Ini adalah hari minggu. Hari yang begitu ditunggu tunggu setelah sepekan penuh fokus terhadap kegiatan belajar mengajar. Semua kalangan anak sekolah dari taman kanak kanak hingga sekolah menengah atas menghabiskan waktu mereka untuk bermain dan beristirahat. Benar benar hari melupakan sekolah yang mengasyikkaan. Tak hayal, sebab mereka lelah berpacu terus dengan tenaga dan pikiran.
Yoko sendiri sedang berada dibelakang halaman rumahnya sekarang, sembari menunggu sang ibu membuat Pai Apple, dia dengan riang menyapu dedaunan gugur yang memenuhi halaman.
Benda organik itu cukup meresahkan, meskipun ketika membusuk itu baik untuk kesuburan tanah, tapi apalah daya dari estetika manusia? Tak suka melihat hal yang kotor kotor dan berakhir membersihkannya.
Yoko menyapu dari sudut halaman, sekaligus mencabuti tanaman yang sudah mati dan mengumpulkannya kesuatu lubang untuk dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah plastik dipisahkan ketempat yang berbeda. Ayah yoko bilang, itu adalah salah satu cara mengurangi pencemaran lingkungan. Yah ini juga sekaligus cara yang baik ketimbang membiarkan semuanya berantakan.
Usai dengan pekerjaannya, gadis berambut coklat itu memutuskan untuk mandi, busa busa sabun memenuhi badan ketika dia mengusapnya dan mencampurnya dengan air yang mengalir. Barulah setelah itu dia memakai sebuah dress simple bewarna putih tulang dan bermotif bunga kecil biru muda. Begitu kontras dengan warna kulitnya yang kuning langsat. Lantas ia pun pergi kedapur.
"Bu aku mau bawa kue pai boleh tidak?"
Gadis manis itu duduk dikursi, dia sudah menyandang tas kecil bewarna coklat sambil menatap ibunya dengan cara membujuk.
"Bawalah." Sang ibu menjawab, diikuti dengan senyum riang sang buah hati yaang langsung dengan cepat mengambil sebuah tempat untuk memasukkan potongan potongan pai apel tersebut.
1..
2..
3.
4..
Ibu yoko diam diam menghitung, Banyak sekali potongan kuenya. Apa yoko akan pergi bersama seseorang?
"Kamu yakin mau menghabiskan pai sebanyak itu sendirian?"
Yoko menggeleng.
"Tidak, aku akan memakannya dengan temanku."Sang ibu mengernyitkan alisnya.
"Kei?""Bukan, tapi yuma."
"Teman baru ya?"
Yoko mengangguk sembari tersenyum. Ibunya tak menjawab, tetapi wanita paruh baya itu menuju ke kulkas untuk mengambil beberapa makanan. ada kue kacang dan manisan buah.
Selama ini, ibu yoko cukup aktif untuk mengetahui pada siapa saja anaknya berteman. Sejak kecil ia selalu mengajarkan yoko untuk pandai memilih teman dan membedakan mana yang baik dan yang buruk. Manusia sering memiliki dua wajah. Kadang dia mendukung kadang pula menikung.
"Ini, camilan selama kalian belajar ataupun bermain."
Wanita paruh baya itu memberikan sebuah kantong berisi makanan pada yoko. Sang gadis juga memasukkan pai apelnya kedalam kantong yang sama.
"Terima kasih, bu..."
"Hati hati dijalan.." wanita paruh baya itu memperingati. Memberi kode bahwa sang boleh pergi.
Lalu gadisermata hazel melangkahkan kakinya keluar rumah, meninggalkan istana tuanya untuk bertemu dengan sang teman baru dihutan kereta tua.
Berada didepan pintu, ayah sang gadis tenryata baru pulang dengan membawa ember berisi ikan dan pancing.