidup dibalik rasa sakit masa lalu nya. Ia tak pernah benar-benar bahagia begitu pun tak pernah benar-benar merasa tenang.

Sore itu, Javas menunggu Nalendra sampai benar-benar keluar kamar. Memohon untuk kesekian kali untuk meminta nya keluar, walaupun akan sangat mustahil dilakukan.

-

"Ibu sayang Nalendra kan?"tanya bocah itu

Bocah berusia 6 tahun yang begitu tampan, tersenyum kepada ibu nya yang tampak begitu ayu. Keduanya baru saja dari pusat perbelanjaan, membeli beberapa bahan masakan yang sudah habis.

"Tentu saja ibu sayang kepada putra ibu yang tampan ini,malahan ibu sangat mencintaimu,Nalendra."ucap ibu dengan bangga

"Ibu,kemarin pergi kemana saat Nalendra ke sekolah?bukan nya ibu libur bekerja?"

"Ibu hanya pergi ke luar sebentar,ibu tidak akan kemana-mana."

Wanita itu tersenyum sambil menanggapi segala ucapan putra semata wayang nya,putra kesayangannya. Anak nya yang begitu ia cintai dan begitu berharga bagi nya.

"Ibu sedang sakit ya?ada kotak obat di laci ibu."ungkap Nalendra.

Wajah wanita itu memang sangat ayu dan begitu menawan, namun ia tampak pucat dan kurang fit. Terlihat rapuh dan lemah,tidak seperti orang sehat.

"Ibu baik-baik saja, nak. Itu hanya obat simpanan, sewaktu-waktu ibu membutuhkan nya."

"Ibu,jangan pernah tinggalkan Nalendra ya. Tetap bersama ku selamanya, hingga Nalendra dewasa dan memiliki keluarga. Hingga Nalendra tua seperti kakek,aku ingin selalu bersamamu,ibu."

Wanita itu kembali tersenyum, anak nya ini sangat manis. Pintar sekali, kata-kata nya begitu menghipnotis.

"Ibu tidak bisa berjanji, namun ibu akan berusaha untuk selalu bersama Nalendra. Sudah jangan bicara seperti ini,cerita kan saja apa yang terjadi di sekolah hari ini. Apa Nalendra belajar dengan benar?"

An imperfect story  || NI-KI ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang