Mobil hitam yang dikendarai Eiden dan Esha tiba di sebuah parkiran luas yang tak begitu ramai. Saat mereka keluar, Oliver, Fawn dan Jerrick yang sedari tadi menunggu di kursi taman pun langsung menghampiri mereka.
"Maaf, telah membuat kalian menunggu lama" ucap Esha, "Kami harus terjebak macet."
"Tidak apa, Esha" jawab Jerrick yang bergerak membantu Eiden untuk mengeluarkan tas berisi makanan didalam bagasi. Sementara menunggu, Fawn yang khawatir akan kondisi terakhir Esha pun memeluk laki-laki itu cukup erat. Dia mengeluh bagaimana toko tanpa bunga selagi Esha tak sehat, dan begitu saja buat laki-laki yang menyandang nama Lorath itu tertawa mendengar teori gila itu lagi.
Setelah semuanya selesai, mereka membawa tas itu bersama-sama dan berjalan masuk ke gerbang bukit. Di sana ramai dengan pengunjung lain yang mampir ke berbagai gerobak dan toko-toko kecil karena menjajakan makanan dan minuman segar.
"Mau mampir dulu?" Tanya Fawn yang menunjuk ke gerobak eskrim yang ramai dikerumuni dengan anak-anak kecil di sana.
"Boleh?" Esha menolehkan kepalanya melihat Eiden, pria itu pula tak bisa menolak keinginan Esha, yang memintanya dengan wajah seperti anak anjing kecil. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban, dan membiarkan Esha, Fawn serta Jerrick berlari kecil ke arah gerobak eskrim di depan sana, meninggalkan Eiden dan Oliver berdua.
Keduanya menghela nafas serentak, dan kaget bersamaan pula saat sadar akan hal itu.
"Ngomong-ngomong soal tadi, aku minta maaf, aku tak punya maksud aneh-aneh terhadap Esha. Jangan sampai ada kesalahpahaman di antara kita" gumam Oliver yang menoleh ke arah lain, ia masih tak bergerak dari tempatnya berdiri.
Begitu juga dengan Eiden yang enggan melangkah lebih dulu. Dia lebih memilih untuk menatapi omega nya di depan sana, tengah antri dari anak-anak kecil untuk mendapatkan eskrim, "Aku mengerti."
"Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan yang tak bisa ku ungkapkan selama ini, itu saja."
Eiden berdehem, "Hm, lalu untuk apa di ungkapkan sekarang?"
Akhirnya Oliver memalingkan wajahnya menatapi lawan bicaranya, "Maksud anda"
"Selama ini kau tak bisa mengungkapkan perasaanmu padanya, jadi untuk apa akhirnya kau ungkapkan sesuatu yang sudah tidak mungkin itu?"
"Hahah, anda ada benarnya juga. Untuk apa ya aku bicara seperti itu tadi? Aku juga tidak mengerti, diriku bergerak dengan sendirinya."
Pria bermarga Lorath itu kini melirik Oliver dengan sebelah mata, "Simpan saja perasaanmu itu."
"Anda takut aku merebut omega anda, ya?"
"Aku takut kau gagal."
"Heh, dasar!"
Perbincangan singkat itu berakhir, kedua alpha itu berjalan mendekati gerobak eskrim dan ikut mendengar apa yang sedang terjadi di sana. Bukan perkelahian anak-anak, tapi mereka sibuk menebak-nebak sesuatu.
"Bukan! Kakak ini baunya seperti kue red velvet!"
"Hah, mana bisa begitu?! Kakak ini baunya seperti kue tiramisu!"
"Tidak, tidak! Kalian salah! Kakak ini baunya seperti kukis mentega!"
Anak-anak yang mengerumuni gerobak eskrim itu ternyata sedang saling berargumen tentang aroma Esha yang menyerbak saat di terpa oleh angin. Mereka terus menghirup aroma yang berasal dari tubuh Esha dan menebak-nebaknya.
"Hei anak kecil, sudah sana makan eskrim kalian" tegur Jerrick dengan suara dibuat-buat serak agar terdengar menyeramkan. Anak-anak yang selesai membeli eskrim itu pun langsung pergi dari gerobak eskrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Hearted Husband! (BXB)
RomanceKarena perjodohan, membuat Esha harus menyetujui pernikahannya dengan Eiden, pria berhati beku yang selalu mencoba lebih dekat dan mengenal Esha. Akankah Esha berhasil membuat Eiden luluh? Bagaimana kisah rumah tangga tanpa didasari cinta mereka? WA...