Happy reading!Setelah mereka puas bermain-main dipantai, Rion pun mengantar Caine pulang kerumahnya.
"Caine, nanti kamu arahin jalan nya ya." Ucap Rion.
"Heem." Balas Caine.
"Caine, maaf sebelumnya, trus kamu sekarang tinggal sama siapa dirumah? Kamu ga sendiri kan?" Tanya Rion sambil memegang tangan Caine yang memeluknya dari belakang.
"Enggaa kok, aku tinggal sama nenek aku. Sama kucing aku juga." Jawab Caine.
Mendengar hal itu, Rion pun bernafas lega. Karna jika Caine berkata bahwa ia hidup sendiri, pasti Rion tidak tega dan meminta Caine untuk hidup bersamanya saja.
.
.Setelah lama berbincang bincang sambil mengendarai motor, akhirnya mereka sampai dirumah Caine. Rumah sederhana, tak terlalu besar, tak kecil juga. Namun, rumah itu tampak hangat dan nyaman.
"Rion, ayoo sinii." Ucap Caine sambil menggandeng tangan Rion.
Saat didepan pintu, tepat saat Caine hampir mengetuk pintu, nenek Caine keluar dari dalam rumah.
"Caine! Kamu udah pulang. Wahh, kamu juga bawa temen yaa. Sinii sinii, temen kamu diajak masuk, biar nenek bikinin minum duluu.." Antusias nenek karna ini adalah pertama kalinya Caine membawa teman kerumah.
.
.Mereka berdua duduk bersebelahan disofa ruang tamu yang tampak tua. Mereka tersenyum saat menatap satu sama lain.
"Nenek kamu baik ya, pantes aja cucunya juga baik." Ucap Rion sambil menatap Caine.
"Iyaa, baik banget. Makanya aku suka banget hidup disini." Balas Caine.
Tak berselang lama, nenek Caine datang dengan membawa 3 gelas susu hangat dengan sepiring cookies coklat. Mereka berdua pun menikmatinya bersama.
Nenek terus memperhatikan mereka berdua. Nenek ikut tersenyum, karna sudah lama nenek tidak melihat Caine sebahagia ini, bahkan sampai ia membawa temannya kerumah.
"Caine, kamu keliatannya seneng banget yaa. Nenek juga seneng kalo liat kamu ketawa gini." Ucap Nenek kepada Caine, lalu berganti menatap Rion.
"Kamu juga, makasih yaa. Makasih karna kamu mau nemenin Caine, selama ini dia cuma bisa diem dikamar. Yaa, dia juga suka bantuin nenek. Tapi nenek suka khawatir, gimana Caine kalo dia belum dapet temen sampe sekarang. Tapi, setelah liat kamu ada disini nenek percayain Caine ke kamu ya. Siapa nama kamu?" Ucap nenek tulus kepada Rion
"Aku Rion nek. Aku juga berterima kasih sama Caine, soalnya selain asik dia juga baik banget nek, jadi suka." Ucap Rion sambil tertawa tipis.
Mendengar hal itu, Caine hanya bisa tersenyum malu dengan pipinya yang sedikit kemerahan. Lalu Rion pun memegang tangan Caine yang disampingnya.
"Rion janji nek, meskipun kita baru kenal beberapa hari, Rion bakal jaga Caine. Rion ga bakal bikin Caine sedih atau kecewa. Jadi nenek percaya aja sama Rion." Ucap Rion lantang sambil tersenyum.
.
.
.Mereka mengobrol dengan nyaman diruang tamu yang hangat itu. Tak sadar, matahari telah berganti dengan terangnya bulan purnama.
"Rion, udah malem gini mending nginep disini. Angin malem ga baik buat badan. Kamu nginep aja ya, kamu pamit dulu ke orang tua kamu, abis itu kalian beres beres buat tidur. Besok kalian sekolah kan?" Saran nenek untuk Rion.
"Yaudah nek, kalo gitu Rion nginep disini. Oh iya, nanti Rion tidur dimana nek?" Tanya Rion kepada nenek, berharap ia akan sekamar dengan Caine.
Dan benar saja dugaan Rion,
"Ada satu kamar kosong, tapi itu udah lama ngga dipake. Takutnya kamu malah sakit karna banyak debu, jadi kamu tidur bareng Caine aja ya, kasurnya juga lumayan gede kok." Jawab nenek yang langsung membuat Rion bersemangat.
"Siapp neekk!!" Jawabnya.
.
.
.Setelah mendengar nenek mengatakan hal tersebut, Rion tak bisa berhenti tersenyum. Bahkan ia tetap tersenyum dan terkadang ia tertawa sendiri saat dikamar mandi, seperti dirasuki makhluk aneh, gila sekali.
Berbalik dengan Caine, justru Caine malah gugup karna malam ini ia akan satu kamar dengan Rion. Semua yang Rion lakukan kepada Caine adalah yang pertama Caine alami. Karna Rion juga orang pertama yang mendekati Caine.
.
.Saat Rion selesai mandi, ia melihat Caine yang sudah memakai baju tidurnya yang bergambar dino. Sangat lucu dimata Rion. Ia keasikan memainkan tab nya hingga tak sadar bahwa ada Rion yang mendekat ke arah nya.
"Asik banget ya mainnya, sampe ga sadar aku ada disini." Ucap Rion sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Caine menengok kearah Rion, betapa terkejutnya Caine saat melihat Rion hanya memakai handuk yang menutup perut bawah hingga atas lututnya. Sehingga terpampang jelas otot-otot yang membuat Rion terlihat gagah. Muka Caine langsung memerah dan ia memalingkan wajahnya.
"I-ih! Pake baju sama celana dulu dong sebelum keluar! Ga malu apa?!" Ucap Caine kepada Rion tanpa melirik kearahnya.
"Lohh? Kenapa malu? Kan aku ga telanjang. Lagian kita juga sama-sama cowok kok, kamu mau liat semuanya kah? Aku buka juga nih anduknya biar kamu bisa liat." Ucap Rion yang membuat Caine sedikit shik shak shok.
"ENGGAAA RIONNN!!" -Caine.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
7709
Teen Fiction"Eumm, perasaan tadi aku udah bilang makasih deh. Aku juga udah bilang kalo kamu boleh pergi. Kok kamu masih disini sih?!" Sewot Caine yang terus saja ditatap oleh Rion yang sedang duduk disampingnya. "Suruh siapa jadi orang kok manis banget, kan ja...