🐈01. Pengantar Perkenalan🐈

77 17 32
                                    

Now playing: Tulus - Kelana

"Bagi mereka yang merasa sepi tiada tara, mendamba sebuah kasih yang tak terbatas adalah khayal yang tak akan pernah menjadi nyata. Ilusi yang tak bertepi, juga realita yang tak mudah diterima, dengan begitu saja dan apa adanya."

Niscala Nawasena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niscala Nawasena

Apa itu kasih sayang?

Sedari kecil, pertanyaan itu selalu berkeliaran di kepala. Sampai saat ini, gue nggak bisa mendefinisikan dengan benar arti dari dua kata itu. Gue nggak paham, atau lebih tepatnya mungkin terlalu takut untuk berekspektasi secara berlebihan. Gue takut ketika sudah merasa cukup dengan semua yang gue dapatkan, lantas secara tiba-tiba semua hal itu diambil paksa, hilang nggak bersisa.

Orang-orang mungkin benar, setiap dari kita punya pandangan sendiri tentang apa itu perjalanan. Bagi gue, selama delapan belas tahun hidup di dunia, gue belajar tentang banyak hal. Gue banyak mengalami kehilangan, kesendirian, dan yang terakhir bahkan sampai sekarang masih sering gue rasakan adalah kesepian. Kadang gue suka mikir, apa mungkin Tuhan lagi menguji sejauh apa gue bisa bertahan, tapi kenapa rasanya terlalu banyak hal yang ada di luar jangkauan?

Sampai kemudian gue paham bahwa nggak selamanya gue nggak bisa mengerti, nggak selamanya gue terus menyangkal perasaan sendiri. Karena akhirnya seseorang buat gue sadar bahwa kasih sayang bentuknya mungkin nggak cuma satu, tapi macam-macam.

Dan sejak saat itu gue jadi punya alasan buat hidup lebih lama. Gue merasa harus bisa jadi sosok yang buat dia bahagia, meski dengan hal sederhana, meski sekadar buat dia senyum sampai ke ujung mata.

🐈

"Gila, gila, teman gue diem-diem juga banyak yang demen ternyata!"

Kalau ada banyak hal di dunia yang bisa membuat lo tertawa, gue bisa bilang mungkin salah satunya adalah dengan memiliki teman yang kalo lagi sama dia, lo merasa nggak harus berpura-pura. Sebab apa saja bisa jadi bahan perbincangan panjang, diskusi tanpa beban, lalu segala persoalan hidup akan terasa lebih ringan karena hasil akhirnya akan selalu pada kesimpulan yang kadang-kadang masuk akal, tapi lebih banyak bermuara pada kenyataan pahit yang justru dibuat bercandaan.

Pagi itu, Arkama yang baru sampai kelas merangkul pundak gue sambil geleng-geleng kepala. Wajahnya secerah matahari dengan senyum tengil yang nggak biasa. Sesaat setelah duduk dengan benar di kursinya—tentu di samping gue, tangannya menunjukkan layar ponsel tepat di depan wajah, gerakan yang sontak membuat kening gue berkerut dalam, bertanya-tanya apa maksudnya.

"Nih, cewek gue barusan bilang kalo ada yang minta nomor lo. Katanya, sih, anak kelas sebelah, cewek, yang latihan orasi bareng lo kemarin sore."

Mendengar itu gue sengaja nggak langsung menjawab. Otak gue secara otomatis berpikir, menduga-duga siapa sebenarnya cewek yang dimaksud Kama. Sekalipun sejujurnya gue nggak begitu tertarik soal beginian, tetap saja dalam benak yang paling dalam ada sedikit rasa penasaran. Lagipula, latihan kemarin nggak cuma bareng satu atau dua cewek aja, tapi banyak. Dan sebagian besar gue nggak kenal sama mereka. Benar-benar nggak kenal.

NISCATALA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang