Chap 7

98 7 1
                                    

Chap 7

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam
Ide asli milik thor
Genre : romance, friendship, hurt-comport, fantasy, crossdressing
Pair : narusasu and other
Sifat karakter di fanfic ini bisa berubah dan terkadang ooc sesuai dengan alur cerita
Typo bertebaran dan cerita absurd
Bahasa formal dan informal sesuai kondisi

Happy reading

Pertarungan yang terjadi di antara Naruto dan Sasuke sangat tidak seimbang. Pasalnya Sasuke mengerahkan seluruh kekuatannya tanpa menggunakan kekuatan pengendalian elemen apinya.

Kekuatan api Sasuke berbeda dengan kekuatan api kakaknya. Dari segi warna serta segi daya bakar. Api jingga Itachi memiliki daya panas yang langsung membakar lawan, sedangkan daya panas api Sasuke sangatlah lama. Maka dari itu ia memilih untuk belajar gerakan bela diri yang memusatkan pada gerakan tubuh serta kecepatan.

Dalam segi kecepatan gerakan tubuh Sasuke, lebih unggul Naruto yang merupakan pengendali elemen udara. Selain bisa meringankan tubuh dengan cara berjalan melayang, Naruto juga bisa berlari dengan sangat cepat. Maka dari itu Sasuke tidak akan menang melawan Naruto.

Pantang menyerah. Itu yang Sasuke terapkan pada dirinya. Kekuatannya harus lebih kuat dari kakaknya. Tujuannya adalah menghancurkan kekuasaan sang ayah dan bila memungkinkan, Sasuke ingin membunuh ayah kandungnya sendiri. Terdengar jahat dan durhaka. Tapi ia tak ingin disetir oleh ayahnya yang otoriter dan egois. Sasuke hanya ingin hidup seperti gadis remaja pada umumnya. Untuk itu ia akan melakukan segala cara agar tujuannya tercapai.

Menikah muda merupakan cara lain untuk menyelamatkan dirinya dari tekanan sang ayah. Akan tetapi tidak ada laki-laki yang mau menikahinya. Terlebih setelah tahu bahwa dirinya adalah seorang putri dari keluarga Uchiha. Pengendali api yang sangat ditakuti.

"Haah.. " Sasuke menghela nafas. 'Si pirang ini bener-bener kuat. Padahal dia cuma menangkis dan menahan gerakanku. Dan juga dia menyembunyikan kekuatan pengendaliannya,' batin Sasuke.

'Kenapa bocah ini menantangku untuk bertarung? Apa karena ia tak mau tidur sekamar denganku?' pikir Naruto. 'Meski begitu.. Dia tahu identitas asliku sebagai seorang pengendali udara. Kan bisa repot kalau orang-orang tahu. Lalu banyak gadis yang mendaftar sebagai pengantinku. Kalau yang cantik sih nggak apa-apa. Ini kalau yang buruk rupa, gimana?'

Lupakan dengan suara hati Naruto yang terlalu percaya diri dan memandang perempuan dari wajah.

Kali ini Sasuke berniat untuk mengeluarkan kekuatan aslinya. Hanya sedikit dan itu pasti akan melukai lawannya. Tapi ia bukan tipe orang yang suka melukai orang lain. Kecuali dalam keadaan terpaksa. Misalnya kepada Sakura, si gadis aneh yang menyebalkan. Ia pernah menyerang Sakura dengan kekuatan apinya dan berakhir ia yang dikurung oleh ayahnya selama seminggu di dalam kurungan besi tahan api agar Sasuke tidak bisa melarikan diri.

"Maafkan aku, murid baru. Aku akan mengeluarkan kekuatanku," ucap Sasuke.

Namun Naruto lebih dulu membungkam gerakan Sasuke. Kedua tangannya dikunci dan kedua kakinya juga. Sehingga Sasuke tidak bisa bergerak.

"Kau curang, dobe! Gerakanmu sangat cepat!!" teriak Sasuke tak terima kalah.

"Apa memang kamu tidak mau sekamar denganku sampai harus bertarung seperti ini, Sasuke?" tanya Naruto layaknya anak anjing yang minta dipungut. "Seburuk itukah aku yang bukan orang asli negeri ini sampai ditolak olehmu?" Naruto melepaskan kedua tangan dan kaki Sasuke dari kunciannya.

Sasuke sweatdrop. Cara berbicara Naruto bisa mengandung arti yang salah. Untung saja Sasuke pintar meski ia sulit untuk mengeluarkan ekspresi dan unek-uneknya.

"Terserah kau saja! Asalkan jangan mengganggu privasiku!" kata Sasuke mengambil tas yang tadi ia lempar ke tanah.

"Hehehe. Thank you, Sasuke!!" seru Naruto sangat girang sampai ia memeluk Sasuke.

"Sudah kubilang jangan memelukku, dobe sialan!!" maki Sasuke berlari meninggalkan Naruto setelah berhasil menghindar dari pelukan si pirang.

"Hei, tunggu aku! Kau lupa ya kalau aku bisa berlari secepat kilat?" Naruto berlari dengan kecepatan yang sama seperti Sasuke.

Sasuke tak menjawab. Ia terus berlari. 'Dia kan pengendali udara. Harusnya bisa berlari dengan cepat. Dasar bodoh!' batin Sasuke. Tanpa disadari ia tersenyum.
.
.
.
.
Di asrama putra, tepatnya di dalam kamar Sasuke.

"Waaah..! Jadi ini yang namanya kamar asrama putra di Jepang!" Naruto terlihat begitu kagum dan senang. "Aku pikir tidurnya di futon."

Sasuke meletakkan tasnya di atas meja belajar yang ada di sebelah kiri. Masing-masing kamar diberikan fasilitas yang sama, yakni dua tempat tidur kayu, dua meja dan kursi belajar serta dua lemari plastik untuk tempat pakaian.

Gedung asrama putra memiliki teknologi yang tinggi. Akan ada alarm yang berbunyi jika ada murid yang membawa senjata, entah itu pisau, pedang, atau benda berbahaya lainnya.

"Memangnya di negeri kau berasal, kamar asramanya beda?" tanya Sasuke merasa heran dengan tingkah Naruto. Ia duduk di atas tempat tidurnya.

Naruto pun duduk di atas tempat tidurnya. "Beda banget, Sas. Yang jelas kayaknya aku bakal betah deh sekolah di sini."

"Kenapa nggak tinggal dan sekolah di sini saja?" tanya Sasuke. 'Lho? Kenapa aku jadi kepo kayak gini? Biasanya juga aku cuek sama orang. Apalagi sama cowok,' batin Sasuke.

Naruto pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Pengennya sih gitu tapi aku bukan remaja kayak kalian. Aku harusnya jadi anak kuliahan. Eh malah nyamar jadi anak sma. Konyol banget, kan?"

"Hn, kamu hebat ya. Meski lagi nyamar tapi kamu nikmatin banget peran kamu," ucap Sasuke tersenyum getir.

"Apa maksudmu, Sas?" tanya Naruto kembali duduk sambil menoleh ke arah Sasuke yang kini sedang duduk di kursi belajarnya. "Kekuatan kamu tadi tidak dimiliki oleh manusia biasa. Gerakanmu juga lincah. Kalau aku bukan pengendali udara, sudah pasti aku akan kalah darimu."

"Ternyata aku sangat lemah, ya," gumam Sasuke mengasihani dirinya.

"Sebenarnya.. Kamu bukan manusia biasa kan?" Naruto bertanya dengan ragu.

"Aku seorang pengendali api," jawab Sasuke tanpa ekspresi di wajahnya.

"Eeeh? Keren itu, Sas!" seru Naruto. "Akhirnya aku bertemu dengan seorang pengendali api. Tapi.. Kok tadi kamu tidak mengeluarkan kekuatan api kamu? Kan biasanya-"

"Kita sudahi saja obrolan kita. Aku tidak berminat lagi dengan obrolan ini," potong Sasuke dengan cepat.

Naruto tampak kecewa dengan sikap Sasuke yang kembali dingin.

"Lebih baik kau bereskan barang-barangmu dan lihat di jadwalmu karena peraturan di asrama ini berbeda dengan sekolah biasa," ujar Sasuke sebelum pergi meninggalkan Naruto dan ke luar dari kamarnya.

Naruto diam tapi melakukan hal yang Sasuke katakan.

"Jadi dia seorang pengendali api. Namanya kalau tidak salah Uchiha Sasuke. Pasti ada informasi tentang bocah itu," gumam Naruto sambil membereskan barang-barangnya.

Sementara itu Sasuke yang sedang berjalan di lorong asrama putra merasakan perutnya yang kram.

'Kenapa pas bertarung ngelawan Naruto tadi perutku baik-baik saja?' batin Sasuke. 'Sekarang malah sakit lagi. Aku harus meminta obat kepada kepala sekolah,' batin Sasuke.

To be continued

Sekian dan arigatou gozaimasu

Bogor, 5 November 2024

The Airbender's Bride (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang