[Saatnya kita kembali pulang]
Apa kamu tahu tentang cerita mengenai belahan jiwa yang saling menunggu?
Bahkan pepatah mengatakan bahwa mereka saling berjanji untuk bertemu disetiap kehidupan berikutnya.
Belahan jiwa ada saat seseorang meyakini hati sepenuhnya pada orang yang dicintai, orang yang sudah ia anggap sebagai bagian dari dirinya yang lain.
Belahan jiwa tak pernah bisa dipisahkan, berapa kali pun takdir merubah mereka dalam ketentuan dan bentuk yang berbeda, belahan jiwa akan saling menunggu satu sama lain.
Berada diperadilan akhirat untuk dikembalikan dimuka bumi, meski dalam rentan yang berbeda. Belahan jiwa akan menunggu bagiannya agar bisa bersama sama kembali ketempat peradilan.
Waktu demi waktu berlalu, benang merah yang menghubungkan mereka akan tetap menyatu. Tak satupun suatu yang dapat memutus mereka.
Itulah belahan jiwa.
Yoko berjalan memasuki halaman rumahnya. Pelayat yang datang untuk berbelasungkawa datang dengan pakaian serba hitam memenuhi halaman rumahnya. membawa berbagai macam bunga cantik yang kemudian diletakkan disekitar peti mati.
Peti mati hanyalah berisikan tulang belulang kering yang terpotong. Berhasil teridentifikasi dari baju dan pengakuan pelaku setelah berhasil ditangkap.
"Maafkan ibu nak..."
Suara wanita paruh baya terdengar begitu parau, bahkan berulang kali tersedak oleh tangisannya sendiri. Sama halnya dengan laki laki paruh baya yang mengelus punggung sang wanita.Gadis bermata hazel memperhatikan dengan tatapan redup. Yoko menghampiri kedua orang tuanya dan mengambil jarak tipis, memeluk mereka berdua secara bergantian dengan tegar meskipun suhu tubuh dan raganya tak dapat dirasakan oleh kedua orang itu.
Dia hanyalah seorang arwah.
Dan itu fakta yang begitu memukul untuk dirinya.
"Jangan menangis ibu, jangan menangis ayah!"
Tangan mungilnya mencoba menghapus air mata yang mengalir. Tapi itu hanyalah sebuah khidmat penghibur hati untuk dirinya sendiri,
Meskipun selama ini ajaran mereka begitu tegas dan keras, yoko tak dapat memungkiri perasaan sayang dan cinta kasih yang mendalam untuk mereka berdua, mereka mengajari yoko berjalan, membelikan pakaian cantik untuk ia pakai kemana mana. Dan mengajarinya untuk pergi menuntut ilmu.
Dalam wujud yang seperti ini, yoko benar benar tak bisa menyembuhkan mereka berdua. Yoko melihat keatas langit langit rumah, memejamkan mata untuk memanjatkan doanya pada tuhan demi kebaikan mereka berdua.
Beralih dari kedua orang tuanya, yoko melihat laki laki bersurai blonde dengan mata biru berdiri sambil bersandar dipintu masuk. Laki laki itu adalah kei, laki laki yang telah memberikan cintanya untuk yoko selama ia hidup. Sayangnya, yoko bukanlah belahan jiwa laki laki itu.