pabrik

119 2 0
                                    

Assalamualaikum, makasih buat para readers yg masih setia bacaa
Aku minta maaf karena jarang update, jujur aku kesulitan buat ngatur jadwal, soalnya kerjaan aku numpuk hehe

Tapi bismillah aku pengen cerita ini tamat, happy reading 😘👌

30 menit berlalu tak ada percakapan di dalam mobil itu, Disa yang sedari tadi menguping merasa buang-buang energi. Ia menggaruk-garuk kepalanya kesal

Sampai pada akhirnya mobil itu berhenti di sebuah pabrik yang membuat aneka coklat, seperti nya tebakan Disa kali ini benar. Satu cowok yang berpakaian casual turun lebih dahulu dari mobil, lalu ia membukakan pintu untuk woni

'pemandangan macam apa ini?' hati Disa tak terima, ia juga mauuu. Arya yang seakan tahu isi hati Disa merangkulnya lembut sambil berkata

"Tenang, nanti kalo gua udah jadi manusia lo bakal gua jadiin pacar deh. Eh tunggu dulu tapi pacar ke berapa ya?"

"Go*lok, gua di duain oh tentu tidak"Disa mendelik

"Bukan di duain di dua puluhin mau?"

"Di duain aja gua gak mau, apalagi di dua puluhin setan"

Dan akhirnya percakapan itu berakhir dengan sentilan iblis dari Disa

Segera setelah woni turun mereka juga ikut turun, kini mereka berdiri di pabrik yang bernama PT. COKLAT LANGSAT, nama aneh macam apa itu?

Laki-laki itu menuntun Woni memasuki area dalam pabrik, di dalam semua orang memandang hormat dan segan pada laki-laki yang berpakaian casual itu

Hal itu membuat Disa berpikir kemungkinan besar ia adalah bos di sini, sampai tibalah mereka di depan ruangan HRD, ternyata benar laki-laki itu mempunyai jabatan tinggi disini

Ia membuka pintu lalu mempersilahkan Woni untuk masuk di temani seulas senyum cabul, Disa jadi sedikit ngewriii

"Duduk" laki-laki itu akhirnya mengucapkan sepatah kata

"Woi gua kira dia bisu anying tadi" Stereo menoel pundak Arya, yang hanya dibalas anggukan oleh Arya

Woni nurut saja, ia duduk di depan meja HRD sedangkan sang HRD duduk di bangku nya sendiri, Disa membaca papan nama HRD laki-laki tersebut. Dan baru diketahui ternyata ia bernama Putra dwi kusuma

"Kapan saya bisa memasukan lebih banyak?" Woni melontarkan pertanyaan

"Hmm seperti biasa, jika kamu memang benar-benar ingin. Saya bisa memberi kesempatan, tapi apa yang bisa kamu berikan kepada saya?" Putra bersidekap

"Saya punya uang"
"No, uang? Saya udah kebanyakan. Gimana kalo itu?" Mata putra tertuju pada aset woni yang berada tepat didada nya

"Punya gua lebih gede ko" Disa seperti nya lupa jika ia cewek sendirian di antara teman-teman nya

"Mau gua gedein lagi gak?" Arya tersenyum nakal. Lagian nih bocil satu segala pamer tete nya lebih gede, udah tahu si Arya pabrik nya

"Menjijikan Mon*et" alhasil hanya geplakan yang Arya terima

Woni terdiam, sebelum akhirnya mengangguk pelan. Segera setelah mendapat jawaban yang putra inginkan, ia langsung beringsut menghampiri Woni

Mengangkat tubuh mungil Woni yang terlihat sangat ringan seperti kapas, membawanya ke arah kasur yang seperti nya memnag di sediakan di sana

"Woi pemandangan macam apa ini, mataku oh mataku oh nooo" Troy menutup kedua matanya

"Hallah bacot lo hari-hari nontonin bokep juga" Disa menggerutu

"Tahu lo, bandar juga" Stereo menunjuk-nunjuk

"Asal, aku ini anak baik ya, tapi bolehlah liat dikit"

"Dasar troyy" Arya tersenyum ke arah troy

Kini posisi woni berada di pangkuan putra, woni yang memakai dress selutut tentu menambah kesan sexi nya hari ini, lagian kenapa dia harus dress wel si?

Putra membuka resleting belakang dress Woni, sehingga memperlihatkan sedikit belahan dada miliknya. Putra langsung mendaratkan bibirnya memberikan tanda cupang berkali-kali, hal itu membuat Woni mengerang

"WOIII TOLOOONG SIAPAPUN JANGAN GACENG" Disa memberikan intruksi kepada ketiga temannya itu. Pasalnya kan ia cewek sendirian di sini

"Gabisa Disa gua udah gaceng" Troy memperlihatkan kemaluan nya ke hadapan Disa

"Woi tol*l mo*yet, anj*ng lo ya. Ban*sat" Disa langsung beringsut memeluk Arya ketakutan

"Woi Troy tolol singkirin gak titit lo, mau gua potong lo bang*at" Arya memelototi sang empu

"Iya-iya bercanda doang elah"

Belum sampai putra ke tahap berikutnya, ada saja sesi dimana ya pasti terjeda. Di depan terdengar suara ketukan pintu. Ternyata itu laki-laki yang menjadi supir tadi

"Pak maaf mengganggu, ada tamu di depan" ujarnya

"Ok saya kesana" putra meninggal kan Woni begitu saja seakan Woni adalah barang yang tidar berharga

Laki-laki yang didepan tadi masuk, dan Disa ketahui sekarang namanya ternyata adalah Kevin. Terlihat dari nametag yang di pakainya

Ia duduk di samping Woni, membenarkan baju Woni dan menatapnya nanar

"Won, apa harus sejauh ini?" Kevin bertanya dengan penuh kelembutan

Woni tidak berbicara ia hanya beringsut memeluk Kevin dan menangis sejadi-jadinya

********
***
*

Semoga suka chapter ini. Author mau pergi kerja dulu bye bye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KECOAK BERGOYANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang