Now Playing: Tulus - Jatuh Suka
"Intuisi membawa kita pada sesuatu yang tidak pernah kita sadari; perasaan jatuh cinta dan mungkin juga patah hati."
Niscala Nawasena
Sejak kejadian pinjam sapu waktu itu, gue nggak pernah bisa lagi biasa-biasa saja. Seminggu berlalu sejak gue mulai sering memperhatikan gerak-gerik dia kalau berlalu-lalang di sekolah. Gue sering sengaja telat datang biar bisa lihat dia di gerbang. Dan selama seminggu itu juga, gue sering bertanya-tanya ke teman gue apakah dia udah punya pacar.
Gila, memang. Sejak kapan seorang Niscala Nawasena tertarik sama seorang perempuan?
"Woi, bengong aja!" Kama membuyarkan lamunan gue dengan sikutnya. Tahu aja dia kalau gue nggak bisa fokus dengar penjelasan guru di depan.
Hari ini pelajaran bahasa Indonesia. Pak Jajang sedang menjelaskan perihal novel sejarah yang jadi topik pembahasan. Pada awalnya gue nggak bisa menyimak dengan baik karena sungguh nggak tertarik. Sampai ketika beliau bercerita bahwa ada seorang anak dari kelas sebelah yang menerbitkan buku fiksi pertamanya, gue mendadak menyimak, memasang telinga dengan baik untuk mendengarkan ceritanya.
"Kalian ada yang kenal dengan Arutala? Nah, itu anak yang tadi Bapak ceritakan. Kalau dia saja bisa, Bapak yakin kalian juga akan bisa. Tergantung bagaimana usaha yang dilakukan. Jadi, Bapak harap kalian akan termotivasi dari pengalamannya, ya. Oke segitu aja, Bapak tutup pelajaran hari ini. Terima kasih. Selamat melanjutkan aktivitas semuanya!"
Gue menarik senyum hingga ke mata.
Arutala Nindyaguna.
Satu nama itu terus terngiang-ngiang di kepala, menganggu tapi juga menarik perhatian di waktu yang bersamaan. Gue jadi semakin tertarik dengan sosoknya setelah mendengar penjelasan Pak Jajang. Dan sepertinya gue punya kesempatan untuk berkenalan.
Kemarin-kemarin, gue udah mencari tahu segala hal tentangnya. Dari sekolah mana ia berasal, di mana tempat dia tinggal, siapa saja teman-teman yang kemungkinan dekat dengannya sampai sekarang. Gue mengumpulkan banyak informasi agar tidak salah sasaran. Biar setidaknya gue punya bekal untuk melakukan pendekatan.
Pada waktu istirahat pertama, gue menghampiri tempat duduk Rangga. Kebetulan anak itu sedang bermain ponsel, pas sekali. Gue duduk di sebelahnya, lalu berbasa-basi.
"Ga, pinjam ponsel lo dong, bentaran. Mau cek grup kelas, hp gue mati."
Rangga berhenti bermain ponsel dan berganti melirik gue. Sepertinya ini hari keberuntungan karena tanpa bertanya lebih lanjut Rangga memberikan ponselnya begitu saja. Tentu gue menyambut benda itu dengan riang gembira.
Alasan kenapa gue meminjam ponsel Rangga adalah karena gue mendapat satu fakta kalau ternyata Rangga dan Arutala pernah bersekolah di sekolah yang sama saat SD. Jadi, tidak mungkin kalau mereka tidak pernah berinteraksi, kan? Gue yakin Rangga pasti punya nomor ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NISCATALA [COMPLETED]
Ficção AdolescenteSebab long distance relationship adalah sebaik-baiknya cara kedua insan itu saling mencintai dan mengingat satu sama lain. Niscala mencintai setitik hal yang terjadi di hidupnya yang pelik. Arutala mencinta sekelumit hal yang hadir di hidupnya yang...