05

2 1 0
                                    

Siapa pria ini?

San mencoba mengingat-ngingat dimana dia pernah melihat wajah yang tidak asing itu.

Ah benar! Dia Erwyn Edmund!

***

Assa menarik tangannya cepat dari genggaman San dan itu membuat pria arang mendengus kesal.

San merasa diabaikan.

Pria tan yang dipanggil Assa dengan sebutan Wyn tadi langsung duduk di depan gadis hazel dan itu sukses menimbulkan lipatan terusik pada kening San.

Wajah tampan San tertekuk dan mata pria itu sedari tadi seolah melemparkan laser sejak Erwyn bergabung bersama mereka.

Erwyn yang terus menatap Assa tapi seolah mengabaikan San membuat suasana menjadi sangat canggung untuk mereka bertiga.

Assa bisa dengan jelas merasakan aura tidak bersahabat dari dua pria dewasa yang tengah bersamanya.

'Apa mereka ini memang pria dewasa?'

Kekanakan!

"Ah, aku cuma kebetulan lewat Grasswall untuk ke kota lain." Erwyn terlihat jelas mencoba mengabaikan San yang duduk bersebelahan dengan Assa. Pria tan itu sama sekali tidak menoleh pada San, seakan-akan San tengah tembus pandang disana.

"Gimana kabar kamu, La?"

'Apa-apaan panggilan bodoh itu!' San sewot sendiri dalam hati.

San tentu ingat jika Assa pernah menjadi guru private di keluarga Edmund. Tapi tidak pernah menduga bahwa diantara kedua orang itu juga saling bertukar nama panggilan.

Menyebalkan!

San jadi tidak tenang, dia bahkan belum mendapatkan jawaban dari pengakuan cintanya pada Assa.

'Kenapa si Edmund jelek ini datang mengganggu sih?!'-San

"Aku―baik kok. Kamu gimana Wyn?"

San terlihat ingin protes lagi saat kedua orang itu saling memanggil dengan nama kecil.

'Menyebalkan!' celetuk San di dalam hati.

Kenapa dia seolah jadi pengganggu di reuni dua teman lama ini?!

"Aku? Udah lama banget, semenjak waktu itu."

'Waktu itu?'

'Wah benar benar!' San bertambah gerah.

"Hei wine (read : penyebutan anggur)!" baik Assa maupun Erwyn terkesiap saat San tiba-tiba berdiri dan membuat lelucon dengan nama panggilan kecil yang Assa berikan pada Erwyn.

"Kami harus segera pulang, ini udah mau hujan." San menyelipkan cepat tangannya pada jemari Assa.

Gadis hazel terlihat ingin protes. Assa berusaha menarik-narik tangannya dari San. Ingin melepaskan diri.

"Kalian―serumah?" Ada nada tidak suka yang bisa San tangkap dari Erwyn.

Angin malam kembali bertiup kencang, dan memang benar seperti dugaan San. Rintik kecil mulai membasahi bumi.

'Ini akan segera jadi badai' Pikir San.

"Sudah ya, aku tidak mau istriku kehujanan sampai rumah." San total mengabaikan pertanyaan Erwyn, dengan sigap menarik Assa menjauh biarpun gadis itu terlihat masih berusaha menjelaskan keadaan sebenarnya pada pria tan.

"Wyn, aku aku―"

"Kita harus buru-buru sayang, sebentar lagi hujan." San menangkup posesif jemari Assa dan benar-benar tidak membiarkan gadis itu hanya untuk sekedar menoleh pada Erwyn lagi.

INNSÆI (World for Intuition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang