Jie tercekat saat tiba tiba saja Minji melemparkan pemukul kasti nya saat bola terlempar kearahnya, untung saja hanya kaki Bintang yang kena meski Ririn jadi uring uringan.
"Kamu kalo gk bisa tuh bilang aja gitu, tuh kena Bintang kan" tegur Ririn kepada Minji.
"Maaf kak, serius" dia menatap kearah Janu yang seakan meminta pembelaan membuat Janu menghela nafas.
"Yaudah istirahat dulu aja" ujar Janu.
Minji kegirangan langsung datang kearah Janu, lagi dan lagi kenapa Janu begitu welcome dan tidak menolak adik kelasnya yang terbilang genit itu.
"Yaaa!!"
Atensi Jie teralih saat sedang fokus fokusnya, dimana Abian berteriak sembari menunjuk kaus miliknya sudah basah terkena keringat sehingga dadanya sedikit terlihat samar samar.
"Wow, ada yang hot" celetuk Candra.
"Huaaa Jie, bantuin gue" Abian mendekat kearah Jie lalu menutupi tubuhnya dibalik tubuh Jie karena merasa malu ditatap banyak orang.
"Bantuin apa kak?" Tanya Jie bingung.
"Ya nutupin aja" jawab Abian, iya berusaha menarik narik bajunya supaya tak terlalu terlihat.
"Jadi, ini mau lanjut apa gimana?" Tanya Aziel.
"Gk usah deh, mending pada duduk disana gue yang ambilin minum" ucap Geva menunjuk kearah kursi dekat pohon.
"Okedeh" jawab Aziel.
Mereka semua akhirnya pergi ketempat yang dimaksud, lalu setelah Geva datang bersamaan dengan Nathan yang membawa kardus berisi minuman.
Mereka berisitirahat sembari mengobrol sebelum akhirnya jam pelajaran dimulai, yang mereka bahas itu hal random.
"Bisa gk buka nya?" Tanya Candra melihat Jie sedikit kesusahan membuka tutup botol.
"Susah, tangan Jie kayaknya berkeringat" jawab Jie.
"Gitu aja gk bisa" Janu meledek membuat Jie kesal sehingga melemparkan botol minum itu kearah Janu.
"Bukain dong, lo kan paling bisa segalanya" ucap Jie tersenyum remeh menatap Janu.
"Bilang aja mau nyuruh" ledek Janu.
Jie terdiam saat Janu membuka tutup botol tersebut tidak sesusah dirinya, sampailah ia memberikan kepada Jie namun di lempar meski keadaan botol tertutup rapat.
"Mana makasihnya" ucap Janu.
"Makasih hehe" jawab Jie kikuk, ah mereka berdua pintar ya mengambil moment masing masing tanpa orang lain curiga.
"Gue nih bingung" ujar Bintang.
"Kenapa?" Tanya Ririn.
Bintang menatap kearah Jie yang membuat ia tersadar, Bintang taukan jika Jie pernah berciuman dengan Janu? Lalu apa yang akan dia lakukan, tunggu sekarang Jie merasa takut.
Jie menggelengkan kepalanya kepada Bintang yang membuat beberapa orang menatapnya, namun Bintang malah membuka mulutnya.
"Waktu itukan, pas kita ik—kut lomba" ucapan Bintang sengaja di potong potong, ntah ingin mengerjai Jie atau bagaimana.
"Jangan kak, pliesee" Jie seakan memohon membuat Bintang menghela nafas panjang.
"Gajadi deh" jawab Bintang.
"Yahh, kecewaaa" teriak mereka semua, namun Janu sudah merasa curiga ada hal yang ingin Bintang sampaikan dari sorot matanya.
Jie tersentak kecil saat tiba tiba saja Abian memeluk pinggang rampingnya, ia menoleh kearah belakang bingung menatap Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For Jie | Nosung
Teen FictionJizain yang terlahir di keluarga cukup terpandang membuatnya memiliki pandangan baik dari orang orang terhadap dirinya, apalagi kedua orang tua yang sangat menyayangi dirinya juga selalu mencoba memberikan yang terbaik untuknya, akan tetapi bukn ber...