12

0 0 0
                                    

Seperti rencana Yayasan sebulan lalu untuk program pemberdayaan masyarakat pesisir kali ini, Assa dan San menjadi perwakilan yang dikirim dari divisinya. Disinilah mereka, baru saja turun dari van yang menjemput mereka setelah menghabiskan waktu hampir empat jam perjalanan darat.

San mengulurkan tangannya untuk menangkap Assa saat gadis itu terlihat masih setengah sadar saat keluar dari van.

"Hati-hati" dan dibalas senyuman singkat dari Assa. Ini sudah hari ke delapan mereka berkencan dan San masih menduga-duga akan seperti apa hari terakhir kencannya bersama Assa.

Yayasan mereka mendatangi pulau yang berada di perbatasan wilayah District Eastway. Pulau itu cuma dihuni tidak lebih dari 150 kepala keluarga dan sudah pasti setengah dari mereka ada di usia lanjut.

Hanya ada satu sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di pulau itu. Jika ingin melanjutkan ke jenjang atas apalagi kuliah, maka sudah dipastikan harus keluar dari pulau dan terpisah jauh dari keluarga.

Hal itu menjadi salah satu penyebab pulau ini kekurangan anak muda tetapi banyak pengunjung yang datang dan menyebabkan pencemaran karena tidak adanya pengelolaan yang baik dari pulau sendiri.

Yayasan mereka datang untuk mendampingi masyarakat dan kepala desa di pulau untuk memulai pariwisata berkelanjutan.

Agar setiap pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati keindahan pulau tetapi juga ikut menjaga dan terlibat dalam konservasi lingkungan.

Assa sudah melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sebelum suara yang sangat familiar menginterupsi.

"La?" Assa menoleh, begitupun San yang tengah berada disamping gadis itu. Mereka bertemu kembali dengan sosok pria tan menjulang yang diteriaki San sebagai Wine terakhir kali.

"Wyn?" Assa menghentikan langkahnya lalu menghampiri Erwyn. Pria tan itu tersenyum tampan menyambut Assa, dia tampak mengenakan jas putih dokter miliknya.

"Wine?Kenapa kamu muncul disini?" itu San, segera mengutarakan suara hatinya.

Erwyn ingin sekali mengabaikan San tapi dia urungkan saat kedua manik hazelnya menangkap pergelangan kanan Assa yang kosong.

"Assa, boleh kita bicara sebentar?"

San total diabaikan. Pria arang ingin protes tapi Assa lebih dulu memberi gesture pada San untuk tenang.

"Aku nggak akan lama, kamu istirahat duluan aja."

San ingin bersikeras menunggu Assa. Pria arang itu enggan bergerak masuk ke rumah.

"San?" Assa mengulangi. Tapi San bersikeras, memberi gerakan seolah dia tidak akan pergi meninggalkan Assa walau badai petir halilintar menyambar.

'Dan saja tidak kubolehkan berdua dengan Assa, apalagi si Wine ini!' suara batin San.

"Pleaseee" Assa sudah mendorong tubuh besar San untuk menjauh.

"Kiss me." Assa membulatkan mata kaget, begitu pun Erwyn yang hampir saja melayangkan pukulan pada wajah San setelah dia mendengarnya.

Assa mendengus karena tingkah Harp Seal gila dihadapannya. Enggan bergerak bahkan ketika San sudah memonyongkan bibirnya.

"Pergi sana!" hardik Assa.

"Assa―" San ingin protes. "Atau kupukul?!" Assa sudah mengangkat kepalan tangan dan itu membuat San dengan cepat menurut dan masuk kedalam penginapan.

Mereka terlihat lucu bagi orang lain, tapi tidak bagi Erwyn. Pria tan itu sudah bersiap ingin melahap San dari tadi.

"La?Kalian?" Erwyn menggantungkan kata-katanya, seakan tidak ingin membuat hal dikepalanya terlihat lebih jelas.

INNSÆI (World for Intuition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang