09. 'Asik juga' -♪

34 4 0
                                    

09. ('Asik juga' -♪)

Hallo semuaa, aku mintaa maaf yaa, aku lupa update, tapi setelah ini insyaallah aku agak rutin deh, soalnya ada stok beberapa part, hehe

Ramein yukk guyss

Kalian ada berita senang enggak hari ini atau kemarin"? Bagi" dong sama aku, ehehe

Oh yaa yang semangat sekolahnya ya. Biar bisa kepasar pake Pajero💐💐

HAPPY READING

Sinar mentari semakin naik. Banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalanan beraspal itu. Kini terlihat dua muda-mudi yang menggunakan seragam sekolah tengah berboncengan dengan sepeda onthel. Remaja cowok itu lah yang berada didepan sedangkan remaja cewek itu membonceng.

"Pelan-pelan jirr."

"Ini gue udah pelan cuk, Lo tu yang nggak mau pegangan."

Aza memutar bola matanya malas. Iya memang ini salahnya karena ia tidak berpegang pada Pramu, ia kini tengah merentangkan tangannya untuk menikmati suasana pagi yang masih segar itu. "Ya kan gue mau menikmati suasana pagi kayak di novel kemarin itu, bukan mau balap sepeda. Ayo dong Pram ahh."

"Ini mah Lo yang ke enakan. Gue yang capek bejir." Gerutu Pramu.

"Alah, gitu doang juga."

"Apa Lo bilang? Gitu doang? Oke Pramu pelan-pelan ya. Biar Lo bisa menikmati suasana pagi yang teramat sangat membagongkan ini."

"Eh eh nggak Pram enggak, nggak pa-pa nggak usah pelan-pelan. kita soalnya ngejar waktu juga."

"Nggak pa-pa kali Za, apa salahnya menyenangkan hati sahabat di pagi hari." Pramu terkekeh setelah membuat Aza panik.

Aza yang mendengar Pramu berucap seperti itu pun ia melotot, ia seperti dipermainkan. "Ngeselin memang ya Lo itu Pram!" Sentak Aza kesal sembari memukul bahu Pramu bertubi-tubi, namun sang empu yang dipukul itu tak merasakan sakit ia malah terkekeh pelan.

Hal itu membuat sepeda onthel yang mereka tumpangi oleng, untung saja Pramu berhasil membuat keseimbangan, sehingga mereka berdua tidak jatuh pada aspal. Lantas is menghentikan laju sepeda onthel itu. Ia menoleh kearah belakang mendapati Aza yang masih setia memeluknya dari belakang. Padahal, sepeda sudah berhenti sejak tadi.

"Nyaman banget Lo kayaknya meluk gue." Sinis Pramu. Tak lama Pramu tertawa melihat wajah merah padam Aza, sepertinya Aza kesal dengan ucapannya barusan.

"Nyaman pala Lo! Itu tadi gue reflek karena sepedanya oleng ya! Gak usah Geer." Sahut Aza cepat. Dengan cepat ia memalingkan wajahnya kesamping. Mengapa tiba-tiba jantungnya berdetak dua kali lebih cepat? Sungguh itu membuat tubuh Aza tak enak. Ia deg-degan. Ia mengatur nafasnya dengan susah payah. "Gu-gue jalan kaki aja deh."

Pramu mengernyitkan dahinya, bingung dengan sikap sahabatnya itu. "Ngapain turun anjir? Naik! Biar nanti enggak telat masuk sekolah. Mau Lo nanti dihukum Bu Nita?" Ucap Pramu mencekal tangan Aza yang hendak pergi. "Kalau gue sihh ogah yaa!" Lanjut Pramu.

Aza mendengus. "Ishh iyaa-iyaa, gausahh cerewet dehh." Ucap Aza yang hendak menaiki sepeda onthel itu lagi.

"Kalau gue enggak cerewet Lo ngga mau nurut!"

Pramu pun kembali mengayuh sepeda itu dengan sedikit cepat agar mereka tidak terlambat. Walaupun sekarang baru jam 06.45 tapi tetap saja mereka harus segera sampai di sekolahan.

"Pram lebih kenceng lagii ngayuhnya, asik jugaa. Ahh sahabat ku yang satu ini sangat bisa diandalkan."

Pramu memutar bola matanya malas. "Iyelah tu."

Ship OrigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang