CHAPTER 9

1K 81 0
                                    

"Ei... Eidenhh... Ahh~ A-aku tak sanggup lagi..."

Tangan Esha bersudah payah untuk bergerak dan menyentuh dada Eiden, sebagai tanda untuk pria itu berhenti. Saat ini Esha berdiri di dinding, dengan pinggangnya yang di pegang Eiden sebagai alat bantu untuknya berdiri. Namun, Esha sudah tak sanggup berdiri lagi setelah dua jam harus menahan dirinya. Kedua kakinya yang bergetar seperti jelly akhirnya menyerah, dia bergerak jatuh dengan pelan ke lantai. Tapi dengan segera Eiden menahan pinggangnya sampai kaki Esha tak menyentuh permukaan dingin itu.

Eiden yang sudah tak bisa mengontrol dirinya hanya menciumi leher lembut Esha. Dia menjilatinya sebentar, kemudian menggigit daging leher Esha untuk membuat mark disana, menandai istrinya sebagai kepemilikannya. Sesudahnya Eiden melirik ke arah tirai yang berterbangan karena angin, matanya terkena sedikit sinar yang samar-samar. Dia baru sadar, dia telah memakan tubuh Esha cukup lama sampai matahari mengintip dari arah timur hendak keluar.

"Tapi... Aku belum puas..." Gumamnya melirik Esha yang nyaris tertidur.

Eiden memeluk tubuh Esha sembari menyentuh perut laki-laki itu yang sudah sedikit membesar akibat penuh dengan cairannya. Dengan gerakan yang pelan dia menekan perut Esha, hingga dari anus laki-laki itu mengeluarkan cairan putih kental miliknya yang baru saja ia tanamkan.

"Nghhh- Ahhh~"

Perut Esha sedikit mengecil, kemudian Eiden membawa omega nya itu untuk tertidur di atas kasur. Tapi bukannya menyudahi aksi gila-gilaannya itu, dia malah memasukkan penisnya lagi dengan sekali sentak. Hal itu buat Esha melolong nama Eiden untuk yang kesekian kalinya.

"Eidennnhhh!! Ahhh~ Ohh~!!"

"Aku janji, ini yang terakhir kalinya..."

Dengan gerakan cepat Eiden kembali menyentak perut Esha, sedang laki-laki itu hanya bisa pasrah dimakan oleh suaminya hidup-hidup.

"Ahhh~ Eidennhh..."

"Sedikit lagi, Esha.... Sedikit lagi..."

Eiden memeluk tubuh Esha beriringan dengan gerakan pinggulnya yang cepat, bahkan bunyi berdecitan dari kasur itu mulai terdengar akibat hebatnya sentakan Eiden. Tak ada yang bisa membayangkannya, bagaimana rasanya menjadi Esha saat itu. Di sisi lain dia merasakan kenikmatan yang tak pernah ia bayangkan, namun di sisi lain ia tak sanggup menahan hentakan-hentakan nikmat dari Eiden.

Kedua tangannya melingkar di leher Eiden, suaranya yang serak akibat terus-terusan teriak mengisi seluruh kamar mereka. Namun sesuatu membuat Esha lagi-lagi mendesah nama Eiden dengan sempurna.

"Eidenhh... Eiden!! Ahh~"

Tanpa di sadari Eiden sendiri, kepala penisnya yang menyentak anus Esha cukup dalam sudah mengenai pintu rahim Esha. Laki-laki itu menggeliat nikmat karena Eiden menyentak titik klimaksnya.

"Esha... Panggil namaku lagi..."

Gerakan yang cepat itu membuat Esha sampai di puncak, beriringan dengan kepala penis Eiden yang berhenti saat masuk ke dalam pintu rahim Esha. Laki-laki yang kini menyandang nama Lorath itu meloloskan desahan nama Eiden dengan lantang.

"Eidennhhhahhhh!!"

Tubuh Esha melengkung sempurna, seraya Eiden melepaskan klimaksnya dan menumpahkan seluruh cairannya di dalam rahim Esha. Eiden jatuh hampir menindihnya, dia mengusap wajah omega nya dan menatap mata lelah Esha dengan penuh arti. Ia mengelap keringat di kening Esha, dan menciumi bibir Esha dengan lembut.

"Kau adalah pengalaman yang paling indah, Esha" ucapnya kembali mencumbu bibir bengkak Esha.

Tapi ia tak mendapatkan balasan apapun dari laki-laki itu, karena Esha menutup matanya yang tertidur begitu saja. Melihatnya Eiden jadi merasa bersalah, dia baru sadar kalau sudah tak tau waktu. Saat ia hendak bangun, tiba-tiba saja decitan yang ia dengar kembali muncul. Lalu kemudian, kasur yang ia tiduri jatuh ke lantai. Keempat-empat kaki kasur itu patah akibat ulahnya sendiri.

The Cold Hearted Husband! (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang