BAB 2 : His Girlfriend

233 28 76
                                    

[S W E E T H U R T]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[S W E E T H U R T]
.
.
.

"Oh, God!"

"Ahh, fuck!"

Gun  mengerang kecil karena kepalanya terasa sangat sakit. Gun kena tatap boxer hitam milik nya yang masih tergeletak di atas lantai sejak terbangun tadi. Gun berusaha mengingat kejadian tadi malam namun kepalanya terasa sangat berputar-putar.

Setelah nyawanya kembali pulih, dia langsung bergegas mandi setelah itu pergi menuju ruang kerja nya yang biasa disebut studio, sebuah tempat dimana segala mahakarya yang akan dipamerkan kepada publik itu tercipta dan terlahir dari ruangan ini.

Ponselnya bergetar tiga kali, bibir Gun melengkung masam,  matanya memandangi sederet pesan yang menurutnya tak penting.

...

Fuck You 👊

Fuck You 👊
Sudah bangun?

Fuck You 👊
Segera bergegas aku
Ingin menemuimu

Fuck You
Jangan lupa sarapan

...

Terserah apapun itu, terserah.

Sesuatu yang seharusnya tidak Gun pikirkan adalah—mantan kekasihnya. Karena, Gun telah melupakan masa lalu, sejak lama. Namun, Gun tidak bisa menahan diri untuk tidak memaki.

"Fuck, why must it be you?"

Seluruh situasi ini—si pecinta langit Italia yang terbuka, dikelilingi kerumunan wisatawan yang memenuhi Palacio Colonna, sosok itu kembali mengambil usik. Nyalang kehidupannya tampak terlalu dibuat-buat.

"Why must it be you," desahnya sekali lagi.

Langkah pun melanjutkan memasuki studionya. Pemandangan yang dilihatnya pertama kali saat membuka pintu studio adalah keadaan ruangan yang sangat bersih. Benar-benar kinclong bahkan tidak ada sampah apapun yang berserakan. Padahal seingat Gun, semalam dia banyak merokok dan meminum beberapa botol wine.

"Off Jumpol," katanya pelan.

Ya, Gun tau dalang yang membersihkan studionya adalah, Off Jumpol.

Gun merebahkan diri pada sofa, mengapit sebatang rokok diantara sela jari-jarinya. Asap tipis dari rokok pun mengambang di udara. Kali ini ponselnya menimbulkan notifikasi, bukan pesan melainkan sambungan panggilan suara—tapi Gun tetap tidak terpengaruh.

Namun, di detik berikutnya, udara disekelilingnya seolah berubah. Figur tegap mengenakan jas yang sesuai dengan gayanya yang elegan, menatapnya penuh angkara.

"Tolol atau apa? Aku tidak suka kau menghisap tembakau, Gun Atthaphan."

"Trus? Aku harus menghisap apa?" Gun mengerang dengan mengeluarkan asap dari hidung serta mulutnya. "Menghisap penismu, Off?"

✔ [8] Sweet Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang