Happy reading!...
"Caine.. ayoo dongg... temenin yaa.."
Berbagai cara Rion lakukan untuk membangunkan Caine dengan lembut hingga akhirnya tuan putrinya ini bangun.
"huwaaahhh, hmm.. Rion? kenapa kamu ga tidur.."
Caine masih berusaha membuka matanya pada waktu dini hari itu. Namun tak berselang lama Rion pun lanjut bicara.
"Cainee.. bangun bentar ayooo.. anterin aku pipiisss.. aku udah ga tahan iniii"
Dengan tubuh yang masih setengah sadar. Caine akhirnya bangkit dan memimpin jalan menuju kamar mandi, dengan Rion yang dibelakangnya sambil memegang baju Caine.
.
.
"cepet gihh, aku tungguin disini. sekalian mau minum dulu akunya."
"heem"
Rion masuk ke kamar mandi, dan Caine menuju lemari tempat ia menyimpan gelas dan peralatan makan lainnya.
Rion akhirnya selesai, tapi Caine masih berdiri didepan dispenser setelah mengambil minum. Tapi tiba-tiba gelas yang dipegang Caine jatuh. Dan Rion yang melihat hal itu langsung berlari menuju Caine.
"CAINEEE?! KAMU GAPAPAA?!"
Rion sempat panik, ia takut pecahan gelas itu mengenai Caine. Tak mengucap kata apapun, Caine juga tak menjawab panggilan Rion. Caine hanya membeku disana sambil menatap ke bawah, ke pecahan kaca itu.
Dan saat Rion melihat ke arah yang terus dilihat oleh Caine, Rion akhirnya tau bahwa pecahan pecahan kaca itu mengenai kaki Caine di beberapa bagian. Namun Caine hanya bisa terdiam dan sedikit gemetar.
Sontak Rion langsung menggendong Caine ke atas sofa dan menyalakan lampu. Mengambil p3k untuk mengobati luka Caine.
"Caine, kenapa kamu tadi diem aja? Gimana kalo kamu tadi kenapa napa?"
Caine yang menunduk diam akhirnya menatap Rion yang membersihkan lukanya.
"M-maaf, aku takut sama pecahan kaca. Aku pikir kalo aku banyak gerak, aku bakal makin luka. Makanya aku diem aja.."
Rion mengerti, mungkin Caine memiliki ingatan buruk atau trauma tentang itu. Rion berusaha tak menanyakannya untuk menjaga perasaan Caine juga.
Setelah selesai membersihkan dan menutup luka Caine, Rion menggendong Caine kekamar nya, menyuruh Caine untuk tidur disana saja.
.
.
Setelah pagi, Rion memberi tahu apa yang terjadi kepada Gin dan Souta. Mereka pun mengerti, daripada mereka menyusahkan Caine yang sedang cedera, lebih baik mereka pulang lebih dulu. Gin dan Souta akhirnya pulang setelah pamit dengan Caine dan Rion yang masih menetap disana untuk menemani Caine.
.
.
.
Disaat Caine masih di kamarnya karna sulit untuk bergerak, menggantikan nenek Caine, Rion membereskan semua pekerjaan rumah. Padahal sebelumnya dia tidak pernah menyentuh yang namanya alat bersih bersih. Tapi sekarang ini dia melakukan dengan bersemangat, entah apa yang ia harapkan setelahnya.
.
.
."Aduhaii rajinnyaa, padahal aku ga minta tolong.. Makasih yaaaa"
Ucap Caine saat melihat Rion sedang menyapu lantai disekitar kamarnya."Iyaa sama-samaa, kamu jangan banyak gerak dulu, nanti lukanya kebuka lagi.. Pelan pelan pokonyaa" Balas Rion yang diangguki oleh Caine.
Caine yang sudah mendingan sudah bisa bergerak meski harus pelan-pelan. Dia menatap Rion yang membereskan segala pekerjaan rumah, dari depan hingga belakang.
Saat matahari sudah terik dan Rion sudah selesai, Caine menyuruh Rion untuk duduk disampingnya sambil menonton tv dan meneguk jus jeruk diatas meja. Caine tersenyum kepada Rion karna semua pekerjaannya diselesaikan oleh Rion secepat ini.
"Yonn, makasih yaa.. Padahal kamu disini aja aku udah seneng, tapi kamu juga bantuin aku sebanyak inii"
Ucap Caine sambil menatap ke arah Rion.
"Iyaa gapapaa.. Mayann buat olahraga juga, daripada ngga ngapa-ngapain disini" Balas Rion.
"Kalo gitu, sebagai ucapan terimakasih nanti aku masakinn makanan kesukaan kamu dehh! Kamu suka makan apaa?"
Ucap Caine dengan semangat."Aku sukaa.. Ayam wokuu!! Tapi serius kamu mau bikinin?? CIUUSSS????" Tanya Rion sambil menggenggam tangan Caine didepannya.
"Iyaa iyaaaa, nanti aku masakinn dehhh.. Tapi kamu bantuin aku juga yaa?"
"SIAAAAPPP SAYANGG- EH MAKSUDNYA SIAPP BOSS!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
7709
Teen Fiction"Eumm, perasaan tadi aku udah bilang makasih deh. Aku juga udah bilang kalo kamu boleh pergi. Kok kamu masih disini sih?!" Sewot Caine yang terus saja ditatap oleh Rion yang sedang duduk disampingnya. "Suruh siapa jadi orang kok manis banget, kan ja...