Gita-Veranda

908 94 19
                                    

Gita melempar tasnya ke atas kasur lalu berjalan menuju kamar mandi,rasanya lelah sekali hari ini,bahkan kepalanya saja sudah hampir meledak gara gara revisian.

15 menit berlalu,akhirnya Gita keluar dari kamar mandi,ia juga mengemasi barang-barangnya yang ia lempar sembarangan tadi.

Setelah di rasa semuanya selesai,ia kemudian mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.

Tok tok tok

Saat Gita sedang asyik mengeringkan rambutnya,tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya,yang membuat Gita harus menunda dulu kegiatannya itu,lalu berjalan membukakan pintu.

Ceklek

"Eh bi rini,kenapa bi?"tanya Gita pada art yang kini berdiri di depan pintu kamarnya.

"Maaf ya non sebelumnya ganggu waktu non,bapak manggil non di bawah"ucap sang bibi.

Gita menganggukkan sedikit kepalanya mengerti"yaudah Bi,bilang sama papi Gita keringin rambut dulu bentar"ucap Gita.

"Yaudah non,kalau gitu bibi ke bawah dulu ya, sekalian bibi izin pamit pulang"ucap bi rini.

"Iya bi makasih ya"ucap Gita dan Bi Rini pun mengangguk lalu pergi dari sana.

**

10 menit berlalu,akhirnya Gita turun ke bawah dengan setelan casualnya,ia tersenyum melihat sang ayah yang sedang duduk di sofa menunggunya.

Tapi,detik berikutnya,ia mengerutkan keningnya,tak mengenal seorang wanita yang kini tengah berbincang dengan ayahnya.

"Pi"Panggil Gita.

Ayahnya dan wanita itu pun langsung menoleh ke arah Gita saat mendengar Gita memanggil ayahnya.

"Iya sayang,duduk dulu sini,ada yang mau papi bicarain"ucap ayahnya diselingi dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Gita terdiam saat melihat siapa wanita yang kini berada di depannya, pandangannya tiba tiba berubah menjadi datar,lalu ia pun berjalan ke arah sofa lalu duduk di sana.

"Kenalin ini Veranda"Ucap sang ayah masih dengan senyumnya.

"Calon istri papi"ucap ayahnya dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Gita menghela nafasnya,sedangkan Veranda sudah menggigit bibir bawahnya mencoba menahan air mata yang akan keluar dari kelopak mata indahnya.

"Gita"ucap Gita dengan senyumnya sambil mengulurkan tangannya.

Veranda awalnya nampak kaget dengan reaksi Gita,tapi ia tatap berusaha tersenyum lalu menggapai uluran tangan itu"Veranda"ucapnya.

"Jadi gimana,kamu restuin papi ga sayang?"tanya Jinan sang papi.

Gita awalnya hanya diam,lalu
tak lama,Gita kemudian kembali tersenyum"Gita restuin papi,papi juga berhak bahagia"ucap Gita, yang membuat jinan merasa sangat senang,sedangkan Veranda hanya melototkan matanya tak percaya.

Gita hanya tinggal bersama ayahnya saja,karena sang ibu sudah meninggal sejak melahirkan Gita,dan karena itu juga Gita kasihan melihat papinya tidak ada yang mengurusi,bukan karena apa,tapi jika memiliki seorang istri,tentunya papinya akan merasa lebih di hargai.
,ya walaupun sebenarnya calon istri papinya ini sangat di luar dugaannya.

"Yaudah,papi cuman mau bicarain ini aja kan?,kalo gitu Gita mau izin keluar ya pi,ga lama,cuman reunian sama temen SMA aja?"lanjutnya.

"Eh bentar dulu Git,temenin calon mami baru kamu ini dulu ya,papi mau keluar sebentar,sebentarrrr aja ga lama,soalnya ada yang ketinggalan di kantor"ucap sang papi yang membuat Gita membelalakkan matanya.

One Shoot Gita Sekar🔥 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang