chapter 9

1 0 0
                                    

Kini hari sudah sore, yang menunjukkan pukul 18:00, di rumah Zea kini mereka sedang makan bersama sesudah melaksanakan ibadah

"Zea, tadi itu ayah ke rumah tetangga sebelah te-" belum sempat melanjutkan ucapannya, tetapi Zea sudah memotong ucapan ayahnya

"HAHHH??? KENAPAAA AYAHHH KESANAAAA???" teriak Zea menggema membuat kedua orang tuanya terkejut

"hustt jangan teriak teriak" kata bunda Zea

"kenapa ayah ke sana?" tanya Zea memelankan nada bicaranya

"yakan tadi kamu yang nyuruh"

"kan Zea bercanda, ayahh" kesal Zea

"ya udah mau ayah lanjutin ga ni" tanya ayah Zea

"iyaa, apa"

"terus ayah tanya tuh ada apa, katanya gada apa apa terus mau nyoba ngobrol sama kamu" ucap ayah Zea

"kayanya dia suka sama kamu Ze" sambung bunda Zea

"apa sih, ga lah bun"
"ohiya nanti Zea izin mau ke taman depan ya, sama Aya" Zea mengganti topik pembicaraan

"ya sudah tapi jangan larut larut pulangnya" ucap ayah Zea yang hanya dibalas anggukan oleh Zea

Tepat pukul 19:10 Zea pun bergegas memakai hoodie, celana training dan sandal santai, ia sudah menghubungi sahabatnya, kata Aya, Aya Akan segera menyusul

Zea Sudah mendaratkan dirinya di kursi taman, terlihat sepi, Zea takut.

"Aya mana si elah mana segala off tai" Umpat Zea yang di dengar dirinya sendiri

Beberapa menit kemudian datang seorang laki laki dengan tinggi 178 cm, lelaki itu adalah Gibran

"Lah, kok lo yang kesini?" tanya Zea, Gibran berdiri tepat dihadapan Zea hanya berjarak beberapa meter saja

"gue disuruh Jema kesini, katanya mau kumpul" jawab Gibran memberi tahu
"tapi kenapa sepi gini" sambung Gibran karna hanya ada mereka berdua di taman itu

"pasti kita dikerjain" tebak Zea tepat sasaran
"dah lah males, mending pulang bobo manis" sambung Zea lalu berdiri mau pulang ke rumah tapi tangan kekar Gibran mencegahnya

"duduk dulu gue mau bicara" titahnya

"ga ada yang perlu dibicarain" ketus Zea

"nurut gue sekali aja bisa ga?" tanya Gibran dengan nada yang ga bisa Zea bantah, akhirnya Zea duduk kembali diikuti oleh Gibran

Kini Gibran berada di sampingnya, dan ia yang harus memulai pembicaraannya

"Lo ngehindarin gue?" Tanya Gibran memulai pembicaraan

"Lo ga ada topik lain apa? bahasnya itu mulu, kalo gitu mah gue mending maraton drakor sumpah Gib"Jawab Zea kesal

"Ze balik ke pertanyaan gue, tolong di jawab" Ucap Gibran sedikit penekanan

"Kalo iya kenapa?" Jawab Zea sarkas menatap Gibran

"Gue ada salah, Ze?" Tanya Gibran menatap Zea

"Namanya manusia pasti pernah salah"

"Zea, Gue disini cuma mau ngejelasin kalo foto yang lo temuin di tas gue itu emang cewe gue-" Ucap Gibran tetapi ucapannya di potong oleh Zea

"Yakan gue bilang juga apa kan emang cewe lo, yaudah si lo mau ngejelasin apa lagi emang?" Ujar Zea memotong ucapan Gibran, Gibran kesal.

"Udahlah Gib, Kita mending jajan aja ayo tuh di sana ada cuanki" Ucap Zea mengalihkan topik dan menunjuk gerobak cuanki

Gibran menatap Zea tajam

LOVE IN HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang