Mami?!

806 75 2
                                    


Happy reading!

...

"Mamiiii, sinii mamiiii tolooonggg!!"  Mendengar teriakkan anak kecil didepan gerbang rumahnya, Caine langsung bergegas keluar dan disusul oleh ketiga temannya itu.

"Kamuu kenapaaa?!" Caine membuka gerbang dengan panik dan melihat apa yang terjadi—

"Mamii Caineee!! Garin sama Echi rebutan es krimmmm!!"

"Kroww?! Kenapa mereka rebutan es krimm??"  Caine bingung dan panik, Krow juga hanya bisa menggelengkan kepala karena tidak tahu alasannya. Caine pun mencoba melerai mereka.

"Echii, Garinn, udah yaa.. sini es krim nya aku bagi jadi dua biar adil.. jangan brantem lagii.."

Caine memisahkan mereka, dan mengelus-elus kepala mereka agar api amarah itu padam dan akhirnya kembali tenang. Sesuai yang dikatakan Caine, ia membagi es krim itu menjadi dua— lalu memberikannya kepada Garin dan Echi.

"Udah kan? Ga perlu berantem lagi kan? Udah yaa Echi.. Garinn.. Kalian itu harus rukun, gaboleh berantem, apalagi pukul pukulan, okey?" Caine memberi senyuman manis kepada 3 anak kecil didepannya ini.

"Iyaa Mamii.. Maafin Echi ya mii.."

"Garin juga minta maaf Mamii.."

"Krow juga minta maaf.. Harusnya Krow lebih peka sebagai kaka, jadi mereka ga bakal berantem berantem sampe ngerepotin Mami kaya gini."

Caine mengecup kening mereka satu persatu.

"Udaahh, gapapa kok.. Yaudah gihh kalian pulang, nanti dicariin sama bubu lohh"

Setelah berpamitan, akhirnya mereka kembali dan suasana kembali tenang. Dan saat Caine berbalik badan—Rion, Gin, dan Souta sudah ada dihadapan Caine.

"Eh, kalian disini ternyata. Ayo masuk lagi, udah sore." Ucap Caine sambil menepuk punggung mereka dan berjalan dibelakang.

Di lain sisi, Rion sangat penasaran akan sesuatu. Mengapa Caine dipanggil Mami oleh mereka? Apa mereka anak Caine? Tapi Caine masih sekolah..

Banyak pertanyaan pertanyan yang ada di pikiran Rion. Hati dan pikirannya pun tercampur aduk karena hal itu.

.

.

Berpindah dari sofa, mereka pun pindah ke ruang tengah. Mereka duduk di karpet bulu-bulu sambil menonton tv. Dari percakapan tadi, sepertinya mereka akan menginap malam ini. Karna kebetulan nenek Caine juga tidak pulang malam ini, karena menemani bibinya yang sedang melahirkan.

Caine pergi ke dapur untuk mengambil pop corn, dan Rion mengikutinya. Meninggalkan Gin dan Souta yang bersantai sambil menonton tv.

"Caine."

"AHH HANYING! O-ouhh Rion ternyataa.. ngagetin aja.. Kenapa?"

Jujur saja Rion juga terkejut saat mendengar Caine teriak. Bahkan Gin dan Souta sempat menengok apakah ada hal yang terjadi, meskipun akhirnya kembali fokus masing-masing.

"Umm, aku pengen tanya sesuatu Caine.."

"Hm? apa tuu?"

"Soal anak kecil tadi.. Kenapa mereka manggil kamu Mami? Mereka.. Anak kamu?"

suasana diam sejenak, kemudian Caine menutup bibir nya menahan suara tawanya.

"Pftt- R-Rion.. ekhemm.. T-ternyata kamu itu.." Caine sangat ingin tertawa, tapi ia tidak mau menyinggung Rion.

"Apaa sii? Kenapa malah ketawaa?? Caineee iiihh"

Rion sewot, padahal daritadi ia di buat overthinking oleh Caine. Tapi saat Rion bertanya, Caine malah menertawainya.

"Ekhemm, jadi gini.. Mereka itu anak panti asuhan yang deket warung sate itu. Aku sering kesana buat ngajak main anak-anak, sekaligus ngasih sumbangan ke panti asuhan. Trus anak-anak pada suka sama aku. Kata mereka sifat aku ke ibu an, trus yaudah deh akhirnya aku dipanggil mami sama mereka."

Caine menjelaskan nya agar Rion tak lagi salah paham. Dan Rion mengangguk anggukkan kepalanya.

"Lagian ya, kenapa kamu bisa mikir kalo aku punya anak coba? Aku aja masih kelas 10, gila banget dong kalo beneran."

"Ehehee, ga kepikiran. Maaf yak, aku malah bilang kalo kamu punya anak. Oh iya, malem ini aku boleh satu kamar sama kamu lagi ngga?"

Caine menunduk dan diam sejenak, tapi akhirnya ia menatap mata Rion singkat.

"Engga."

"Kenapaaa ga boleehh???? Aku ga ngapa ngapain kok.." Muka Rion memelas.

"Gini loh, bukannya gimana gimana. Tapi ada Gin sama Souta. Mereka aja mau tidur didepan tv ama disofa, masa kita malah dikamar. Gaenak dong."

"Humm, yaudah iya. Tapi nanti aku disamping kamu yaa, yayayayayayaa"

Ucap Rion sambil memegang ujung baju Caine. Caine mengangguk sambil tertawa karna tingkah lucu Rion.

.

.

.

23.47

"Weh udah jam setengah 12 lebih, tidur yok." Ucap Souta kepada teman-temannya.

Teman-temannya pun mendengar dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Souta, dan akhirnya mereka tidur didepan tv dan diatas karpet bulu yang lumayan hangat.

Jika diurutkan dari kanan, urutan tempat mereka tidur berawal dari Gin, Souta, Rion, dan Caine yang tidur dipojok kiri.
Dan tentu saja yang tengah yang memenuhi tempat, Rion dan Souta.

Gin yang dipojok kanan tampak tak bisa bergerak karna tubuhnya menjadi sandaran kaki dan tangan Souta.
Serta Caine yang dipojok kiri juga tak bisa berpindah karna tubuh mungilnya dipeluk beruang ungu raksasa disampingnya.

Semuanya tidur dengan lelap, hingga pada pukul 02.25 Rion terbangun karena ia merasa ingin buang air.

"Umhh, duh pen kencing cok. Tapi gua takut ke kamar mandi sendiri."

Jangan salah, gagah gagah begini hatinya hello kitty. Setan pun dia takut.

Rion menengok ke arah Caine yang tidur disampingnya. Manis, cantik sekali. Bahkan melihat Caine yang tertidur saja rasanya menenangkan.

Rion ingin membangunkan Caine, berharap ia akan menemaninya ke kamar mandi. Tapi Rion tak tega untuk membangunkannya.

Hingga 2, 3, dan 4 menit berlalu. Rion merasa sudah tak bisa menahannya lagi, dan akhirnya ia membangunkan Caine perlahan. Mengelus rambutnya dan membisik ditelinganya.

"Cainee, Cainee.. Bangunn.. Aku pengen pipis.. Temenin yuu.."



•••

7709Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang