{awal pertemuan}

970 77 21
                                    

𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐚 ⭐⭐⭐
𝐅𝐨𝐥𝐨𝐰 𝐣𝐮𝐠𝐚𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝟐 𝐧𝐲𝐚❦



༶•┈┈⛧┈♛ 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙜𝙖 𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙠𝙞𝙥 ♛┈⛧┈┈•༶



👨‍💻ՏᗴᒪᗩᗰᗩT ᗰᗴᗰᗷᗩᑕᗩ 👩‍💻


---

Di sebuah jalan sepi yang panas, seorang anak kecil bernama Afan tampak sibuk mengumpulkan botol plastik. Pakaian lusuhnya penuh debu, dan tubuhnya yang mungil terlihat lelah. Namun, dia tetap berusaha menghibur dirinya sendiri.

"Ayok, semangat, Fan! Cari botol bekas biar dapat uang banyak. Nanti bisa beli makanan!" gumam Afan, mencoba menyemangati dirinya meskipun perutnya berbunyi kelaparan.


Di Tempat Lain...

"Permisi, Tuan," kata Damar, asisten pribadi Felix.

Felix yang sedang duduk santai di ruang kerjanya hanya menoleh sekilas. "Ada apa?"

"Tadi pihak sekolah Tuan Muda Kenzo menghubungi. Anda diminta datang ke sekolah," lapor Damar.

Felix menghela napas panjang. "Apa lagi yang dia lakukan kali ini?"

"Saya kurang tahu, Tuan. Tapi mereka meminta Anda segera ke sana."

"Siapkan mobil. Kita ke sana sekarang," perintah Felix dingin.


Di Sekolah Kenzo...

Setibanya di sekolah, perhatian para siswa langsung tertuju pada Felix. Paras tampannya membuat banyak siswi berbisik-bisik kagum.

"Ada sugar daddy!" seru seorang siswi.

"Om, nikahin aku dong!" canda yang lain.

Felix tetap berjalan tanpa menghiraukan komentar itu. Di sisi lain, beberapa teman Kenzo melihat kehadiran Felix.

"Kok daddy di sini sih ," bisik Rafa.

"Kenzo pasti bikin masalah lagi," ujar Sherly dengan nada kesal.

Felix langsung menuju ruang kepala sekolah. Teman-teman Kenzo yang penasaran mencoba menghampirinya, namun Felix dengan nada datar memperingatkan, "Masuk kelas. Kalau ketahuan bolos, kalian akan saya hukum."

"Iya, Daddy..." jawab mereka serempak, kemudian kembali ke kelas.


Pertemuan di Kantor Kepala Sekolah

"Kenzo, Daddy capek mengurus masalahmu," ucap Felix tegas setelah bertemu putranya.

"Aku tidak pernah minta Daddy ngurusin urusanku," jawab Kenzo dingin, lalu pergi begitu saja.

Felix menatap punggung putranya dengan perasaan campur aduk. "Apa didikan saya masih kurang keras?" gumamnya.

"Saya rasa Anda sudah cukup keras, Tuan. Tuan Muda Kenzo saja yang memang sulit diatur," jawab Damar.

Felix menghela napas. "Kita pulang."

Di tengah perjalanan pulang, Damar tiba-tiba menginjak rem mendadak.

"Nggittt!" suara ban yang menghentak aspal.

Felix menatap tajam. "Kenapa berhenti mendadak?"

"Maaf, Tuan. Saya cek dulu," jawab Damar seraya keluar dari mobil. Dia terkejut melihat seorang anak kecil terjatuh di pinggir jalan sambil menangis.

"Adek, kamu nggak apa-apa?" tanya Damar cemas.

Anak itu mengangkat wajahnya yang basah air mata. "Maaf, Om. Afan cuma mau ambil botol bekas. Jangan marah, ya?" ucapnya dengan suara sesenggukan.

Felix turun dari mobil, mendekati bocah itu dengan tatapan tajam. Tapi saat bertatapan langsung dengan Afan, hatinya luluh.

"Nama kamu siapa?" tanya Felix, suaranya kali ini lebih lembut.

"Afan, Om. Maaf ya, Afan nggak sengaja."

Felix berjongkok, menatap mata Afan dengan lembut. "Om nggak marah. Kenapa kamu di tengah jalan?"

"Afan cari botol bekas, Om. Buat dapat uang biar bisa makan."

Felix terdiam sesaat, hatinya terasa tersayat. "Orang tuamu ke mana?"

Afan menunduk. "Orang tua Afan udah nggak ada..."

Felix merasa hatinya hancur. Ia berpikir, entah mengapa ia ingin melindungi anak ini. "Afan, mau ikut Om?"

"Ikut ke mana?" tanya Afan bingung.

"Ke rumah Om. Nanti di sana banyak makanan."

"Makanan? Afan mau, Om! Afan lapar!" jawab Afan dengan girang.

Felix tersenyum tipis. "Ayo, naik ke mobil. Mulai sekarang, kamu ikut Om."

Afan mengangguk, senyum polosnya menghapus kesedihan sesaat. Tanpa sadar, Felix merasa menemukan sesuatu yang hilang dalam hidupnya.



𝐂𝐮𝐦𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞𝐞 𝐲𝐚𝐚 🌟🌟🌟
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐡𝐞𝐡𝐞𝐡

𝚃𝚊𝚢𝚙𝚘 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚊ஐ

Bayyy 👋😄

 baby afan 👦 (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang