CHAPTER 8

673 50 0
                                    

"Apa kau baik-baik saja, Esha? Haruskah ku antar kau pulang?"

Oliver tampak sangat khawatir melihat keadaan Esha, awalnya laki-laki itu beraktivitas seperti biasa, ia mengemasi buket-buket bunga dan menyusun etalase seperti yang biasa dilakukannya. Namun tiba-tiba dia mengeluh sakit kepala. Esha pun berbaring di sofa yang ada di ruang staff, dan lambat laun, tubuhnya menjadi panas. Hal itu lah yang membuat semua orang khawatir terhadapnya.

"Tak biasanya dia begini, Oliv...." Fawn mengganti kompres yang dilekatkan di kening laki-laki itu.

"Esha? Apa kau dengar aku? Ku antar pulang saja, ya?" Oliver kembali bertanya.

"Ah... T-tidak perlu, aku tidak sakit, aku hanya kurang sehat saja" tolak Esha yang bergerak tak nyaman.

"Apanya yang hanya kurang sehat? Sekujur tubuhmu panas begini" saat Oliver menyentuh lengan Esha untuk memaksanya bangun, seakan dia tersengat aliran listrik, Oliver kaget sampai menjauh dari Esha.

"Ada apa? Kenapa?!" Fawn semakin khawatir.

"Esha... Dia sedang... Heat...."

"Hah?! T-tapi tak biasanya? Bukankah dia akan heat akhir bulan?!" Fawn yang panik pun langsung kalang kabut untuk mencari pil suppresant di tas Esha. Namun, ia tak menemukannya, karena memang seharusnya Esha tak masuk hari heat nya sekarang.

"Aku akan telpon Tuan Lorath dan memberitahu hal ini padanya" Fawn pun mengambil handphone milik Esha dan mencari kontak Eiden di sana. Setelah didapatinya, segera Fawn mengatakan situasi genting yang saat ini terjadi.

"Bagaimana?" Tanya Oliver yang sedari tadi mondar mandir.

"Tuan Lorath akan segera datang" jawab Fawn.

Oliver berjongkok di depan Esha, dia mengusap kepala laki-laki yang sedang menutup mata sembari manahan reaksi heat nya sampai nafasnya tersenggat-senggat. Melihat Oliver yang menatap Esha penuh arti, dari jauh Fawn hanya bisa menghela nafas panjang sembari melipat kedua tangannya di dada. Dia menghampiri Oliver dan menepuk-nepuk bahu pria itu.

"Kalau suaminya melihatmu begini, dia bisa marah, loh."

"Jadi teringat pas pertama kali aku kerja di sini, hari itu tiba-tiba Esha juga heat. Kau tau Fawn, aku begituan panik, dan yang hanya bisa ku lakukan adalah menggenggam tangannya. Tapi sekarang, berpikir untuk menyentuhnya saja rasanya aku akan berbuat dosa" gumam Oliver yang akhirnya memilih untuk bangun, menjauh dari Esha.

"Yah, mau bagaimana pun, sekarang Esha sudah punya seseorang yang bisa membantunya kalau sedang heat. Jadi, lebih baik kita tak perlu terlalu khawatir, semua akan baik-baik saja" sahut Fawn yang menatapi Oliver, hatinya geli karena melihat bagaimana Oliver ingin berada di samping Esha sampai laki-laki itu lebih baikan.

"Sudah, kita biarkan Esha tidur sambil menunggu kedatangan suaminya. Ayo, bantu aku menyusun stok kopi!" Fawn menarik kerah baju Oliver untuk keluar dari ruang staff, dan segera menutup pintu.

Beberapa menit akhirnya Eiden tiba di toko. Dia terlihat khawatir, langsung melenggang masuk dan mencari mi istrinya itu. Awalnya ia hendak membawa Esha ke rumah sakit, namun Oliver menghalanginya. Dijelaskan bahwa kondisi heat bukan sesuatu yang bisa di sembuhkan di rumah sakit, sebab itu merupakan kondisi tubuh alami yang terjadi, dan mustahil untuk disembuhkan.

"Jadi, apa yang harus ku lakukan?" Tanya Eiden yang masih menggendong tubuh Esha.

"Masa kau tak tau apa yang seharusnya kau lakukan! Kau itu suaminya! Cepat bawa dia ke rumah!" Oliver mendorong tu Eiden hingga pria itu keluar dari toko. Semua orang yang ada di dalam toko maupun di trotoar kaget melihat mereka.

The Cold Hearted Husband! (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang