Chap 1

246 30 7
                                    

Chap 1

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam
Ide asli milik thor
Genre : romance, friendship, hurt-comport, fantasy, crossdressing
Pair : narusasu and other
Sifat karakter di fanfic ini bisa berubah dan terkadang ooc sesuai dengan alur cerita
Typo bertebaran dan cerita absurd
Bahasa formal dan informal sesuai kondisi

Happy reading



Air terjun yang mengalir dengan deras membasahi surai pirang sesosok pemuda yang sedang duduk di bawah air terjun. Ini adalah latihannya yang terakhir sebelum dia pergi menjalankan misinya sebagai pewaris dari keturunan klan Uzumaki sang pengendali udara.

"Aaah!! Akhirnya selesai juga!"

Sang pemuda yang hanya mengenakan celana bokser ke luar dari air terjun itu dengan senyum yang tak luput dari paras tampannya.

"Bocah, apa kau yakin dengan misi itu?" tanya seekor rubah dengan ukuran seperti seekor kucing.

Sang pemuda pun berjongkok di depan rubah itu.

"Kenapa tidak yakin?" tanya sang pemuda.

"Apa kau tahu, sangat sulit mencari belahan jiwa yang bisa cocok dengan darahmu, Naruto," jawab rubah yang bisa berbicara itu.

"Kalau belum dicoba kan aku tidak akan tahu. Ayo kita pergi, Kurama! Aku tidak mau telat naik pesawat besok pagi!"

Sosok rubah kecil itu berubah menjadi besar dengan ukuran raksasa layaknya monster yang ada di dalam serial pahlawan raksasa di televisi.

"Harusnya kau tidak latihan malam ini, bodoh!" Sang rubah raksasa malah memaki pemuda yang bernama Naruto itu.

Naruto tersenyum lalu memakai pakaian yang ada di atas batu yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Ya ya ya. Kau jadi cerewet seperti ibuku, Kurama!"

"Aku tidak sudi disebut cerewet oleh bocah yang lebih cerewet dariku!" balas Kurama.

"Hahaha." Naruto pun tertawa sebelum naik ke atas tubuh Kurama.

Kurama pun terbang di udara meski tak memiliki sayap. Itu adalah kelebihannya sebagai khodam dari klan pengendali udara.

Sementara itu di bumi belahan lain, sesosok pemuda dengan gaya rambut melawan grativasi tampak kelelahan. Nafasnya terengah-engah setelah berlatih melawan sosok pria dewasa.

"Kau harus mengeluarkan kekuatanmu, Sasuke! Jangan sampai kalah dari kakakmu, Itachi!" Pria itu berseru.

"Bicara itu gampang, paman sialan!" Pemuda yang dipanggil Sasuke itu memilih untuk pergi meninggalkan sang paman yang baru saja melatihnya.

"Kalau kau lemah, kau tak akan bisa melawan ayahmu, Sasuke!" seru paman Sasuke.

Sasuke yang sedang berjalan pun menghentikan langkahnya lalu menoleh kepada pamannya. "Aku akan mencari cara lain untuk melawan ayahku selain menyerang dengan kekuatan pengendali apiku, Paman Obito!" Lalu ia kembali melanjutkan langkahnya.

Obito pun mengubah ekspresi wajahnya. "Sasuke, latihanmu tidak akan sia-sia meski kau tidak akan bisa sekuat kakakmu."

Sasuke terus berjalan sampai ke sebuah rumah bergaya tradisional(ala rumah Jepang tradisional).

Ia pun menghentikan langkahnya dan mengepalkan kedua tangannya di sisi kiri dan kanan pinggangnya. Matanya menatap tajam ke arah pintu yang diberi tanda berbentuk kipas dengan warna merah dan putih.

The Airbender's Bride (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang