Kedua pasang kaki itu menapak diam di depan mading sekolah. Hari ini mereka tidak terlambat, untunglah, jadi ada sedikit waktu membaca zodiak minggu ini.
Beberapa murid yang singgah di mading ini sebagian besar hanya membaca rubrik zodiak. Meski hanya sekadar ramalan belaka, tapi cukup menyenangkan dan menghibur.
Suara obrolan tumpang-tindih terdengar di sebelah Rheya.
“Tadi di ruang guru, aku lihat ada murid baru. Sayangnya, cewek.”
“Kelas berapa?”
“Kalau nggak kelas sepuluh, ya kelas sebelas. Kelas dua belas kan, mau ujian, kayaknya nggak mungkin, deh.”
Telinga Rheya mendengarkan percakapan itu begitu saja. Ia melirik dan melihat dua murid dari kelas X di sebelahnya. Yeah, selalu ada murid baru di tiap tahun, bahkan di tiap semester.
Suara Pak Emil melantun lantang melalui mic, memanggil murid-murid agar lekas ke lapangan dan menyiapkan barisan. Upacara bendera segera dimulai.
“Fa, ada murid baru. Sayangnya, cewek.” Tanpa sadar Rheya membeo ucapan adik kelas tersebut.
Mereka jalan beriringan menuju ke kelas.
“Kenapa kalau cowok?”
“Kalau ganteng kan, bisa buat obatnya Eri.”
“Dikata Eri sakit apa?”
“Sakit ati. Belum lagi dia curhat tengah malam. Nggak kubalas, WA-ku terus bunyi tang-tung tang-tung." Keluh Rheya yang tidak bisa tidur tadi malam.
"Notifnya kubikin silent, eh dia malah nelepon." Fara pun berkeluh yang sama.
"Ampun deh, kita diteror Eri."
Berjarak kurang dari tiga meter dari ruang guru, kaki mereka berhenti di tempat. Bu Misda, wali kelas mereka, keluar dari ruang guru, di belakangnya mengikuti seorang murid baru. Murid-murid yang berada di sekitar situ mulai berbisik-bisik membicarakan si murid baru.
Saling menoleh, Rheya dan Fara melempar tatap kaget, seakan saling memastikan bahwa yang mereka lihat tadi adalah orang yang mereka tahu.
“Mona?” Serempak mereka menyebutkan sebuah nama.
“Jangan bilang dia murid barunya?”
“Jangan bilang dia kelas sebelas?”
“Dia diantar sama Bu Misda. Kemungkinan besar masuk kelas kita. Aduuh, aku nggak mau hari-hariku tambah kacau.” Rheya mempercepat langkahnya untuk memastikan ke kelas mana murid baru itu masuk.
Telinga Rheya langsung gatal saat ada seorang murid dari kelas XI yang melintas di dekatnya sambil berkata, “Tuh murid baru mirip Brisia Jodie.”
Kakinya terpaku di tempat, termangu ia melihat Mona berhenti di luar kelas XI IPS 4. Mona lalu masuk ke kelas setelah mendapatkan aba-aba dari Bu Misda.
Fix. Mona murid baru di kelas mereka.
Fix. Badai kembali datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mate
ChickLit[End + Karyakarsa] ✅ Ini tentang Rheya dan bestmate-nya. Udah gitu aja. Nggak ada yang lain. Jadi, jangan terlalu banyak berharap. Ceritanya amat sangat ringan dan riang gembira. Nikmati aja ceritanya. Kalau nggak suka, skip aja kayak iklan di YouTu...