🐈09. Rasa Penasaran🐈

11 3 0
                                    

Now Playing: Tulus - Labirin

"Suatu waktu, kau akan mengerti bahwa kali pertama melihatmu sedekat itu, debaran hatiku sungguh tak menentu. Seolah sedikit saja aku mengabaikannya, kesempatan baik telah kusia-siakan begitu saja."

Niscala Nawasena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niscala Nawasena

November 2022.

Nggak ada yang begitu spesial di bulan dan tahun itu. Semua berjalan seperti biasanya. Gue masih suka terlambat—meski sekarang udah agak lebih jarang, masih suka bermain basket dan badminton setiap akhir pekan, masih sering nongkrong bareng kawan-kawan lain kalau ada waktu luang.

Semua hal berlalu dengan baik-baik saja seperti semestinya.

Kalau soal Alya, cewek itu sepertinya sudah lelah karena semua pesan yang dia kirim gue abaikan begitu saja. Awalnya gue memang sering membalas, meski setelah berjam-jam terlewat. Tapi lama-lama gue merasa hambar, nggak ada topik baru yang bisa diperbincangkan. Atau mungkin sejujurnya hanya gue yang enggan terus terlibat dalam percakapan.

Jadi, kami berdua hanya jadi penonton story satu dengan lainnya. Meski gue juga jarang buat story, sih. Ya akan lebih baik begitu dibanding gue seolah memberi harapan palsu.

Ini hari kamis, dan gue nggak terlambat. Biasanya setiap kamis pagi diadakan kegiatan gebetan. Bukan berarti setiap siswa saling mencari seseorang untuk dijadikan tambatan hati, tapi gebetan di sini berarti gerakan bersih-bersih taman. Di mana setiap siswa bekerja bakti untuk membersihkan area sekitar kelas, terutama taman-taman yang harus dirawat bunga dan rumput hijaunya.

SMA Pelita Raya dikenal sebagai SMA Adiwiyata dengan banyak pepohonan rindang di dalamnya. Jadi, gerakan kerja bakti itu termasuk ke dalam agenda. Pak Slamet pernah membicarakannya di depan semua murid pada acara pembukaan ketika program tersebut baru akan dimulai setahun lalu. Sejak saat itu, gebetan selalu diadakan setiap kamis pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Gue menyampirkan tas di belakang bangku. Kelas sudah kosong karena anak-anak lain sudah bersiap bersih-bersih di taman. Gue lalu menghampiri Kama yang sedang memegang sapu ijuk, bersiap menghempas sisa-sisa sampah dedaunan yang berserakan.

"Waduh, rajin banget anak mamah. Sekalian dong, tolong bersihin sampah-sampah di rumah."

Gue cekikikan usai berkata demikian.

Kama membalas dengan mencondongkan sapu ijuk tersebut. "Nih, gantian. Datang kok pas udah mau selesai."

"Biasalah, Bang. Orang cakep persiapannya lebih lama." Gue ambil sapu ijuk dari tangan Kama. Bergantian membersihkan beberapa daun yang masih bertengger manis di atas lantai taman.

"Alah, percuma cakep kalo nggak punya pacar!" Kama nyeletuk, tapi menusuk.

Gue langsung memberhentikan aksi menyapu, lalu menepuk bahu Dika yang kebetulan berdiri nggak jauh dari tempat gue dan Kama.

NISCATALA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang