rumah sakit

476 42 2
                                    

Disisi lain Rion terus berlari hingga akhirnya dia sampai di lobby, di lobby begitu sangat berantakan disana, penuh sekali dengan darah dan mayat² yang tak terhitung jumlah nya, rion terus melihat kesana-kemari hingga akhirnya rion melihat seorang pria bersuara merah sedang terduduk lemas di sebuah kursi.

Itu adalah caine, Rion langsung menghampiri nya "Caine!" Teriak Rion.

"Ah ternyata Rion" ucap Caine sambil menundukkan kepala, ditangan nya, dia menggenggam senjata milik nya yang sudah rusak, dan seluruh baju nya dilumuri oleh darah.

"Caine, you okay?" Tanya rion sambil memegang bahu Caine, rion melihat wajah Caine begitu murung.

"Caine kamu nggak terluka kan?" Tanya rion, dan Caine hanya terdiam, karena tidak mendapatkan jawaban rion pun melihat kebawa terlihat kaki kanan nya Caine ada luka tembak karena darahnya mengalir dari lukanya itu.

Rion pun mengecek lagi dan terlihat paha Caine juga ada luka tembak, saat mengecek bagian badan nya caine, terdapat luka tembak di bagian perut nya dan dilengan nya, serta di punggung nya.

Bagaimana Rion bisa mengetahui ada luka di tubuh Caine? Dengan cara Rion meraba-raba tubuh Caine dan Caine hanya terdiam seolah-olah menerima sentuhan Rion, Caine hanya merintih kesakitan saat Rion menyentuh lukanya yang membuat Rion tau ada luka dibagian itu.

"Caine ayo kita pergi, luka tembak kamu banyak banget, kamu bisa mati kehabisan darah ayo pergi" ucap rion yang masih melihat wajah Caine yang sedang murung, dan caine hanya terdiam.

"Kamu kenapa Caine? Ayo kita pergi, kita harus cepat² ngeobatin luka kamu dulu" ucap rion, dan tetap saja rion tidak menerima jawaban sama sekali.

Karena tidak menerima jawaban, rion pun langsung menggendong nya ala bridal style, terlihat Caine sedikit terkejut saat ia digendong oleh rion, dan memilih untuk pasrah saja, karena sedang tidak ingin berdebat.

"Kenapa nggak buang aja senjata itu, lagipula udah rusak juga, Dirumah kita masih banyak senjata yang lebih bagus dari pada itu" ucap rion tanpa berfikir panjang, karena sadari tadi senjata itu berada dipelukan nya Caine yang membuat Rion sedikit jengkel dan tiba-tiba saja Caine menampar pipi Rion dengan keras, menimbulkan bekas merah.

Rion hanya bisa terdiam, karena terkejut dengan sikap Caine yang saat ini "brengsek, kamu kira ini barang yang cuma sekali pakai! Kamu nggak tau pejuangan mereka yang ngebuat senjata ini, dan ngejaga senjata ini biar nggak jatuh kepemilik yang lain! Brengsek!" ucap Caine sambil menampar pipi kanan Rion kembali dan bekas nya semakin terlihat.

"H-Hey hey tenang, aku nggak bermaksud seperti itu" ucap Rion yang sedikit panik dan takut karena tiba-tiba saja sikap Caine yang menyeramkan bagi Rion, dan Rion juga berusaha untuk mempertahankan keseimbangannya agar mereka berdua tidak jatuh.

"Hahhh tenang dulu ya, please tenang dulu, chill bro, kita harus cepat-cepat pergi dari sini okay?" Ucap Rion sambil menenangkan Caine, akhirnya tak butuh waktu yang lama Caine pun sudah tenang, Rion pun langsung berlari sembil menggendong caine, menuju mobil nya yang ada dibelakang bank karena 2 menit lagi polisi akan sampai di bank.

Sepanjang perjalanan ke RS, keadaan di mobil begitu sangat hening, dan juga lancar karena mereka melewati jalan pintas agar tidak bertemu dengan polisi yang sedang menuju bank, hingga akhirnya mereka berdua sampai di RS.

Rion memakirkan mobilnya, lalu Rion keluar dari mobilnya nya dan membukakan pintu untuk Caine "Caine Taruh dulu senjatanya ya" ucap Rion dengan lembut yang membuat Caine menurut, dan akhirnya Rion menggendong caine ala bridal style dengan tenang.

Rion langsung berlari menuju IGD, dan Caine langsung diberi perawatan karena luka ditubuh nya banyak sekali, sedang kan Rion menunggu diluar ruangan.

"Papi!" Teriak garin dari kejauhan sambil berlari menuju Rion

TOKYO NOIR FAMILIA: we are mafia or die.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang