20 : 20

2.8K 106 7
                                    

“ikut papi”

Baru saja menaiki tangga menuju kamarnya, Kaiden sudah di hadang oleh papi nya yang kini melangkah menuju ruangan pria itu, dengan badan tegap dan aura yang sudah di pastikan buruk.

Pintu ruangan sudah ia kunci, dan tanpa aba-aba sebuah bogeman mentah melayang ke wajah diri nya.

Kaiden yang terjatuh di depan pintu pun segera berdiri dan menunduk kan wajah nya, hingga pukulan demi pukulan terdengar di seluruh ruangan itu.

Puas dengan yang pria itu lakukan pada anaknya, pria paruh baya itu pun melangkah ke kursi kerja nya dengan pandangan masih di penuhi amarah.

“apa yang sedang kau rencanakan?”

Kaiden yang bersusah payah berdiri pun kini menjawab dengan tegas, “tidak ada, aku mencintai Amora dan perasaan ku pada nya sudah menghilang sejak tujuh bulan yang lalu”

“aku dan istri ku yang mendidikmu seperti ini, kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan? Ingat, aku ayah mu”

Ayah Kaiden hanya membalas dengan senyum sinis nya, wajah nya terlihat mengejek anak nya sendiri, mengalihkan perhatian nya pada beberapa buku besar yang ia kembalikan pada lemari dibelakang.

Kau tidak mengenaliku sekalipun kau orang tua kandung ku.

Kaiden hanya menunduk tanpa melihat kearah papi nya, tak ada yang tahu apa yang di rasakan pria itu sekarang, tidak ada yang bisa menebak nya

Sekalipun papi nya.

“ingat satu hal, dia tak akan bisa lepas dari keluarga ini”

Sebuah tangan melambai dengan maksud mengusir, Kaiden pun berlalu dengan badan tegak meninggalkan ruangan ayahnya.

Setelah keluar dari ruangan itu, bola mata cokelat itu terlihat menajam seiring urat leher nya yang timbul, mata nya masih mengarah pada pintu yang baru saja ia tutup.

Satu langkah lagi.

/ <><> /

Suasana kantin begitu ramai setelah ulangan kelas dua belas berakhir, tak terasa ia akhirnya akan segera lulus dari sekolah ini, meninggalkan teman-temannya dan kenakalan yang pernah mereka lakukan,

Mungkin juga saat nya untuk melupakan semua kenangan pahit yang pernah terjadi di hidupnya.

“Kay, jangan ngelamun lo, join party kuy malam ini” ujar Tera setelah menaruh mie ayam pesanan mereka di ikuti mas Tara-cowo yang pertama kali di temui mereka sebagai akang kasep nya Tera.

Dan kabar baiknya, mereka sekarang sedang menjalin hubungan asmara, tidak sia-sia usaha caper Tera sampe mau jadi budak antar mie ayam tiap hari demi ketemu akang kasep nya.

“nanti gue kabarin kalo kerjaan gue udah beres”

“siap! Nanti gue kenalin cowo juga buat lo sama Eli-li kembang api”

“si anying nama gue di ganti-ganti, dan gausah ngenalin gue sama Kayshiel cowo-cowo dari lo, terakhir lo ngenalin cowo ke gue om-om umur 30 ya bangsat!” sahut Eli judes dan emosi.

“tapi ganteng loh, kaya lagi! Minus nya ya punya buntut, jenggot, kutuan, jorok terus bau badan aja”

“kenapa ga sama lo aja, Ra, entar si Tara kasih ke Dela aja, ya kan Del? setuju ga bang?” kata Kayshiel yang dengan polosnya di angguki Dela sedangkan si Tara yang sedaritadi di tahan pacarnya hanya nyengir-nyengir aja.

“makasih mas” sahut Dela yang secepat kilat mendapat pelolotan Tera.

“Heh! Gada yang boleh manggil pacar gue mas-mas! Gue potong lidah lo pada!” ujarnya dengan suara yang sengaja di naikkan agar seluruh murid di kantin mendengar.

“belum juga nikah udah di larang, jangan mau mas Tara, nanti lo di kekepin terus setiap kemana aja” sahut Amir, teman sekelas mereka yang segera mendapat tendangan Madun dari Tera.

“nahkan KDRT, JANGAN MAU MAS TARA! TERA KALO NGOMONG BAU TAIK!” teriak Amir yang semakin menambah gelak tawa seisi kantin, sedangkan yang di ributkan malah sibuk tertawa-tawa manis.

Duh, akang kasep.

Suara nyaring dari geng Kaiden memasuki kantin, riuh bisik-bisik dari segala arah memasuki pendengaran Kayshiel, terutama para siswi.

“cowo kalo ga mokondo ya tukang selingkuh!” kata Eli dengan mata menatap kearah sekumpulan geng berpengaruh itu.

“ngomongin siapa sih? Kaiden apa mantan nya Eli sendiri?” sahut Dela yang di balas tawa gelak dari Tera.

“Dela habis makan mie ayam my handsome boyfriend jadi pinter sarkas ya? Bagus-bagus, perlu gue kasih hadiah ciuman nanti” ujar Tera yang mendapat tatapan sinis dari Kayshiel dan Eli.

“napsuan lo! Belum juga nikah” balas Eli bergidik ngeri yang tidak di pedulikan Tera.

“biarin”

BRAKK!!

Tubuh seseorang menghantam pinggir meja mereka, suasana yang awalnya ricuh seketika hening dalam sekejap.

Kayshiel segera mengalihkan bola mata nya kearah lelaki yang sedang bersitegang dengan cowo itu, namun baru saja wajahnya hendak menoleh kebelakang tangan seseorang dengan segera memegang tengkuknya dan tanpa aba-aba benda basah dan kenyal di rasakan oleh Kayshiel.

Pupil mata gadis itu membesar dengan ekspresi terkejut, bahkan tidak ada yang pernah menyangka bahwa kejadian seperti ini akan terjadi.

Cowo itu sudah gila!

Jean masih tak melepas tengkuk Kayshiel sebelum satu pukulan dari seseorang mampu melepasnya, jangan tanyakan siapa pelakunya, tentu saja Kaiden.

Suara hantaman saling beradu, namun entah iblis apa yang merasuki Kaiden, ia bahkan membabi buta memukuli Jean sampai babak belur, padahal Jean tak gampang tumbang dan tenaga mereka hampir setara.

Tapi hari ini, cowo itu benar-benar hampir menghabisi Jean, suara hantaman kursi dan meja kantin sudah memprihatinkan akibat Kaiden arahkan ke tubuh Jean.

Napas Kaiden menggebu-gebu dengan kaki yang menginjak dada Jean, ia menatap dengan tajam.

“ini akibat lo berani nyentuh punya gue” dengan kaki nya yang semakin menekan dada Jean, ekspresi Jean terlihat datar dengan wajah tak kalah marah.

“sekarang masih giliran lo, tapi sekali lagi berani masuk kepemilikan gue, gue ga akan segan buat ibu dan adik lo ngerasain hal yang sama” lanjutnya.

Jean tak akan diam saja, dengan sisa tenaga yang ia punya, setidaknya biarkan ia menghantam wajah cowo itu ke meja.

Dan usaha nya tidak sia-sia, walaupun harus di balas Kaiden lebih membabi buta, semua murid hanya bisa menonton, guru pun baru saja datang dengan satpam yang mengamankan mereka, guru memang sudah tahu dari sejak kejadian awal namun tidak berani bertindak, takutnya semakin banyak memakan korban.

Di sisi lain, Kayshiel menatap punggung Kaiden dengan begitu lama, saat mendongak dengan kebetulan mata mereka bertemu.

Seringai cowo itu terlihat walau hanya Kayshiel yang menyadari nya, dengan pakaian yang sudah kusut dan memperlihatkan kaos hitam nya, cowo itu tanpa ia sadari malah semakin membuat siswi-siswi disana terkagum, apalagi dengan luka memar dimana-mana dan tangan nya yang mengacak rambut nya sendiri, menambah kehebohan yang sedang terjadi.

Jean sudah di bawa oleh beberapa satpam untuk kerumah sakit dengan Kaiden, karena kedua nya sangat-sangat memprihatinkan, darah mereka berceceran di lantai.

Dan Kayshiel tak mengerti apa maksud dari alasan marah nya Kaiden.

/ ><>< \

Cek ombak comment dan vote nya dulu ya buat part selanjutnya, kalo banyak dari part kemaren segera update.

Kayshiel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang