Dekatría

1.6K 286 33
                                    

Pagi yang indah menyapa bumi, gemericik hujan menemani pagi ini, udara yang dingin membuat siapapun enggan untuk membuka matanya walau kenyataannya rentetan kegiatan sudah menanti. Seperti Chika yang masih asik memejamkan matanya di pelukan cici pertamanya, gadis itu kelelahan setelah melakukan banyak sekali aktifitas bersama panitia kiamat.

"Dek, bangun dek" Elusan lembut membuat Chika semakin dalam menjelajahi mimpinya.

"Ci Shani? Ci udah bangun belum?"

Shani melepaskan pelukan Chika yang begitu erat dengan perlahan, sambil mengikat rambutnya secara acak, Shani membuka pintu kamar. "Iya ge kenapa?" Tanya Shani setelah melihat ternyata Gracia lah yang memanggil dirinya.

"Kirain masih tidur, mau ajak sarapan bareng ci"

"Udah buat sarapannya? Maaf ya cici kesiangan, adek lagi seneng-senengnya cerita sampe tidurnya lebih malem dari biasanya, sekarang aja belum bangun dia"

Gracia mengangguk, lalu berjalan masuk ke kamar adik bungsunya, ia lihat adiknya itu tengah menyembunyikan seluruh tubuhnya dibalik selimut yang sedang ia kenakan.

"Jamet bangun jamet, sekolah weh!" Gracia menindih tubuh adiknya itu tanpa rasa bersalah.

Sedangkan Shani hanya bisa menggelengkan kepalanya, lalu ia berjalan untuk menyiapkan baju Chika.

"GRACIA LU JANGAN GANGGUIN BOCIL GUA YAK!"

Teriakan Jinan membuat Gracia menatap Jinan tidak suka, "apaan sih? Ganggu aja" Katanya.

"Lu tuh kalau mau gangguin dia tuh tunggu gua dulu bisa kan? Tidak sopan betul mendahului yang tua"

"Dih, gua pikir kenapa, yaudah sini, jamet belum bangun-bangun juga nih"

Jinan berlari dan langsung melompat ke kasur Chika, "bocil bangun bocilllllll" Kata Jinan menarik selimut Chika.

"AAAAAAAA KAK JINAN HUSH HUSH SANA!" teriak Chika merasakan geli karena pipinya diciumi padahal pelakunya adalah Gracia.

"Gracia itu dih, bangun bocilllllllllllllll"

Chika terusik namun ia tetap memejamkan matanya sambil menutup kedua matanya mengabaikan kedua orang aneh itu.

"Gre gulung dia gre kita bawa ke kamar mandi" Kata Jinan yang langsung disetujui oleh Gracia.

Jinan dan Gracia menggulung tubuh Chika lalu mereka dengan santainya membawa Chika yang memberontak itu ke kamar mandi.

"JINAN GRACIA! KALIAN APAIN ADEK?!" teriakan Shani begitu membahana, ia berjalan menghampiri para adik-adiknya itu namun dengan cepat Jinan dan Gracia berlari ke kamar mandi dan tentunya dengan Chika yang masih seperti kepompong.

"CI SHANI!"

Setelah kejadian yang tidak terduga terjadi, kini Chika tengah menangis sambil memeluk Shani, sudah sejak tadi Chika menangis dan kedua pelaku sudah sejak tadi juga meminta maaf pada si kecil.

"Chika maafin cici ya"

"N-ngak mau cici jahat" Kata Chika yang masih sesegukan.

"Nanti kak Jinan beliin eskrim deh, eh ga jadi!" Panik Jinan kala melihat mata Shani yang sudah melotot.

"Adek ayok makan dulu, nanti sekolah diantar sama Kak Gita ya?"

Chika mengusap ingusnya menggunakan baju yang Shani kenakan, "suapin" Kata Chika pelan.

"Baju cici dek ya ampun, oke cici suapin buka mulutnya"

Gita mengambil tissue lalu mengelap ingus sang adik berserta membersihkan baju sang cici.

Semua Aku DirayakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang