chapter 12

6 0 0
                                    

Dilain tempat, tepatnya di taman dekat komplek perumahan Zea & Gibran terlihat di sana banyak sekali teman teman Gibran termasuk Haga & Jefano

mereka masih sibuk mendekor taman
"ada yang bawa powerbank ga?" tanya Zea

"gue bawa Ze, mau?" tawar Haga

"boleh sini" jawab Zea lalu mengambil powerbank untuk mengisi daya hpnya, lalu ia menaruh hpnya di tas

"busett pak ketuu niat banget nih buat Jema" ucap Jefano

"jelas, dia tuh udah gue anggap kaya adek gue sendiri" jawab Gibran

"iyaa juga yaa, dia baik banget" celetuk Haga, pasalnya kalau mereka sedang kelaparan di markas sudah pasti Jema gofood in, setiap ada yang ngeluh tidak punya uang, pasti Jema akan pinjamin sebanyak apapun nominalnya, ia hanya kurang beruntung di keluarga

Gibran mengangguk
"bener, maka dari itu gue siapin ini" ucap Gibran

banyak yang mendengar percakapan mereka, begitu juga Zea
'apa Jema sebaik itu?' tanya Zea dalam hati

"PAKK KETUU, INI KOK GA ADA CEWE LEWAT SATU PUN" teriak satu anak buahnya

"iyaaa pak ketu, kita udah berharap padahal" timpal yang lain

"taman ini udah gue boking" jawab Gibran santai

seketika semua temannya juga Zea pun terkejut buka maen
"HAHHHHHHHHHH" kaget mereka semua secara bersamaan

"anjirr lo seriusss?" tanya Zea menatap tak percaya

"lo kira gue boong?" tanya balik Gibran

"ANJOYYY PAK KETUU, SERIUSS?" Haga masih tak percaya

"segitu ga percaya kalian semua sama gue?" ucap Gibran dengan kesal karna temannya tak ada yang percaya
"gue ga se boke itu" sambung Gibran

"KERENNN PAK KETUUU KITAA" seru teman Gibran

"HIDUPPP GIBRAN" kini Haga yang berteriak

"HIDUPPPPP" kompak mereka semua, tak terkecuali Zea

"GILAK PAK KETU KITA ANJAI, APALAGI KALO DIA YANG MAU NEMBAK NENG ZEA, PASTI LEBIH EFFORTS" teriak Jefano

"betulll ituuu"

"paan sih" ketus Gibran

"gue juga ga mau kali di tembak sama lo" ucap Zea tak kalah ketus

"siapa juga yang mau nembak lo"

"udah udah, ini lanjutin dulu kalo kalian ribut kapan selesainya" ucap Haga melerai dua sejoli itu

"Aya pasti seneng banget" ucap Zea yang masih bisa di dengar oleh Gibran

"gue harap begitu"
"Jema jugaa harus seneng" kata Gibran mendapat anggukan dari Zea

***

Aya Mulai membuka mata sayunya, ia menyesuaikan cahaya remang remang yang memasuki bola matanya.

Aya sudah sadar, Aya kaget karena ada lelaki di sampingnya yang memejamkan matanya yang tak lain adalah Jema.

"Kak jema nolongin aku?" Gumam Aya yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri

Jema mulai membuka matanya perlahan, Ia bersyukur sekali Aya tidak kenapa kenapa, Jema mengenjapkan matanya beberapa kali agar ia tersadar dari tidurnya

"Aya lo gapapa kan?" Tanya Jema panik

Aya menatap jema datar dan ia hanya mengangguk

LOVE IN HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang