08. camping event

720 80 10
                                    

Jie merutuki dirinya, iya dia sangat menyesal bagaimana bisa dia tertidur yang keadaannya menyender di dada Janu selama perjalanan. Oh tidak mau taruh dimana muka nya itu, sedangkan dia saja tidak menyangka akan senyaman ini di dekat Janu.

Tapi Jie harus bisa mengontrol dirinya sekarang, mereka baru saja sampai di tempat tujuan dan dimana semua mulai membenahi barang masing masing termasuk Janu. Ia hilang sejak Jie terbangun tadi, mungkin karena memang dia sibuk.

Semua perlengkapan sudah ada, mereka tinggal tidur dengan nyaman tak perlu susah payah ini itu ternyata. Atau bahkan ada yang bisa di vila dan bisa di hotel, mereka diberi tempat masing masing tanpa di atur. Asalkan 1 saja peraturan yang tidak boleh mereka langgar, yaitu dengan kepergian mereka jalan jalan, dan mereka sengaja tidak mengikuti kegiatan.

Jie terduduk sendiri menatap semua orang tengah santai mengobrol, dia sebenernya bisa mengobrol bersama beberapa temannya, tapi rasa malasnya menjadi jadi dan dia enggan untuk meninggalkan tempat duduknya yang sudah hangat.

"Jie?"

Ia sontak menolehkan pandangannya kesamping saat panggil dari Bian sedikit mengusik ketenangannya, dia tersenyum kecil kearah Bian.

"Ayo sini kumpul dulu kita sebelum ada pengunguman" ajak Bian sembari melambaikan satu tangan kearah Jie pertanda agar dia menghampiri Bian disana.

Jiee angguk angguk setuju sebagai jawaban dia, rasa ketenangan itu juga seketika sirna dan dia berdiri dari duduknya melangkah maju menghampiri Bian.

Tak banyak, hanya ada Candra, Aziel, Nathan dan satu lagi si Sam, cowo agak lain dari yang lain karena dia bisa dibilang yang paling cuek di antara lainnya. Dia cuman ngikutin sahabatnya si Nathan itu yang emang temen temennya Janu.

"Nah duduk sini Jie, lo menyendiri mulu dah gue heran" ejek Candra.

Jie berdecak pelan "ck, Jie gini gini nih lagi mencari suasana yang tenang"

"Hahaha, emang gk tenang disini?" Tanya Ziel sembari menertawai Jie yang mengucapkan kata kata aneh menurutnya.

Jie duduk di dekat Nathan di sebuah bangku yang terbuat dari beton, kemudian dia mulai menjawab pertanyaan Ziel.

"Sebenernya sih tenang kak, tapikan Jie emang gk suka terlalu ramai" jawab Jie kepada Ziel.

Sang lawan bicara mengangguk paham karena tau persis Jie meski mereka tidak terlalu dekat, Jie hanya dekat pada anak tertentu saja.

"Kalian gabut?" Tanya Bian.

Semua mata tertuju padanya, ada yang mengangguk, ada yang menaikan satu alisnya dan ada yang hanya diam seperti Sam.

"Gue ada saran nih" ujarnya.

"Apa? Biasanya lo aneh aneh gue jadi takut" celetuk Candra.

Abian mendengus kesal kemudian membuka resleting tas miliknya, dia mengambil sesuatu yang dimana terdapat bungkusan berbentuk kotak. Atau lebih tepatnya seperti ada sesuatu nya di dalam, ia tersenyum.

"Disini ada beberapa permen yang mungkin gk bakalan kalian suka rasanya, selain asam, ada juga yang pedas dan rasa buah buahan yang nyengat kaya durian. Bahkan ada yang pahit, itu tergantung kalian dapat apa beruntung atau gk" ucap Abian.

Dia menaruh kotak tersebut di meja yang memang sudah ada sejak tadi bersamaan dengan bangku beton di tempat ini, dan ia membuka kotak tersebut.

Memang terdapat banyak macam permen yang tidak pernah Jie sendiri ketahui, tapi sepertinya semua permen itu sengaja untuk menipu seseorang.

"Nah disini kita main apa aja, tebak tebakan atau apapun, yang salah nebak sampai tiga kali bakalan makan permen ini" ucap Abian.

Jie membulatkan matanya, dia melambaikan tangan tidak mau karena dia tidak menyukai permen rasa durian apalagi asam dan pedas.

Anything For Jie | NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang