17. Weekend Day

706 73 5
                                    

Pemuda ini sedang duduk terdiam dan sesekali menolehkan kepalanya kearah jam yang terlentak di dinding samping tempat tidurnya, dimana ia merasa bosan untuk melakukan apapun pada weekend kali ini. Apakah yang harus ia lakukan untuk meredakan kebosanannya, dan? Tidak adakah yang mengajaknya keluar untuk sekedar menghabiskan hari liburnya?

Tak lama notifikasi handphone miliknya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, anak yang bernama Jie kini menyambar handphone berwarna hitam pekat berlogo iPhone miliknya yang terletak di atas nakas. Kemudian ia genggam yang pas di tangannya, jari telunjuknya menekan tombol power dan matanya mulai tertuju pada layar handphone yang menyala.

Bibirnya melengkung mengukir senyuman indah yang terlihat jelas dari raut wajahnya, dia segera membalas pesan masuk tersebut dengan perasaan hati yang girang.

Tak lama tubuhnya terperanjat bangun dari kasur empuk yang masih jadi tempat nyamannya sedari tadi, wajahnya berseri seri seakan mendapatkan sesuatu membahagiakan dirinya seketika.

"YEY WEEKEND SAMA JANU!!"

Teriaknya penuh girang hingga berlari menuju kamar mandi yang terletak di ujung kamar miliknya, ia akan membersihkan diri menggunakan wangi wangian juga merapikan dirinya supaya tidak terlihat kucel dan bisa tampan di hadapan kekasihnya nanti.

Maaf ralat, maksudnya manis.

Anak itu keluar dengan rambut yang basah sedang dikeringkan menggunakan handuk, ia berjalan kearah cermin besar yang selalu menjadi tempatnya berkaca memuji dirinya tampan, inilah dan itulah lain lain lagi. Dia menghidupkan sebuah alat pengering rambut hairdryer lalu mengeringkan rambutnya supaya lebih mudah di atur, karena rambut basah membuatnya tidak nyaman sama sekali.

"Jie!"

Tubuh Jie tersentak pelan menatap kearah pintu yang diketuk tidak santai oleh papanya, ia segera menggeleng-gelengkan kepala berjalan kearah pintu untuk dia buka supaya orang tuanya ini tidak terus berteriak. Lagian apaan juga dia seperti orang kesetanan, mengetuk pintu kamar putra mereka serasa di ajak tawuran.

"Papa kenapa sih?" Tanya Jie membuka pintu yang hampir saja keningnya kena pukul oleh Nevian.

"Huft kamu nih kemana, papa udah ketuk daritadi papa kira masih tidur" ucapnya mengomel dengan kedua tangan di taruh di pinggang, sudah persis ibu-ibu memarahi anak dia yang bandel.

"Jie habis mandi" jawab Jie santai "papa kenapa coba?"

"Temen kamu, eh Janu itu nunggu kamu. Katanya mau di ajak kencan" jawab Nevian melirik reaksi putranya seperti orang Shock.

Mendengar nama Janu saja dia sudah kalangkabut, dan ini secara terang-terangan Jie mendengar bahwa Janu berucap mengajak kencan kepada orangtuanya! Bukan merasa malu, tapi Jie sedang tak habis fikir pada Janu suka sekali jujur sekarang.

"Hayohh" Nevian meledek putranya yang tengah gugup dan salah tingkah "bener kan, kalian nih pacaran"

"Ih papa, Jie mau rapiin rambut dulu" Jie mendengus kesal yang untung saja tak menutup pintu karena menghormati papanya, dia memang suka bertindak sesuka hati.

"Hahahah kena kamu" Nevian mengikuti Jie yang memasuki kamar putranya, dia akan membantu Jie merapikan diri.

Sampai dia menyuruh Jie duduk saja di kursi, soal rambut akan dia yang merapikannya sendiri "putra kesayangan papa harus manis pas jalan sama cowo"

"Papa?" Panggil Jie menatap Nevian dari pantulan cermin, melihat reaksi Nevian nampak tak marah sama sekali setelah tau dia berpacaran dengan Janu kan bukan hal yang wajar.

"Iya sayang?" Jawab Nevian pandangan hanya fokus merapikan rambut putranya.

"Kenapa papa gk marah setelah tau Jie pacaran sama Janu?" Tanya Jie penasaran pada pemikiran putranya cukup beda dari ekspektasi, meski itu sebenernya menguntungkan bagi dirinya.

Anything For Jie | NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang