Tanpa bisa Assa cegah, jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya.
"Assa, mulai sekarang aku akan kasih kamu banyak-banyak rasa sayang."
***
"Assa, mulai sekarang aku akan kasih kamu banyak-banyak rasa sayang."
Napas Assa tertahan mendengar hal itu, matanya mendadak panas, ingin menangis.
"Assa, Aku mau terus disamping kamu, ngelindungin kamu."
Assa bisa merasakan jika San tengah membenamkan sebagian wajahnya pada puncak kepala Assa dan membubuhkan kecupan tipis disana.
"Jadi tolong―jangan bilang kalau kita orang asing."
Assa menunggu dengan napas tertahan dan sekujur tubuh yang mendadak kaku karena perlakuan San.
Takut pria itu berbuat macam-macam setelah mengecup puncak kepalanya walaupun memang terasa bagai angin lalu.
Tapi setelahnya tidak terjadi apapun, San berpindah dari posisinya dan Assa bisa mendengar jika pria itu kembali duduk pada salah satu bangku.
Setelahnya hening, Assa bahkan terlalu takut hanya untuk menarik napasnya sendiri. Takut ketika dia berbalik, malah tertangkap basah oleh San karena pura-pura tidur.
Barulah ketika mendengar dengkuran halus keluar dari San, Assa memberanikan diri untuk berbalik dan duduk tegak.
Benar saja, San tengah duduk di bangku yang menghadap jendela. Tertidur sambil melipat kedua tangan didepan didada. Jelas telihat sangat kelelahan.
Hati Assa mendadak kacau.
Melihat San yang tertidur kelelahan seperti itu membuat selatan hati Assa menjadi iba apalagi jika menyadari dia adalah penyebab San kelelahan, membuat gadis hazel menjadi semakin bersalah.
Aku tidak bisa membiarkan Harp Seal itu terus mengasihaniku!
Hanya itu satu-satunya hal yang muncul dikepala Assa. Dia tidak ingin dikasihani!
Aku harus segera menyudahi semua ini!
Assa segera berlalu keluar kamar, tidak tahu entah kemana.
Satu jam setelahnya, San terbangun saat mendengar Pasha masuk ke ruangan sambil mendorong ranjang bundanya.
San mengalihkan pandangan pada sofa, saat mendapati tempat itu sudah kosong pria arang tampak linglung.
"Apa kak Assa udah bangun?" tanya San pada Pasha yang terlihat tengah menutup pintu kamar.
"Loh? Aku baru aja masuk kak. Aku nggak tau." balas Pasha.
San segera bangkit, terlihat sedikit khawatir lalu berlalu keluar kamar. Pasha yang melihat hal itu hanya bisa mengulum senyum.
"Kenapa Pasha?" bunda sedikit heran melihat reaksi Pasha.
"Bisa-bisanya kak San khawatir banget gitu padahal kak Assa bukan anak kecil lagi." Pasha geli sendiri melihat tingkah kedua orang itu dari semalam.
Kembali ke San yang tengah mencari Assa, pria itu sudah terhubung dengan gadis hazel lewat sambungan telepon.
"Kak Assa dimana?"
'Kenapa?'
"Dimana?"
'Kenapa?!'
"Aku kangen."
'Harp Seal Gil―di supermarket depan rumah sakit.' Assa sekuat tenanga menahan lidahnya agar jangan memaki San lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNSÆI (World for Intuition)
RomanceSeason II dari INNSÆI (The Sea Within) "Kenapa kamu selalu datang bahkan setelah kutolak beribu kali?" Assa "Aku akan selalu disini. Tepat disebelahmu." San