Janu tidak datang? Mungkin, atau bahkan sebenarnya dia sudah berada di belakang Alsen sekarang bersama dengan Gevan.
Yang mana Janu menarik Alsen hingga terlempar jauh menabrak dinding dekat pintu, kemudian Jie terduduk dengan mencoba untuk tidak terisak.
Janu menarik kerah baju alsen "maksud lo apaan, maksud lo NGELECEHIN ANAK ORANG APAAN!!!!" Teriak Janu dia sekarang begitu emosional.
"Gue gk ngelecehin dia, dia yang jual maha —"
Bugh
Satu pukulan dari tinju milik Janu berhasil mendarat di pipi Alsen dengan keras hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah, bahkan Gevan saja terkejut melihat Janu yang jarang jarang seperti ini ketika marah.
"Jie emang mahal, dengerin gue ya Alsen, sekali lagi gue tau lo berkelakuan gitu sama anak kelas gue, gue gk akan segan segan buat lo keluar dari sekolah ini" ancam Janu, dia menunjuk nunjuk Alsen dengan penuh emosional.
"Oke" Alsen memang takut pada Janu, meski jabatannya sebagai osis, dia tetap tidak berani jika Janu sudah angkat bicara.
Alsen mengangkat kedua tangannya lalu keluar, Gevan juga tercengang sampai dia lupa dengan Jie.
"Jiee!!" Panggil Janu menghampiri Jie yang masih terdiam dengan berusaha untuk tidak menangis.
"Jie, ada yang sakit?" Tanya Janu panik.
"Enggk" jawab Jie lirih dengan suara gemetar.
"Eh astaga lupa, woy Jie sakit? Eh maksud gue, gimana kalo ke uks aja?" Tanya Gevan dengan sedikit memberikan saran untuk Jie.
"Tapi bentar lagi olahraga, Jie cuman ketakutan aja, Jie gk papa, kalian pergi aja" suruh Jie dengan menangkup wajahnya.
"Lo keluar dulu aja" suruh Janu pada Gevan.
"Lah lah, masa iya Jie ditinggal?" Tanya Gevan.
"Gue bawa dia ke uks, lo keluar dulu" suruh Janu dengan paksa mengusir Gevan.
"Tapi tapi?!" Gevan memang masih kebingungan, apalagi ditambah dia tau jika Janu tidak begitu menyukai Jie, dia makin merasa bingung dengan sikap temannya ini.
"Pliesee, latihan dulu tanpa gue sekalian ijin buat Jie" ucap Janu.
Gevan yang tak ada pilihan lain membuang nafas kasar, dia langsung berdiri dari duduknya dan meninggalkan Janu dengan perasaan berat hati.
"Nyusul ya, Jie juga semoga baik baik aja" ucap Gevan kalut.
"Ya kalo 5 menit gue gk datang bilang ijin juga" ucap Janu, dia menatap kepergian gevan dengan was was.
"Ya" jawab Gevan, dia berjalan meninggalkan ruangan ganti tersebut hingga beberapa langkah dia sadar "eh dia ikut ijin?!"
"Ah udahlah males mikir" Gevan menyerah.
Janu menoleh kesana kesini, dia menarik lengan tangan Jie dengan hati hati lalu bertanya.
"Ada yang sakit Jie?" Tanya Janu lembut.
"Enggk, Jie oke" jawab Jie masih dengan tubuh gemetar.
"Siniin tangannya" ucap Janu.
"Mau apa?" Tanya Jie yang mendongak menatap Janu.
"Siniin aja" suruhnya, Jie tidak tau kenapa dengan tutur lembut gitu saja membuat dia menjadi nyaman dan tidak takut pada Janu.
"Gini" ucap Jie merentangkan kedua tangan.
"Yaps" Janu menarik kedua tangan Jie hingga Jiee kaget saat Janu menggendongnya.
"Woy woy turunin gue!!" Teriak Jie, dia tidak menyangka bahwa Janu akan seberani ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For Jie | Nosung
Novela JuvenilJizain yang terlahir di keluarga cukup terpandang membuatnya memiliki pandangan baik dari orang orang terhadap dirinya, apalagi kedua orang tua yang sangat menyayangi dirinya juga selalu mencoba memberikan yang terbaik untuknya, akan tetapi bukn ber...