12. fall in love

784 87 4
                                    

Jie berlari kearah pintu untuk keluar dari kamar, sebenernya lebih baik bertemu Janu di luar rumah daripada membiarkan Janu nanti mampir yang malah merepotkan dirinya jika tidak sengaja saat kedua orang tuanya pulang.

Tidak bisa dibayangkan oleh dirinya.

"Ehh!!" Baru saja menarik knop pintu Jie dibuat kaget oleh seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu kamar miliknya.

Dengan wajah terkejut bahkan tangan yang sudah mengepal hendak mengetuk pintu kamar, dia menatap Jie tak percaya.

"Papa kaget, kamu ngapain coba buka pintu kaya kesetanan gitu Jie?" Ucapnya yang tak lain adalah Nevian.

"Sejak kapan!? Sejak kapan papi sama papa pulang?" Tanya Jie terus memekik nyalang tak expect bahwa kedua orangtuanya malah pulang lebih dulu.

"Kok bilangnya gitu ke papa?" Tanya Demian berjalan kearah Jie tidak suka putranya seperti menyentak papa nya sendiri.

"Eee-ee eum anuu, papi sama papa pulang kapan?" Tanya Jie berbasa basi.

"Baru aja, kamu kenapa, kamu sembunyiin sesuatu dari papi?" Tanya Demian penuh selidik.

"Ee-enggk" Jie terbata.

Nevian dan Demian makin dibuat curiga, namun kini mata Jie tertuju ada plastik di tangan papanya.

"Ehh itu bapao Jie?" Tanya Jie menunjuk plastik.

"Iya, papa lebihin" ucapnya menyodorkan plastik kearah Jie.

Seketika Jie lupa sesuatu yang sedang dia takutkan, matannya berbinar membuka plastik tersebut lalu mengeluarkan kotak bapao 6 varian rasa.

"Jie duduk sama papi sana diruang depan, papa buatin coklat panas" ucap Nevian.

Jie mengangguk, Demian juga berjalan bersama putranya menuju ruang depan atau biasa dibilang ruang tamu. Mereka memiliki ruang keluarga sebenernya, tapi lebih nyaman berada disana karena rumah mereka jarang ada tamu juga.

"Seneng banget makan bapao" ujar Demian menatap Jie yang memakan dua bapao di tangan kanan dan kirinya sekaligus.

"Jie suka" jawabnya antusias.

Demian terkekeh pelan menatap putra semata wayangnya jika melakukan apapun selalu lucu, makan saja belepotan seperti bayi, dimata mereka Jie selalu bayi.

"Nih coklatnya" Nevian membawa tiga minuman hangat, disaat hawa dingin seperti ini memang enak dinikmati.

"Astagaa Jie, ambil tisu dulu sana" tegur Nevian menatap Jie sangat belepotan.

Jie terkekeh dengan anggukan kecil, dia berjalan kearah televisi dimana sering ada kotak tisu. Namun nyatanya tisu di depan televisi sudah habis, dia menatap Nevian dan Demian yang sedang duduk.

"Papa, papi, tisu nya habis" ucap Jie mengadu.

"Loh tumben banget gk ada yang sadar, bilang ke bibi sana nanti biar dikasih sama kamu ambil yang basah aja" ucap sang papa.

"Okeyy papa" sembari bersenandung Jie berjalan kearah dapur untuk mengambil tisu basah sembari memanggil bibi nya, asisten rumah tangga Jie.

Dia hanya disuruh bebersih, jarang sekali masak karena Nevian sudah pintar memasak, hanya sesekali saja membantu ketika Nevian memasak banyak.

"Tuan"

Seorang satpam memanggil Demian yang tiba tiba saja membuka pintu, Demian sedang duduk langsung berdiri dari sofa menatap sang satpam.

"Ada apa pak?" Tanya Demian.

"Ada yang mencari tuan Jie, katanya teman sekolahnya?" Ucap dia sembari bertanya.

Anything For Jie | NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang