Persiapan jamuan untuk nanti malam membutuhkan banyak waktu, sebab banyak yang harus dipersiapkan. Berbagai macam hidangan makanan dimasak bersama-sama oleh Catherine dan anak-anaknya, sementara halaman belakang yang dialasi rerumputan hijau dan bebatuan kini telah disusun meja makan besar yang disiapkan. Rumah sederhana itu kini tampak sedikit meriah, apalagi di seluruh ruangan dan halaman belakang sudah dihiasi dengan berbagai macam bunga, meski didominasi dengan bunga kesukaan Esha.
Hingga matahari menggantung di garis bumi, Catherine dan anak-anaknya pun pamit untuk pulang ke rumah mereka sebentar, untuk bersiap-siap sebelum keluarga besar tiba. Begitu juga Esha yang terlihat sangat semangat, dia tak sabar untuk bertemu dengan seluruh keluarga Lorath.
Esha pun meninggalkan ruang tengah, dia naik menuju lantai dua, berniat untuk menemui Eiden yang sama sekali tak turun untuk membantu persiapan jamuan nanti malam. Saat melihat ke dalam kamarnya, Esha tak melihat keberadaan suaminya itu.
"Eiden kemana ya? Dia juga tak pergi ke luar, mobilnya masih ada" batinnya sembari melihat ke lorong yang sama dimana kamarnya berada. Di sana ada pintu, dimana di dalamnya merupakan ruang kerja Eiden.
Esha pun mendatangi pintu itu, dan mengetuknya beberapa kali, "Eiden, apa kau di dalam sana?"
Dari dalam, Eiden pun menjawab, "Ya, Sha."
Laki-laki itu pun membuka pintu dengan perlahan, dia mengintip, mendapati Eiden yang sibuk dengan kerjaannya.
"Masuklah" suruh Eiden.
"Kau sibuk?" Esha pun berjalan mendekati meja Eiden.
"Sudah selesai" Eiden menutup laptopnya dan menumpukkan kertas-kertas yang tadinya di pegang olehnya.
"Istirahat sebentar Eiden, lalu bersiap-siap, sebentar lagi malam" peringatannya.
"Kaulah yang seharusnya istirahat" Eiden menarik pinggang Esha sampai omega nya terduduk di pahanya.
"Aku tak lelah, aku hanya terlalu bersemangat. Aku tak sabar bertemu dengan seluruh keluargamu" ucapnya dengan melingkarkan tangannya pada leher Eiden.
"Hm" Eiden hanya mengangguk dan terus menatap ke arah mata Esha.
"S-sudah... Ayo bersiap-siap" karna malu terus diperhatikan, Esha pun bangun dan menarik tangan Eiden, mengajaknya untuk bersiap-siap sebelum malam hari tiba.
Di malam hari, tampak keadaan taman belakang begitu indah, diterangi dengan lampu-lampu taman berwarna jingga, semakin menambah kesan hangat di sana. Banyak makanan yang mulai di hidangkan, diletakkan dengan rapi di atas meja. Begitu pula dengan minuman dingin di dua buah mangkuk besar.
Eiden yang berdiri memperhatikan taman belakangnya itu tak mau banyak komentar, baginya jika jamuan itu terjadi, maka terjadilah. Dia ingin acara malam ini dengan cepat terlewati.
Lalu, dari belakangnya, ia mendengar suara klakson mobil. Segera Eiden berjalan ke halaman depan untuk menyambut kedatangan keluarga besarnya. Mereka datang dengan 3 mobil sekaligus. Satu per satu dari mereka keluar, turun dari mobil, mulai menghampiri Eiden.
"Sayang sekali kita tinggal jauh, sampai tak bisa hadir di pernikahanmu kemarin" ucap salah satu di antara mereka.
"Benar, tapi syukur kita bisa bertemu dengan pengantin baru. Kalau tidak, kapan kali bisa kembali ke Kanada?" Sahut yang lain.
"Aku tak sabar melihat pengantinnya. Seperti apa dia? Alpha? Beta?"
Eiden menghela nafasnya kasar, "Dia omega."
Lalu semua orang terkejut, "Heh... Jadi selama 20 tahun belakangan ini, seleramu adalah omega?"
"Aku tak menyangka, tapi itu bukan suatu masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Hearted Husband! (BXB)
Roman d'amourKarena perjodohan, membuat Esha harus menyetujui pernikahannya dengan Eiden, pria berhati beku yang selalu mencoba lebih dekat dan mengenal Esha. Akankah Esha berhasil membuat Eiden luluh? Bagaimana kisah rumah tangga tanpa didasari cinta mereka? WA...