BAGIAN 8

39.3K 2.4K 64
                                    

HAPPY READING!

Jangan lupa vote dan komen!❤️‍🔥

Okey, selamat bertemu dengan Fourich!🚩

========

BITTERSWEET RUINS
[ Bagian 8 | Another Deal ]

PLAK!   

Kepala Luina tertoleh ke samping ketika tamparan keras mendarat ke pipinya.

Fourich yang berdiri berjajar di sisi lain, sedikit terkesiap melihat kedatangan seorang wanita yang langsung menampar Luina.

"Mau sampai kapan kamu mau buat malu keluarga Partha, ha?!"

Luina tak menjawab, dan memilih melihat ke arah lain. Berusaha tenang dengan menyebarkan pndangannya ke segala penjuru ruangan Ms.Renata.

Tetapi saat tatapannya tak sengaja beradu dengan Fourich, dia memalingkan mukanya lagi.

Sementara Fourich—mereka kompak terdiam bingung. Lantaran ini adalah kali pertama mereka melihat Luina tidak memberi perlawanan atau pembelaan atas luka yang gadis itu dapatkan.

"Untuk apa, sih, kamu nyuri uang sebanyak itu di sekolah?!" Sentak wanita itu. "Dan untuk apa juga—pihak sekolah manggil saya ke sini?! Bukannya kita sekarang udah masing-masing ya?!"

"Ibu." Ms.Renata sedikit melerai. "Ibu, maaf. Pihak sekolah memanggil Anda, karena kami menganggap Anda sebagai pengganti Pak Thomas, yang dimana adalah wali murid Luina. "

"Hah?" Amorana tertawa sumbang.

Wanita glamour berambut pendek itu, tampak mengejek perkataan Ms.Renata.

"Miss, for your information. Saya gak ada urusan lagi sama Luina sejak kakak saya di penjara. Dia ada di Partha karena kakak saya. So, karena kakak saya sekarang sedang tidak ada di Partha—maka dia, juga tidak lagi jadi bagian dari Partha," jelas Amorana sedikit membuat Ms.Renata terhenyak.

Meskipun dia juga kadang bersikap dingin dengan Luina, tetapi mendengar gadis itu didiskriminasi oleh keluarganya sendiri—sudah cukup membuatnya merasa prihatin.

"That's why, saya gak mau jadi wali murid pengganti buat dia," Amorana menunjuk Luina. "Jadi, jangan hubungi saya lagi atas apapun masalah yang berkaitan dengan anak ini. Dan—"

Amorana menekan meja dengan jari telunjuknya. "—berhenti mengirim semua tagihan sekolah dia ke email saya."

"Saya permisi." Pamitnya lalu berbalik badan.

"Tapi, Bu, ini—"

"Saya gak peduli. Mau Anda apakan juga saya gak peduli," ujar Amorana dengan tetap berjalan.

"Tapi, Bu—"

"Jangan kejar saya!"

Kepala Fourich serentak menoleh untuk melihat Amorana yang berjalan keluar dari ruangan sembari dikejar oleh Ms.Renata.

"Lo semua ngapain di sini?"

Kepala Fourich kompak bergerak kembali menoleh ke arah Luina.

"Bukannya rencana kalian udah berhasil? Ini kan yang lo semua mau? Terus ngapain masih di sini? Kenapa gak duduk manis aja di kursi kalian sambil nunggu pengumuman gue dikeluarin dari sekolah?" Luina berbicara dengan ekspresi datar, namun tajam. "Masih kepo sama urusan gue yang lain?"

Beberapa detik hanya diisi keheningan, sebelum Ardanthe terkekeh pelan.

"Well.. Kita di sini bukan karena kepo. Tapi karena kita mau ngasih penawaran buat lo—"

BITTERSWEET RUINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang